Chapter 11

2.8K 422 6
                                    

"Eh cucu kesayangan Oma udah rapih aja."

Wanita paruh baya itu mengusap kepala Jeno lembut, Jeno tersenyum manis pada wanita itu sambil mengunyah sandwich yang ada di dalam mulutnya.

Jubada, seorang wanita paruh baya yang merawat Jeno setelah Ibunda Jeno meninggal dunia.

"Pagi Oma!" sapa Jeno sambil tersenyum manis.

"Pagi cucu Oma yang paling ganteng." Oma membalas senyuman Jeno.

Jeno membuka pembicaraan. "Gimana restoran Oma yang baru buka cabang di Bandung? Lancar kan? Maaf ya Oma, Jeno gak bisa ikut temenin Oma kemarin."

"Gapapa sayang, kemarin lancar kok acaranya."

"Syukur deh kalo gitu, semoga makin ramai ya Oma."

Oma mengangguk sambil tersenyum. "Ngomong-ngomong, rapih banget seragamnya, pasti mau jemput pacar kamu ya? Kapan nih mau di ke kenalin ke Oma?"

'Uhukk...uhukk!'

Jeno yang sedang meminum susu rasa vanila itu tersedak. "Belum jadian Oma, hehe ..."

"Ah kamu ini alasan aja, kalau udah jadian jangan lupa kenalin ke Oma ya, Oma penasaran siapa yang bisa menarik hati cucu kesayangan Oma ini." Oma sedikit menggoda Jeno.

"Hahaha, pasti aku kenalin kok Oma!"

Oma tersenyum pada Jeno, tak disangka cucu nya yang dari dulu ia rawat sudah menjadi seorang lelaki tampan nan gagah.

"Jen, Papa minta kamu ke rumahnya sehabis pulang sekolah, ada hal penting yang harus kalian bicarakan."

Senyum Jeno pudar, mendengar namanya saja sudah muak, apalagi bertemu dengan orang yang tak pantas ia sebut 'Papa' itu.

"Aku gak mau Oma," tolak Jeno lembut pada Oma.

"Jen..."

Jeno menggelengkan kepalanya, entah mengapa ia menjadi sangat marah sekarang, tetapi ia menahannya, tidak mungkin ia melampiaskan amarahnya itu pada Oma yang ia sayangi bukan?

"Aku berangkat dulu Oma, love you."

Jeno mengecup tangan Oma nya lalu segera bergegas pergi keluar dari rumah yang mewah itu.

Oma menggelengkan kepalanya, sampai kapan Jeno akan terus menjadi keras kepala seperti ini?

***

Kantin.

"Bro, sore ini gas warkop gak? Senior ngajak nongkrong nih!" ajak Haikal sembari membaca chat di grup.

"Gas!" kata mereka bersamaan.

"Eh ngomong-ngomong, gimana kemajuan lo sama Karina, Jen?" tanya Rendi membuka topik.

"Ya gitu," jawab Jeno singkat.

Rendi menganggukkan kepalanya pelan, kini ia bertanya pada Jeremy. "Kalo si cupu, masih suka kirim pesan ke elo Jer?"

Jeremy menggelengkan kepalanya. "Gak, gara-gara kalian, fyi dia gak cupu."

Haikal mengernyit heran. "Lah kok?"

Semua menjadi heran pada perkataan ambigu Jeremy.

"Kita kan bantuin lo dodol!" lanjut Haikal.

"Jangan jangan lo ..." Jeno curiga.

"Udahlah gak usah bahas ini."

180 DEGREES : Jeno X KarinaWhere stories live. Discover now