Rendezvous - Dear Bobby

670 57 2
                                    

"Kapan pulang?" 

Dua kata di atas belakangan ini suka sekali Bobby lontarkan terhadap suaminya yang tak kunjung pulang.
Bukan. Sebenarnya, ini baru berselang 2 hari saja dari keputusannya untuk pulang kemarin setelah menyempatkan dirinya menyambangi June yang sedang hectic di dalam jadwal photoshoot-nya bersama dengan Arera Abigail.

Bukan tanpa alasan.
Disamping ia hampir tidak bisa mengatasi rindunya yang kian membuncah, sejujurnya ia tidak menginginkan Arera Abigail bertindak seperti kemarin lagi.
Tadinya, ia malah ingin bertemu dengan mantan istrinya itu, berbicara eye to eye, menjelaskan yang bahkan sebenarnya bukan lagi menjadi hak Abigail untuk mengetahui semuanya perihal kehidupannya kini mengingat mereka tidak lagi terikat di dalam mahligai pernikahan, namun rasanya bukan hal yang patut ia lakukan juga mengingat keberadaan June disitu.

Kekasihnya pasti akan kembali cemburu.

Menggemaskan tentu saja. Namun, ia tidak ingin waktu bermanja-manjanya kemudian dipangkas habis-habisan mengingat June adalah tipe manusia paling dingin sejagat raya.

Bahkan untuk dirinya yang notabene merupakan pasangan hidup laki-laki itu.

Jelas sekali bahwa itu tidak akan menjadi salah satu keinginannya, tentu.

Tapi, mungkin nanti ia akan memiliki kesempatan itu.
 Agar wanita itu tidak lagi menjadi momok kedepannya.

'Lusa, Bob, kenapa?'

"Gue kangen, cepet pulang," rajuk Bobby dengan intonasi yang ia buat sedemikian rupa.

Terdengar suara tawa June yang sangat mampu membangkitkan semangatnya yang agak turun beberapa hari ini mengingat begitu banyaknya yang harus ia urus mengenai usaha kecilnya, "jangan ketawa, Juan..."

'I'm not, Bob.'

Namun tak pelak Bobby juga tertawa, kemudian menyadari ia memang seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

"Cepat pulang, Dear, i missed you..."




*

*

*




Seperti yang dijanjikannya terhadap Bobby, tepat 2 hari kemudian June beserta crew kembali menjejakkan kakinya di Jakarta yang terlihat tidak akan pernah lengang. Tidak langsung pulang, ia menyempatkan dirinya sebentar ke kantor, sekedar bertemu muka dengan atasannya, Karin, juga melaporkan beberapa hal yang dianggapnya penting.

"Ada kontrak lagi dengan Royesh Avin," jelas Karin setelah mereka membicarakan tentang pemotretan Abigail kemarin, June memberitahukan beberapa kendala yang ia jumpai, lalu berlanjut dengan rencana kerja yang tengah disusun Karin, "Aku belum bilang ini ke Lea, sih, jadi dia belum bikin jadwalnya, nanti aku aja yang kasih tau."

"Royesh Avin, mbak? Yang designer kebaya itu?"

Karin mengangguk mantap, ini kerja sama designer terkenal tersebut dengan perusahaan mereka yang ke sekian, namun untuk June ini merupakan kali pertama, "kamu akan kembali bertemu dengan para gadis model yang cerewet," seloroh Karin yang hanya dibalas dengan tatapan membunuh June. Karin tahu sekali kelemahan June kalau bersangkutan dengan para model yang dianggapnya merepotkan. Entah terlambat datang saat pemotretan, atau pasti ada saja yang akan berusaha mendekatinya, dan bahkan terang-terangan mengajaknya untuk tidur bersama.

R e n d e z v o u s . 2 - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora