Bab 12

4 0 0
                                    


"Caaa, woyyy" Nadine memanggil gue dengan suara menggelegarnya. Gue menahan malu di liatin orang-orang memilih untuk berhenti menunggu dia daripada dia teriak lagi.

"Di panggilin daritadi diem-diem bae lo. Nyaut kek kan gue malu teriak-teriak" omel Nadine dengan sedikit terengha engah efek mengejar gue.

"Makannya gue diemin lo manggil nya nggak tau aturan sih makin di diemin makin beringas kan malu gue" jawab gue cuek.

"hehehe" Nadine hanya berhehehe ria. Kita berdua akhirnya sama-sama jalan menuju kantor dari stasiun mrt setelah gue tungguin dia daripada gue semakin malu. "Ngapain aja lo weekend kemarin diem-diem bae nggak ada terlihat kehidupan dimana-mana. Nggak ngerecokin gue. Jadi lo ke safari?"tanya Nadine heran karena selama weekend kemarin gue nggak ada komunikasi sama sekali dengan Nadine. Makanya doi heran karena biasanya kalau weekend gabut, gue suka banget ngerecokin dia.

"Jadi donggg ke safari. Nggak ada lo gue tetep ke Safari kan gue mandiri anaknya" jawab gue sambil tersenyum lebar

"Nggak mungkin seorang Sasa pergi seorang diri ke Safari, kalau sampai iya nggak mungkin dia bisa pulang dengan selamat" dia meliha gue terheran heran

"Astaga mulut lo jahat banget ngedoain gue yang nggak-nggak" kata gue sambil memukul pelan lengannya.

"Aww, sakit tahu. Maksud gue lo pasti udah ngercokin paling nggak gue buat ngejemput lo atau nemenin lo, secara lo kan nggak tau jalan dan nggak bisa baca map. Nggak mungkin sendiri banget lo. Paling juga sama abang adek atau nggak lo maksa abang lo buat nemenin"

"Nggak, abang adek kemarin dirumah nya. Abang gue ya lo tau kan bucin banget apalagi weekend jadi nggak mungin gue sama dia" jawab gue sambil tersenyum lebar mengingat kejadian kemarin

"Ngaku lo cowok mana yang lo jadikan korban keinginan lo?" tuding Nadine

"Hahahaha nggak ada ih. Jahat banget sih emang omongan lo. Kaya gue buaya betina aja"

"Yak an lo emang gitu, semuanya lo bilang teman baik lo anggap cuma teman kalau butuh padahal jelas-jelas mereka ada rasa. Trus lo sok-sokan orang paling jomblo di dunia ini, padahal yang ngantre dan naksir lo banyak banget" omel Nadine panjang kali lebar

"Ihhh nggak gue nggak gitu" elak gue "lagian kemarin gue nggak ngajakin siapa-siapa kok, dia nya yang menawarkan diri bukan gue yang cari dia" gue akhirnya jujur ke Nadine, nggak bisa gue bayangkan gimana reaksi nya kalau sampai dia tau gue pergi sama Biel kemarin.

"kan-kan. Jadi cowok mana yang sudah terjerat pesona kawan awak ini" kata Nadine mulai bergaya pake logat daerah

"kayanya gue yang terjerat pesona dia deh" kata gue sambil senyum-senyum "Biel, gue pergi sama biel kemarin" jawan gue sambil melihat Nadine yang tengah menunggu jawaban dari gue

"Biel? Siapa tuh?" Ujar Nadine bingung karena nama asingyang dia dengar.

"Gabriel itu lohhh, gitaris nya Raisa yang waktu konser kemarin gue ceritain" kata gue mencoba membantu mengingatkan Nadine

"ANJIR, Gabriel itu? Kok lo nggak cerita terus gimana bisa cerita nya deket?" kata Nadine terkejut

"Sttt pelanin dikit dong suara lo, diliatin orang-orang nih. Ntar deh waktu lunch gue ceritain. Bye sana lo ke tempat lo" ujar gue mengusir Nadine biar sedikit penasaran juga doi.

"Anjir awas aja lo nggak cerita detail ya ntar" Kata dia sambil berlalu.

.

.

Gabrielle_ : "good morning cantik, sedang apa dan dimana?"

Jam hampir menunjukkan jam makan siang, nggak terasa. Mungkin karena gue juga dari tadi fokus membuat laporan dan mensortir kandidat karyawan baru. Tiba-tiba suara notifikasi terdengar dan terlihat ada pesan dari Biel. Harus aku akuin emang paling bisa dia bikin jantung gua jedag jedug dan tentunya dengan cepat tidak perlu menunggu lama gue langsung membalas pesan dari Biel. Itung-itung istirahat bentar lah, bisa aja nih alasannya.

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: May 26, 2021 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

Mas GuitaristNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ