14.Si biang kerok menang

Mulai dari awal
                                    

Xabiru mengangguk samar, mata nya terpejam beberapa saat merasakan sakit yang hingga detik ini masih belum sembuh.

********

"RA-RA BIRU RIBUT SAMA PAK CHANDRA!" teriak salah satu siswa yang misuh-misuh datang ke kelas Rai.

Hafalan beragam jenis geometris di kepala Rai langsung buyar total, ia berlari keluar menemui Xabiru yang sudah dikerumuni satu sekolah tepat di tengah lapangan.

"TURUN LO! JANGAN BERANI NYA CUMA NGOMONG DI BELAKANG DOANG!" seruan penuh ancaman dari Xabiru yang wajah nya sudah merah lantaran kesal.

"RU UDAH RU!" rerai Zergan yang menahan tubuh Xabiru dari sebelah kiri. "Kasian pak Chandra udah ketar-ketir di atas."

Calvin yang menahan dari sebelah kanan mengangguk sambil mulut nya ber-suhah kepedasan, bayang kan Calvin tengah menikmati mie level pedas yang masih panas langsung berlari kesini tanpa sempat minum. "Hah-he-hah anjing udah napa ru, mau minum gue!"

"SURUH SIAPA NAHAN? LEPAS!" sentak Xabiru, ngamuk.

"KITA LEPAS BESOK SEMUA ANAK NGELAYAT PAK CHANDRA, GILA AJA LO?!" balas Zergan.

Pak Chandara yang naik ke atas tiang bendera melirik sekilas ke bawah takut-takut. Tubuh nya bergetar hebat, masa bodo harga diri nya hilang untuk saat ini nyawa nomer satu.

"PENNGECUT, TURUN LO! GA TURUN GUE NAIK KE ATAS!" ancam Xabiru lalu menepis kasar kedua teman nya yang menahan. Calvin limbung ke belekang, Zergan berdecak.

"BIRU WOI!" teriak Zergan tepat di arah telinga Xabiru. "ASTAGUFIRULLAH, KELUAR LO SETAN DARI GUNUNG MANA!"

"ENAK AJA!" ketus Xabiru lalu kedua tangan nya menggoyang-goyang kan tiang dengan kuat hingga tiang yang tertanam kokoh di dalam itu mulai hilang keseimbangan.

Xabiru jika sudah kalap jiwa nya seperti dirasuki ribuan ekor singa, tenaga nya jadi amat super kuat, ditambah dengan teriakan bariton nya yang bisa menggema ke langit-langit.

Lapangan semakin ramai. Para guru tidak ada yang mau ikut campur, takut kena imbas nya, mereka tahu sendiri Xabiru siapa.

"BAJINGAN!" umpat Xabiru dengan nafas yang masih menderu kencang, ia dengan watados nya mencopot sepatu Calvin lalu dilemparkan ke atas.

"RU HAH-HAH-HEUU BANGKE SEPATU GUE DIH?!" kesal Calvin bersungut-sungut, masih sibuk dengan rasa pedas nya. Sepatu Xabiru entah mendarat dimana, ia tadi kejar-kejaran dengan pak Chandra dari lantai tiga, apapun yang ada di dekat nya Xabiru lemparkan untuk menghentikan lari Pak Chandra dan segera kembali meninju nya.

Bahkan pas bunga, tempat sampah, rak sepatu dan lain sebagai nya pun jadi korban. Berakhir dengan lorong sekolah Atalas berantakan, kacau balau.

Sebelum menghampiri Xabiru Rai membuang nafas panjang perlahan, menerobos kerumunan itu dan menatap tajam mata Xabiru. "Biru udah!" perintah Rai dengan suara sarkastik hingga Xabiru menoleh dan terkesiap.

"NAH, PAWANG NYA DATANG!" kata Zergan lega begitu pula anak yang lain. Jika tidak satu sekolah benar-benar bisa hancur oleh emosi nya.

"Ra?" rahang dan urat-urat yang bermunculan di tubuh Xabiru mulai seperti biasa lagi. Tanpa harus butuh mengeluarkan tenaga banyak Xabiru menerima tarikan Rai menuju UKS, meninggalkan tempat keributan.

Semua anak ber-yah kecewa, karena jujur saja mereka seru menonton. Dasar.

Kini di UKS hanya ada mereka berdua.

"Ya---tapi nggak bisa dong Ra, Pak Chandra jelek-jelekin lo di belakang, nilai anak nya turun drastis dan dia malah nyalahin ke lo! bilang yang nggak-nggak kalau keberhasilan yang lo raih itu bukan murni hasil usaha lo sendiri tapi nyogok ditambah gantel sama gue? gila aja! menurut dia gue yang minta buat bikin nilai lo gede-gede ke bokap pake duit? kan engga Ra!" jelas Xabiru ngotot.

XABIRU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang