Dirinya seolah tak memiliki pilihan selain terus berlari lalu tersandung atau menyerahkan diri dengan sukarela pada si brengsek itu.

"Berhenti membuat wajah putus asa seperti itu, kau seperti orang yang siap melompat kapan saja dari mobil ini dan mati konyol dijalanan sana." Tegur Jiang Cheng kasar, ia hanya merasa tak suka melihat bagaimana menderitanya Wei Wuxian.

Sudah cukup selama satu tahun pertama setelah putus dari Lan Wangji ia melihat sahabatnya itu seperti raga kehilangan jiwa, yang hidup tapi seperti mayat. Jiang Cheng tidak mau lagi melihat Wei Wuxian hidup seperti itu.

"Jiang Cheng, jangan marah-marah. Kepalaku sedang tidak bisa menampung apapun."

Jiang Cheng memutar matanya.

Ckiiitt

Kepala Wei Wuxian terhuyung kedepan hingga membentur dashboard ketika Jiang Cheng menghentikan mobilnya tiba-tiba.

"Jiang Cheng! Apa kau mencoba membunuhku?!" Semburnya galak, ia mengusap dahinya yang memerah dan sakit, sedang si tersangka hanya menatap tajam Wei Wuxian dan membuka kunci mobilnya.

"Turun." Titahnya dingin.

"Kau akan menurunkanku ditengah jalan?!"

Jiang Cheng kembali memutar bola matanya, ia membuka pintu mobilnya dan keluar dari sana, memutar arah kearah pintu Wei Wuxian dan membukanya lalu menarik si ibu muda yang tampak tak mengerti untuk ikut keluar dari sana.

"Apa kau akan mendorongku dari tebing itu?!" Ia berteriak heboh dengan tubuh yang masih diseret Jiang Cheng kearah tebing curam, Jiang Cheng masih tak menjawab, ia pergi kembali ke arah mobil dan membuka bagasi hanya untuk mengambil palu dari kotak perkakas yang selalu ia bawa.

"Kau akan membunuhku?!"

Jiang Cheng meraih tangan Wei Wuxian dan menyerahkan palu itu padanya, "berhenti berteriak, idiot!" Sembur Jiang Cheng membuat Wei Wuxian terlonjak.

"Lampiaskan amarahmu sana! Anggap saja batu-batu itu sebagai Lan Wangji lalu kau hancurkan satu persatu! Kau bisa berteriak sesukamu ditebing itu. Tenang saja tidak akan ada yang menganggapmu gila, ini tempat yang paling sepi dikota ini."

Bruk!

Tanpa diduga Wei Wuxian sudah berbalik dan memeluknya erat, "kau memang yang terbaik, A Cheng."

Kemudian melepasnya dan mulai melampiaskan semua amarah yang selama ini ia pendam.

Ia menghancurkan batu,batu tak berdosa disana dengan brutal sambil menyemburkan sumpah serapahnya.

"LAN WANGJI IDIOT! MATI KAU SIALAN!"

"KAU MEMBUAT HIDUPKU BERANTAKAN! BERANINYA KAU KEMBALI DENGAN TAMPANG POLOS TANPA DOSA!!"

"KYAAAA!! AKU AKAN MENCINCANGMU HIDUP-HIDUP!!!"

dan lain sebagainya.

Jiang Cheng hanya menyaksikan sambil duduk diatas cap mobil.

"Si idiot itu." Gumamnya dengan gelengan kecil.

Diam-diam, ia merekam aksi brutal Wei Wuxian dan mengirimnya oada seseorang.

Sudah kubilang tidak akan mudah.

Ting!

Aku tau.

Biarkan Wangji belajar dan mengejarnya dengan usahanya sendiri.

Aku sedikit menyesal sudah membantu adik brengsekmu pindah kerumah sakit itu.

Wanyin, Wangji benar-benar menyesali perbuatannya.

Aku tau.

Tapi jika kehadirannya malah semakin membuat si idiot menderita, bawa adikmu pergi sejauh mungkin.

Wanyin!

Atau aku yang akan membawanya pergi dan kita tidak akan pernah bertemu lagi.

Cukup, aku mengerti.

Aku akan membawa Wangji pergi jima memang dia membuat A Xian semakin terluka.

Hm.

😊❤❤❤❤❤

"Eww." Jiang Cheng bergidik jijik.

Ia memasukan ponselnya dan kembali menyaksikan Wei Wuxian dengan aksi gilanya.

Kita lihat saja apa lagi yang akan Lan Wangji lakukan.

Semoga saja, dia benar-benar bisa membawa kebahagiaan untuk sahabatnya.

.
.

Chateau de WangxianWhere stories live. Discover now