#16. Surat dan Kimmy (2)

97 34 7
                                    













Melvin mengeratkan tali tas sebelum memasuki gerbang SMA Buntala, meneguk ludah panik cowok itu jadi tak berani masuk gara-gara insiden semalam. Tapi disisi lain, jiwa laki-lakinya merasa diketuk untuk jadi gentleman bukannya chicken man.

"Dek, dek kenal yang namanya Kimmy gak kelas X IPS 2?"

Melvin yang hendak masuk gerbang jadi berhenti, melihat abang ojol tampak kebingungan menanyai siswa yang lewat. Dia-pun menghampirinya dan bertanya. "Surat dari Kimmy X IPS 2, bang? anaknya gak berangkat?"

"Iya, daritadi saya tanya gak ada yang kenal."

Bentar, bentar, X IPS 2, berarti kelasnya Rachel. Kalau dia kesana kesempatan ketemu gadis itu pasti 100 %. "Saya kenal bang." Jawab Melvin cepat.

"Eh, beneran?" Tanya abang ojol dengan mata berbinar. "kalau gitu saya titip ya, dek."

"Boleh, boleh, sini bang suratnya."

"Makasih dek, saya permisi dulu."

"Sama-sama, titi dj bang." Teriak Melvin masih sempat.

Dengan perasaan riang seakan melayang, pemuda jangkung itu melangkah menuju kelas X IPS 2. Langkahnya yang lebar sengaja dia perlambat, melirik jam tangannya sekarang ini masih pukul setengah tujuh pagi, Melvin tak yakin kalau Rachel sudah berangkat. Biasanya sih, Melvin —yang rumahnya dekat sekolah— sengaja berangkat agak siangan setelah lihat Rachel dibonceng abangnya lewat depan rumah Melvin tepat jam tujuh kurang sepuluh. Tuh kan! Melvin sampai hapal.

Belum sampai X IPS 2, telinga Melvin sudah menangkap omelan Rachel dari dalam kelas.

"Heh, Fajar piket dong lo!"

"Apasih Chel bentar pr matematika gue belum selesai." Sahut Fajar sambil menyalin tugas dari whatsapp grup kelas yang sudah di share ketua kelas.

"Namanya pr tuh pekerjaan rumah, lo ngapain aja di rumah hah?" Tanya Rachel sewot karena hari ini dia nyapu kelas sendirian, Erika belum berangkat sisanya anak laki-laki lagi sibuk nyalin pr.

Rachel beralih ke Kelvin yang baru memasuki kelas dengan buru-buru. "Pr matematika gue belum, Jar." Katanya segera nimbrung bareng Fajar dan mulai menyalin.

"Lo berdua bener-bener ya!" Ucap Rachel kesal. "Padahal udah di share lho di grup, dasar males!" Saking sewotnya sapu yang Rachel pegang dipukul pelan kekedua laki-laki itu.

"Chel apaan sih!" Ujar Fajar terganggu. "Iya gue bakalan piket kalau udah selesai."

"Assalamu'alaikum."

"Tuh tuh siapa Chel, sana!" Suruh Kelvin mengusir Rachel yang tadi masih memukulinya.

"Wa'alaikumussalam, iya ada apa?" Rachel menuju pintu depan, tapi baru sampai gadis itu berteriak heboh. "Aaaaaaaaaaaaa!" Bahkan sapu yang dia pegang langsung jatuh dramatis.

Lihat reaksi berlebihan gadis itu Melvin sampai mengulum bibir ke dalam menahan tawa yang hampir menyembur. Tapi buru-buru dia menyerahkan surat dari abang ojol ke Rachel. "Ada titipan, ini surat dari Kimmy katanya dia gak berangkat."

Rachel sudah mengambil sapunya kembali. Raut wajahnya seketika berubah ketika menerima surat itu. "Kimmy?" Melvin mengangguk. "Kalau gitu makasih ya." Setelah mengucapkan itu Rachel balik ke bangkunya. Melvin masih berdiri disitu, cowok itu menggaruk rambutnya bingung, kenapa ekspresi Rachel jadi cemberut? Ah, paling karena temennya gak berangkat. Pikir Melvin enteng, cowok itupun segera pergi menuju kelasnya di lantai dua.

Rachel melirik dengan sudut matanya, rupanya cowok itu sudah pergi. Kok Melvin bisa nganterin surat Kimmy sih? Kok jadi kesel ya? Apalagi semalem Rachel ingat jelas Melvin nge-like fotonya Kimmy, jadi harapan Rachel pupus nih? Jangan-jangan Melvin naksir Kimmy lagi? Kalau iya— ah sudahlah bodo amat. Tapi kok Rachel nyesel ya, harusnya dia selama ini gak jadi pengagum rahasia, yang cuma bisa screenshot foto-foto Melvin lewat instagram itupun sedikit banget.

Girls Bisquad Where stories live. Discover now