Menghentikan Perjodohan

43 7 0
                                    

"Sesuatu yang tidak disukai memang terasa menyebalkan, apalagi kita tidak diperbolehkan untuk menolaknya."

@Listya12

***

"Kak! Dengarkan aku dulu!” Fatimah mulai tidak bisa mengontrol emosinya. Mereka sama-sama menangis sekarang, dan mencoba untuk mendinginkan kepala. Di rumah hanya ada mereka dan Hilma yang sudah tertidur pulas. Tante sedang pergi ke luar kota bersama om, dan Halimah sudah menetap di rumah suaminya.

“Demi Allah ... aku tidak akan menikah dengan Yusuf, Kak. Aku hanya ingin melihat Kakak bahagia bersama Yusuf, dan menikah dengannya. Tapi ini ada masalah lain yang sulit untuk aku jelaskan,” terangnya dengan beruraian air mata.

Dengan nafas panjang, dia menjelaskan bagaimana kronologisnya, kemudian menggenggam tangan kakaknya dan berkata, “Aku sayang sama Kakak. Apapun akan aku lakukan demi Kakak. Prioritas hidup Fatimah hanya Kakak, mengertilah dan jangan salah paham. Bahkan hidup ini akan aku korbankan demi Kakak ....” Fatimah menangis sesegukan dan mencium tangan kakaknya yang berdarah.

Kakak mau bukti?” Fatimah melepaskan tangan kakaknya dan beralih mengambil pecahan gelas tersebut. Dia mendekatkan pecahan gelas itu ke urat nadi di tangan kirinya.

Jangan bodoh, Fat!” Aisyah menepis pecahan gelas tersebut dan mengenai tangan yang satunya, lengkap sudah perih di tangan kanan-kirinya, namun tak ada apa-apanya jika sesuatu terjadi pada adiknya. Dengan tangan berdarah itu, dia menangkup wajah adiknya, dan darah mulai mengenai wajah yang penuh air mata itu.

Apakah dengan melakukan hal konyol seperti itu membuat Kakak bahagia, hemm?” Aisyah menghapus sungai yang mengalir deras di belahan pipi adiknya, kemudian melanjutkan ucapannya, “Kakak hanya butuh waktu untuk menepis perasaan ini pada Yusuf, dan bantu Kakak melakukan hal itu, ya? Apapun akan Kakak lakukan demi kebahagiaanmu, Fat. Tapi jangan melakukan hal yang bisa membahayakan dirimu seperti tadi.”

Aku (Bukan) Aisyah [END✔️]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz