Rendezvous - Tulip Putih dan Tentang Maaf

609 65 9
                                    

Siang itu hari cukup cerah, awan putih berarak seiring angin yang berhembus sepoi-sepoi, tidak panas, juga tidak basah.

June, Andira dan Bobby tiba di suatu pemakaman cukup elite dan terkenal di tanah air.
Gerbang besar berwarna hitam dan pepohonan rimbun menyambut mereka yang siang ini mengenakan pakaian cukup formal.
Ini merupakan pertemuan pertama kali antara Bobby dan kedua orang tua June.
Jadi, ia ingin memberikan kesan pertama yang baik dihadapan mendiang kedua mertuanya.

Namun yang lebih menarik perhatiannya adalah, raut wajah June yang sendu.
Bukan sedih, lebih tepatnya, mengenang.

Menurut Andira, kedua orang tuanya merupakan hal paling penting di dalam kehidupan June.

Untuk banyak orang, arti keluarga tentu akan seperti itu, namun ini terasa berbeda kalau dibandingkan dengan kakak kandungnya itu.

"Kalau waktu itu Bang June bisa menukar nyawanya dengan Bunda waktu ngelahirin gue," Andira meneguk ludahnya kala itu, ketika Bobby bertanya banyak hal tentang June yang belum banyak diketahui olehnya, "mungkin Bang June enggak akan berpikir dua kali lagi," setidaknya begitu lah yang Andira dengar dari mulut Ayah mereka ketika menceritakan bagaimana cintanya sang Ibunda terhadap kedua jagoannya, walau tidak sempat merawat Andira.

Mereka memutuskan berjalan kaki saja menuju pusara yang mereka tuju.
Cuaca juga sedang baik, jadi tak ada salahnya mereka lebih menikmati waktu yang jarang bisa mereka dapatkan seperti sekarang.

June berjalan pelan di depan Bobby.
Sedangkan Andira sudah jauh lebih dulu dari pada keduanya.
Membuat Bobby yang siang ini mengenakan jas berwarna krem itu lebih leluasa memandangi gerak-gerik suaminya yang tengah mengenggam sebuah buket bunga tulip berwarna putih pada sebelah tangannya dari belakang.
Kemudian, Bobby memilih menyejajarkan langkahnya dan menggenggam lembut sebelah tangan lagi milik June yang kosong.

Kemudian, Bobby memilih menyejajarkan langkahnya dan menggenggam lembut sebelah tangan lagi milik June yang kosong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tulip putih?"

June mengangguk, "Bunda suka banget sama tulip putih. Beliau bilang tulip putih memiliki simbol ketulusan cinta yang mendalam dan suci," jawabnya sambil tersenyum, "waktu harus bolak balik Rumah Sakit karena Ayah yang sakit pun, Ayah selalu minta dibawakan tulip putih begini."

Lalu June meneruskan kalimatnya lagi ketika dilihatnya raut wajah Bobby yang tidak mengerti, "kata Ayah biar kayak ditemenin terus sama Bunda."

Bobby bergerak mendekat, agar tubuh mereka yang sedang menyusuri taman bunga pemakaman itu lebih menempel dari sebelumnya. Dengan bahu yang sudah tak berjarak Bobby berkata lagi, "lo enggak pernah cerita begini ke gue."

"Karena lo enggak pernah tanya, Bob... Ditambah lagi kita sama-sama sibuk, dan," June mengernyitkan dahinya ketika matahari sedikit menyakiti kedua matanya dengan sinar cahayanya yang putih menyilaukan, "dan gue lebih memilih enggak mengganggu lo dengan segala sikap gue yang kekanak-kanakan, walau terkadang gue pengen mendistraksi perhatian lo yang dulu cuma ada gue disitu."

R e n d e z v o u s . 2 - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Where stories live. Discover now