08

820 106 1
                                    

Pagi itu, badanku terasa lebih ringan daripada semalam. Bahkan kepalaku tidak terasa sakit lagi. Hanya saja ... leherku sedikit sakit.

"Kamu sudah bangun?"

...

Tunggu, siapa yang bicara barusan?

Aku menoleh ke kanan, di mana suara berasal. Dan alangkah terkejutnya diriku saat mendapati Grand Duke menatapku lamat-lamat.

"AKH--"

Bruk!

Karena salah bertumpu, tubuhku terjungkal ke belakang. Tanpa keajaiban apapun, aku tergeletak di atas lantai dengan posisi tak elegan sama sekali.

"Kenapa terkejut seperti itu?" tanya Grand Duke yang memandangiku dari atas. Tak ada niatan membantu sama sekali darinya.

Aku masih diam di atas lantai. Pikiranku mendadak kosong sekarang.

Karena aku yang hanya diam dan tak merespon, Grand Duke segera turun dari kasur dan menghampiriku. Ia mengangkat tubuhku dan meletakkanku di atas kasur lagi.

"Apa kamu mencederai kepalamu kali ini?"

"Huh?"

Grand Duke menepuk pelan kepalaku dan segera berdiri. Buru-buru ia mengganti pakaiannya. Sedangkan aku ditinggal dalam kebingungan.

"Kamu bisa beristirahat, aku perlu pergi ke istana hari ini."

"Kalau ingin makan tinggal panggil pelayan."

"Aku akan meninggalkan Charles dan Glen untuk menjagamu."

"Aku akan pulang larut, jadi makan malamlah duluan."

"Kalau kamu ingin apa-apa tinggal bilang pada Charles atau Glen."

... ternyata ayahku orangnya cukup cerewet?

Ting!

[Dewa Kaerus: Jiwa Muda, aku sarankan kau ikut dengan ayahmu ke istana hari ini.]

Aku melirik sekilas papan pesan itu dan mengembuskan napas panjang. Ada yang sedikit ganjal. Tumbenan Dewa Kaerus tidak memakai emoticon menyebalkan seperti biasanya.

Kenapa harus aku? Aku masih sakit.

[Dewa Kaerus: Kau sudah sembuh total, Jiwa Muda. Kau tak bisa membohongiku.]

Ah ... aku kadang lupa jika dia juga seorang dewa karena kelihatan seperti pengangguran saja. Maafkan aku.

Lagipula apa keuntungan yang aku dapat? Aku bisa makan banyak jika di rumah.

[Dewa Kaerus: Ada hal penting yang harus kau lakukan di istana, Jiwa Muda. Apa kau tak ingin melakukannya?]

Apa itu sangat penting?

[Dewa Kaerus: Tentu. Demi kedamaian hidupmu, Jiwa Muda. Bukankah kau bilang ingin hidup lama?]

Lagi, aku merasa ada yang janggal. Apa maksudnya itu? Apa dia akan memberikanku sesuatu yang bisa membuat kedamaian dunia? Terdengar seperti omong kosong.

Tapi ... dia seorang dewa. Tak mungkin berbohong, kan?

[Dewa Kaerus: Aku tidak bisa memberitahunya sekarang, tapi jika kau sampai di istana, aku akan mengungkapkannya, Jiwa Muda.]

Fragile FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang