💮서른넷💮

Start from the beginning
                                    

"Itu kenyataannya."

Kamu langsung mendengus tak percaya mendengar jawaban Winwin lalu berdiri dari dudukmu, menahan rasa ngilu di pinggulmu.

BRAK!

Kamu membanting pintu kamarmu setelah keluar dari dalamnya, entah kenapa Winwin malah memojokanmu seperti itu.

Melihatmu yang baru saja membanting pintu kamar, Winwin menghela nafasnya panjang lalu mengambil ponselnya yang berada di atas meja.

Dia menyalakannya ponselnya dan melihat panggilan Luna yang masih terhubung dengan ponselnya, Winwin kembali menempelkan ponselnya di telinganya.

"Puas?"

Terdengar tawa yang kencang dari sebrang sana, membuat Winwin yang mendengarnya menghela nafas panjang.

'Inget perjanjian kita tadi Winwin'

Tut

Dan Luna menutup panggilang mereka secara sepihak, Winwin menurunkan ponselnya dari telinganya lalu melemparnya asal ke atas kasur.

Lalu bergegas keluar kamar dan menyusulmu yang sudah pergi ke bawah meninggalkan kamar.

"Sus, lihat istri saya?" tanya Winwin saat suster yang menjaga papahnya lewat di hadapannya.

"Ah tadi sedang bersama Bibi Nam di kamar tamu," ujar suster tersebut.

"Makasih sus."

Winwin berlari ke depan kamar tamu dan membuka kamar tamu yang langsung terdengar tangisanmu di telinga Winwin.

Dia melihat dirimu yang tengah di olesi arak oleh bibi nam di bagian pinggulmu sembari menangis, sesekali Bibi Nam menenangkan dirimu yang masih menangis keras.

"Ya terus mau gimana Non?" tanya Bibi Nam sembari memijit pinggulmu.

"Ya-ya aku maunya ka-AAA aduh sakit bi," ringismu yang membuat Bibi Nam tertawa.

"Maunya gimana? Yang namanya rumah tangga gak ada yang mulus Non," ujar Bibi Nam.

"Ya tapi kan masalahnya tuh si Win-AAA biii sakit," ringismu memotong ucapanmu yang langsung di tertawai oleh Bibi Nam lagi.

"Kalau punya masalah kalian harus bicarain baik-baik berdua, jangan pakai emosi kabur-kaburan kayak gini," ujar Bibi Nam menasehati dirimu.

"Tapi Winwin yang salah bi, nih ya bi Winwin tuh kadang baik kadang jahat. Saya juga heran sama dia tapi mau gimana lagi soalnya yang diheranin ya Winwin," keluhmu kesal.

Hingga kamu tidak sadar kalau Bibi Nam sudah tidak ada disana, di gantikan oleh Winwin yang duduk di belakangmu, mendengarkan keluh kesahmu tentang dirinya.

"Bibi juga sama kan? Dia tuh nyebelin bi, sok tau."

"Kadang perhatian kadang cuek, terus jug- eh bi?" Kamu yang mulai sadar bahwa tidak merasakan pijatan lagi di pinggulmu langsung berhenti berbicara.

Lalu menoleh ke belakangmu dimana tak ada Bibi Nam disana melainkan Winwin yang tengah memperhatikan serta mendengarkanmu sedari tadi.

"Kenapa jadi lo?" ujarmu sewot.

"Udah ngomelnya?" tanya Winwin yang membuatmu terdiam lalu menyilangkan tanganmu di depan dada.

"Y-ya belom lah," ujarmu sembari memalingkan wajahmu ke arah lain, hingga tiba-tiba sebuah tangan berada di kepalamu dan memutarnya menghadap ke arahnya.

Tangan tersebut menangkup wajahmu hingga menatap wajah winwin dari bawah.

"Maaf," ujar Winwin yang membuatmu memalingkan matamu dari wajahnya.

ᴄᴀᴍᴀʀᴀᴅᴇʀɪᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]Where stories live. Discover now