Rendezvous - A Quicky

734 57 3
                                    

"Gue enggak bisa janji, tergantung seseorang bisa jaga sikapnya atau enggak," jawab June sambil mencapit hidung mancung milik suaminya. Ia sedang mencoba mengubah atmosfer disekitar mereka yang sempat sedikit tidak enak karena June yang mulai dengan pikiran-pikirannya yang buruk.

June paham bahwa tidak seharusnya ia terus-terusan ketakutan, namun June bukanlah Bobby yang bisa terlihat santai saja dalam menanggapi segalanya. Bahkan tentang kemungkinan pernikahan mereka yang bisa saja diendus media sekalipun.

"Oke," jawab Bobby, dengan keantusiasan yang nol besar.

Ah, lagi-lagi June harus menghadapi reaksi Bobby yang mau sampai kapanpun tidak ia sukai.

"Jangan bikin gue merasa bersalah, Bob," kata June lagi. 

"Hmm..." Bobby menjawab dengan gumaman yang biasanya June lontarkan untuk menjawab panggilan Bobby.

Laki-laki bermata kecil itu sepertinya ingin sedikit bertingkah, maka kemudian June mendekatkan tubuhnya seperti tadi, tidak peduli baru saja ia melahap burger yang disediakan Bobby untuk makan malam mereka tadi, yang dibubuhi mayonaise sebagai pelengkap rasa.

Setelah menghisap ibu jari dan telunjuknya yang kotor karena remahan burger, June menangkup pipi Bobby yang tengah menyandarkan tubuhnya pada ujung meja makan mereka. Anggaplah ini sebagai sebuah bujukan. Bagaimanapun, dihadapannya kini bukan lagi orang asing, melainkan seorang suami yang sedang tidak setuju dengan pendapat pasangannya.

"Since you look so upset, i'll let you to touch me, whenever you want. Deal?"

Bobby menarik sebelah sudut bibirnya setelah mendengar tawaran June, "i'll touch you even you beg me to stop, Juan. Roughly..."

Maka kemudian June yang sedari tadi belum melepaskan tangkupan tangannya mengambil gerakan pertama kali untuk mereka.
Ia mencium bibir tipis itu, dengan sesedikit gerakan kasar. Seolah mengajari Bobby bagaimana cara berciuman yang lembut, karena Bobby yang belakangan seolah lupa untuk bersikap lembut ketika mereka mulai saling menyentuh diatas tempat tidur.

June mengeluarkan lidahnya, menjilat bibir bawah Bobby agar laki-laki itu mau membuka mulutnya, mencoba melesakkan bibirnya ke dalam, merasakan bagaimana hangat bibir Bobby yang sering membuatnya lupa dunia.

Tangan June yang tadinya hanya diam, kini mulai merambat, pindah mengelusi tengkuk, lalu leher laki-laki itu. Merasakan permukaan kulit Bobby yang berangsur lembab, pertanda suhu tubuh Bobby yang mulai naik karena ulahnya.

"Gue cuti sampai beberapa hari kedepan, so yeah, you can use me, until then."








*

*

*





Keesokan paginya June sudah ikut duduk manis di atas salah satu kursi ruang meeting Andira. Sudah hampir 2 jam mereka berkumpul di ruangan yang cukup besar itu. Karena ia sedang cuti, maka ia memutuskan untuk menemani Bobby, mendampingi suaminya itu tentu tidak ada salahnya.

June sesekali mendengarkan dengan seksama tentang perencanaan yang adik bayinya itu gagas untuk usaha suaminya. Langkah apa yang sebaiknya mereka lakukan selanjutnya, dan lain-lain, dan lain-lain.

Andira memilih ikut ambil bagian penuh semenjak disadarinya masih begitu banyak celah tentang bagaimana Bobby mencoba mengusung usahanya.
Sebuah kerugian di awal pembukaan tentu suatu hal yang tidak bisa ditampik ketika kita mencoba peruntungan pada sebuah business unit, namun setidaknya kehadiran dirinya mampu meminimalisir kemungkinan tersebut setidaknya kurang 50% dari modal yang Bobby keluarkan.

R e n d e z v o u s . 2 - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang