|01| An Incident

15 8 0
                                    

~Happy Reading~

🎤"FANTASTIC BABY DANCE WUHUU"
"I WANNA DANCE, DANCE, DANCE, DANCE, DANCE"
—-
"SORRY SORRY SORRY SORRY"🎤

Sudah hampir satu jam lebih ruangan kedap suara yang kami naungi sejak jam 7 malam ini di isi dengan berbagai macam lagu. Mulai dari Fantastic Baby karya BigBang, sampai lagu legendaris Sorry Sorry karya Super Junior.

Jangan tanyakan kondisi pendengaran dan suara kami seperti apa setelahnya. Karena malam ini, kami sangat berbahagia.

"WOHOO SEMUANYA!!"

Suara Cleo begitu menggelegar. Gelagatnya seperti seorang selebriti yang sedang menyelanggarakan konser di atas panggung.

Aku yang sedari tadi heboh juga ikut terbawa suasana. Begitupun Adit yang selalu membawa suasana menjadi lucu.

Aku menggerakan seluruh tubuhku, dari meloncat-loncat sampai memutar kepala ku hingga rambut yang awalnya terkuncir kuda ini terlepas dan terlihat lebih seperti nenek sihir ketimbang putri kerajaan.

Aku menghentikan kegiatanku bersamaan dengan musik yang secara tiba-tiba terhenti.

"GILIRAN GUE GAMAU TAU!"

Entah apa yang membuat Adit melakukan ini, tapi dia cukup mengacau konser kecilku dan Cleo walau hanya berlangsung beberapa jam.

Jangan tanyakan bagaimana kondisi Cleo saat ini. Mengingat dirinya yang paling rutin bertengkar dengan Adit, menjadikannya geram hingga memukul kepala manusia bertubuh gempal itu dengan mic.

"KENAPA DIMATIIN HAH?!"

Terlihat Adit mengelus-elus pusat kepalanya yang dijadikan objek pukul dengan tangannya. Wajahnya mengerut. Seorang Cleo memang bisa berubah menjadi singa jika saja moodnya hancur seketika. Dan siapapun yang berani menghancurkan moodnya, tak menutup kemungkinan akan terkena imbas.

Ya... selama ini, hanya Adit-lah yang berani bahkan selalu menghancurkan mood Cleo tanpa rasa bersalah.

"Cle, lo tega gue daritadi cuma jadi badut joget-joget doang? sekali-kali gue nyanyi juga dong gimana deh...."

Aku hanya berkacak pinggang bersamaan dengan deru napas yang belum teratur akibat pergerakanku yang lumayan heboh selama hampir 2 jam ini.

"Gak! sana joget aja ah!"

Ya, perempuan itu memang tak peduli.

"Nih," tanganku menjulurkan mic kearah Adit. "gue mau ke toilet dulu."

Tanpa berpikir panjang, mic yang ada di genggaman tanganku itu langsung saja di-rampas olehnya.

Aku tak berlama-lama lagi di sana dan segera menuju toilet dengan napas yang masih belum stabil.

Setelah mengeluarkan semua beban yang ku tampung selama hampir dua jam ini, pantulan diriku didepan cermin adalah sorot utama yang harus ku perhatikan sebelum keluar dari sini.

Untungnya, tadi aku tidak bertemu banyak orang saat keluar dari ruang karaoke, jika hal itu terjadi, bisa-bisa aku berakhir di kantor polisi dengan dugaan orang gila yang berkeliaran di pusat karaoke. Kan gak lucu.

Star Behind The MoonWhere stories live. Discover now