[6] Tak ingin?

60 31 41
                                    

"Berhenti pak" Zahra segera turun dari taksi itu, tak lupa ia membayarnya terlebih dahulu. Zahra berjalan masuk kedalam rumah Jessica, dengan perasaan kesal. Otaknya belum bisa bekerja dengan baik, memikirkan apa maksud mereka sampai ingin menjodohkan nya dengan musuh bebuyutannya sendiri.

Tok.. Tok.. Tok..

Zahra mengetuk pintu rumah jessica lumayan keras tapi sama saja belum ada jawaban. Ini lah yang membuat Zahra malas datang ke rumah sahabat nya itu, ia hanya akan menghabiskan waktunya berdiri di depan pintu, menunggu siapapun yang akan datang untuk membukanya. Bukan apanya, jessica sama sekali tidak akan bergerak dari tempat nya, meskipun telinganya mendegar ketukan atau suara bell yang berasal dari pintu masuk kedalam rumah nya. Ia akan menghiraukan nya dan akan tetap fokus melakukan apa yang sedang ia lakukan.

Zahra berdecak kesal saat sahabat nya tak kunjung membuka kan pintu untuk nya. Coba saja kalau kedua orang tua jessica ada di rumah itu, pasti ia tidak akan berdiri terlalu lama di depan pintu seperti orang bodoh. Kedua orang tua jessica memang jarang berada di rumah mereka, karena terlalu sibuk bekerja, hingga ia bolak-balik keluar negeri.

"Ck! Tu anak pasti lagi molor" Zahra mengeluarkan handphone bermerek nya di dalam tas nya, kemudian segera mencari nama jessica, ia segera menekan tombol panggil untuk segera mengubungi sahabat nya itu. Zahra benar-benar butuh teman curhat sekarang ini, dan hanya jessica satu-satunya orang yang begitu tepat.

"Bukain pintu nya gak anjir! Gue ada di depan!"

"Ohhh itu elu, hehehe maaf sayang gue gak tau soalnya"

"Gimana lo mau tau, kalau lo nya aja masih betah di kasur lo itu! Bukannya bukain pintu juga. "

"Ya maap, gak usah marah-marah gitu bisa? Udah datang ke rumah gue juga, beban lu"

"Berani lo ngatain gue kayak gitu? Mau gue colok mata lo? Udah ah, cepetan bukain pintunya. Gue udah kayak orang dongo berdiri di sini"

"Hehe oke-oke"

Tutt!!

Zahra mematikan sambungan telepon itu sepihak, ia segera berjalan ke arah kursi yang tersedia di teras rumah itu, menunggu jessica untuk segera membukakan nya pintu.

Cekltek..

"Ngapain lo ke sini? Tumbenan" Ucapan jessica setelah ia sudah membuka pintu itu.

Zahra berdiri dari duduk nya, melangkah masuk kedalam rumah jessica tanpa berniat membalas ucapan jessica barusan.

Jessica berdecak kesal, karena Zahra tidak menjawab pertanyaan nya, ia hanya masuk kedalam rumah nya, tanpa seisinya. Jessica berjalan masuk, menyusul Zahra yang sudah berjalan naik ke atas kamar nya.

"Dih! Tu bocah main nyelonong masuk aja"

***
"Jadi? Tumbenan gitu lo datang ke rumah gue, tanpa gue suruh? Biasalah lo gak mau tu, tapi sekarang? Ada apa ini?"

Terdengar hembusan napas berat dari Zahra. "Gue mau ngomong sesuatu sama lo. Dan gue juga mau nginap di sini semalam doang"

"Kenapa? Ada masalah apa lagi sama lo? Lo di usir sama nyokap lo? Atau bagaimana?" Tanya jessica panjang lebar. Bukan apanya, Zahra sedang tidak seperti biasanya, anak itu bahkan ingin menginap di rumah nya? Padahal selama ini Zahra paling tidak suka menginap di rumah jessica, katanya sih ia hanya akan terkena sial jika harus menginap di sana.Entah apa kesialan yang di maksud sahabat nya itu, padahal jessica selalu memperlakukan Zahra dengan baik jika anak itu datang berkunjung ke rumah nya. Lantas kenapa ia malah mengatakan jika ia hanya akan terkena sial?

"Nanya nya bisa satu-satu gak? Yang pasti, gue gak di usri sama nyokap gue. Tapi gue sendiri yang mau ke mari." Jelas Zahra malas, ia kemudian berdiri dari duduknya berjalan melangkah ke arah balkon kamar jessica.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALEXZAR (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang