🌹Dua Puluh Satu 🌹

Start from the beginning
                                    

" Mor...morning Abang." Alea menjawab lirih. Ia gugup ketika Sakti memanggil dirinya sayang. Padahal tadi Alea sudah bersiap jika Sakti memberikan reaksi dari kebalikan sikap nya ini. Ternyata apa yang di pikirkan Alea tidak terjadi. Perasaan hangat menelusup di rongga dada Alea.

Sakti tersenyum. Sakti mengeratkan pelukan mereka. Tiba-tiba Alea melotot cantik dan menggigit bibir.

" Abang," pekik Alea tertahan.

" Hehehhh." Sakti terkekeh.

" Kenapa?" tanya Sakti pura-pura tidak tahu apa yang di rasakan Alea.

" I...itu. hm keras sekali," cicit Alea pelan seperti tidak terdengar.

Sakti kembali terkekeh dan malah menambah kedekatan tubuh mereka. Sakti semakin menempel ke tubuh Alea. Alea berusaha menahan dada Sakti.

" Apanya Sayang?" bisik Sakti tepat di telinga sang istri.

Alea meneguk ludahnya kasar. Keringat terasa mulai muncul di pori-pori nya.

" A...anu---"

" Anu apa?" desis Sakti tepat berada di depan bibir Alea. Matanya menghujam tatapan Alea dengan sorot pandang yang berbeda.

Sakti mengambil tangan Alea dan membawa nya ke bawah.

" Ini sayang?" ucap Sakti saat tangan Ale sudah bertengger di sana. Ale gugup. Jantungnya bergemuruh.

Sakti memegang erat tangan Alea namun lembut. Alea berusaha menarik tangannya namun Sakti lebih erat.

Sakti mendusel pipi Alea. Bibirnya mengecup sudut bibir Alea. Bibir nya sekarang sudah berada tepat di samping telinga Alea.

" Pegang sayang," pinta Sakti parau. Wajah Alea memanas. Mungkin sekarang sudah memerah.

Sakti dalam mode on. Alea harus bisa mengontrol tubuhnya.

Sakti menuntun tangan Alea.

" Abang," panggil Alea pelan. Namun berbeda di pendengaran Sakti. Sepertu menggoda dirinya. Sakti berusaha keras menahan dirinya. Namun tubuhnya bertindak lain. Sakti menggeram.

Tidak tahan Sakti langsung menyambar bibir Alea yang merekah mempesona. Sakti mengecap segala sudut bibir Alea. Alea membalas. Sakti semakin berani melangkah jauh. Tangannya sudah bergerilya. Sepuluh menit sudah aksi mereka namun harus terhenti tiba-tiba saat mendengar panggilan di handphone nya.

Nafas mereka berdua memburu setelah melepas diri masing-masing. Sakti mengadu kening mereka.

" Handohone nya bunyi," ucap Alea tertahan. Sakti menggeram. Sorot matanya berubah.

Sakti membawa tubuh Alea ke dalam pelukannya seraya melihat siapa yang berani mengganggu pagi romantisnya. Awas saja Sakti akan memberikan hukuman.

Namun, Sakti harus menelan bulat-bulat kembali keinginannya ketika melihat panggilan dari rumah.

" Dari rumah,"

" Angkat,"

Sakti meloud speaker agar Alea juga bisa mendengar.

" Hallo,"

" Ayah," teriak suara di seberang sana. Siapa lagi kalau bukan Eca. Sakti dan Alea berpandangan. Alea tersenyum mendengar suara Eca.

Alea menatap Sakti dengan wajah berbinar seraya menggumamkan nama Eca. Sakti ikut tersenyum kemudian kembali menyahut suara anak mereka.

" Iya sayang."

" Ayah dimana? Kok nggak ada di rumah? Eca tanya sama mama. Suruh telpon Ayah." cerocos Eca polos. Sakti tersenyum.

" Ayah di kantor sayang. Pekerjaan Ayah banyak sekali. Maaf ya princess ayah." Sakti mengelus rambut Alea.

Hati Alea menghangat paginya bersama Sakti ditemani suara merdu sang anak.

Andai Eca ada di sini sama Bunda dan Ayah.

" Yahh...," Terdengar desah Eca.

" Eca berangkat sekolah sama Pak Dadang ya, Nak!"

" Baiklah Ayah. Ayah jangan lupa sarapan ya. Eca sayang Ayah. Love you banyak-banyak."

" Iya sayang. Makasih ya anak Ayah. Love you banyak-banyak princess."jawab Sakti haru dengan perhatian sang anak.

Panggilan berakhir. Sakti meletakkan hanphone nya kemudian menatap Alea dengan teduh.

" Eca mirip kamu sekali," Sakti mengelus pipi Alea dengan sayang.

" Tentu. Alea Ibunya."

Sakti tersenyum kemudian mendekap tubuh Alea kembali. 

" Sabar sedikit lagi sayang," bisik Sakti pelan. Alea mendengar dan berpikir apa yang di maksud Sakti.

Namun Alea lebih memilih semakin mengeratkan pelukan mereka lagi dn menikmati momen ini. Untuk saat ini saja. Karena besok Alea takut berharap.

Tbc!

23/05/21

Gimana gimana gaes???

Suka sama episod ini???

Mau lebih? Hehehe. Eits sabar yaahhh🤣🤣🤣🤣

Istri KeduaWhere stories live. Discover now