Chapter 1

8.5K 677 9
                                    


Seorang cewek tinggi berambut panjang menghela napasnya pelan. Ia mengikat rambut panjangnya dengan model ponytail.

Karina Liana Maureen, cewek yang akrab di sapa Karina itu men-dribble bola basket dan melemparnya tepat sasaran. Hari ini adalah hari pertamanya memasuki kelas sebelas.

"Yah, gimana sih kamu!" oceh sang guru olahraga kecewa.

Ya, lemparan Karina meleset. Ia tak menghiraukan ocehan guru olahraganya itu, ia benar-benar sedang kesal sekarang. Ia segera berlari menuju pinggir lapangan dan menghampiri sahabatnya, Giselle.

Pagi-pagi begini sudah di adakan kegiatan olahraga bersama dari kelas sepuluh hingga dua belas, mungkin itu lah hal yang membuat Karina menjadi bete.

"Dongo banget sih tuh guru!" Karina mengumpat.

Giselle hanya tertawa saja melihat temannya yang sedang kesal, ia tau bahwa Karina membenci mata pelajaran olahraga dan bahkan lebih memilih menghafal satu buku sejarah dalam waktu 24 jam sekalipun.

"Yaudah sih biarin aja, paling nanti ngulang," kata Giselle. "Lagian tumben marah-marah, lagi PMS ya lo?" tanyanya.

Karina mengangguk sebagai jawaban, lalu ia meneguk air mineral dingin untuk meredakan emosinya. Giselle yang melihatnya pun langsung mengambil air mineral itu.

"Duh, gimana sih, Rin. Di bilangin jangan minum air dingin!"

"Itu mitos kali, Selle."

Giselle menggelengkan kepalanya heran. Dari dulu sampai sekarang, sahabatnya memang tak pernah berubah, Karina selalu saja keras kepala dan tak bisa mengontrol emosinya.

Beberapa menit telah berlalu, jam mata pelajaran olahraga sudah selesai. Sekarang semua murid sedang menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian. Namun, langkah Karina dan Giselle terhenti. Samar-samar terdengar suara yang membuat Karina geram.

'Murahan banget asli, najis.'

'Pergi aja lo, perbaikin dulu penampilan lo!'

'Sorry to say, tapi lo sadar diri dong!"

Karina membalikkan tubuhnya, dilihatnya seorang cewek berkacamata sedang menangis di hadapan empat cowok yang terkenal di kalangan Sekolah. Ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi dirinya terbawa emosi dan ingin sekali menolong cewek itu.

"WOI!" Karina berteriak lantang dan segera menghampiri keempat cowok yang membuatnya emosi itu.

Giselle yang berfirasat akan terjadi hal buruk pun berusaha mencegah Karina. Namun, usahanya gagal. Ia hanya bisa mengikuti Karina dari arah belakang.

"Bisa jaga omongan lo sedikit gak?!" tegas Karina kepada keempat cowok itu.

Salah satu cowok menaikkan alisnya heran dan bersiap melemparkan lelucon garing nya. "Lo siapa? Emaknya? Hahaha!"

Karina semakin emosi mendengar perkataan cowok itu. "Lo pikir lucu, hah? Lo sama aja menghina fisik orang tau gak?!"

"Siapa yang buat lo begini?" tanya Karina pada cewek berkacamata itu.

Cewek berkacamata itu menunjuk seorang cowok berambut hitam yang dari tadi hanya diam saja.

Karina melihat name tag yang ada di baju cowok itu. "Oh, jadi lo si Jeno yang di kagumi hampir dari semua cewek di Sekolah? Cih."

'Plakkk!'

Tanpa basa-basi, Karina segera menampar pipi mulus cowok bernama Jeno itu.

"Percuma ganteng kalo gak punya attitude!"

180 DEGREES : Jeno X KarinaWhere stories live. Discover now