17. Me and My Careless

240 20 0
                                    

Hari ini, malam pukul 20

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Hari ini, malam pukul 20.19 Yeyes masih diluar, dan ia sering mengunjungi sebuah taman dekat rumahnya.

Rumahnya juga sudah pindah didekat kampus beberapa waktu setelah Jaemin meninggal.

Hal ini dikarenakan mama Yeyes sangat khawatir akan kesehatan mental anaknya, dan alasan lain juga adalah, membantu Yeyes untuk melupakan Jaemin.

Walau terasa sepi dan sunyi, Yeyes tak menganggap tempat itu berbahaya. Ia terus mengulang kembali memorinya bersama Jaemin ketika mereka kecil. Memori saat mereka mengukir nama mereka dipohon yang tingginya 5 meter saat itu, namun nampak sangat tinggi sekarang.

Ukiran nama mereka pun setinggi mata Yeyes yang memandang lurus didepan pohon itu. Entah apa yang ada dipikiran Yeyes saat memandang ukiran itu, ia bisa berdiri lama didepan pohon itu, bahkan sampai berjam-jam.

Dari kejauhan, Mark melihat seperti tak asing gadis yang berdiri dipohon itu, ya, itu Yeyes.

"Ngapain malem malem gini Yeyes berdiri didepan pohon gitu? Gila tu bocah" katanya.

Sambil berjalan mendekati Yeyes, Mark mendadak terhenti diseberang taman itu. Ia melihat seorang lelaki gagah tinggi sedang memperhatikan Yeyes, nampak seperti sedang mengawasi.

Dan situasi disitu ialah, Mark mengawasi lelaki itu, lelaki itu mengawasi Yeyes, sedangkan Yeyes masih terdiam didepan pohon itu, itulah yang terjadi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.15 petang. Beberapa menit kemudian, lelaki itu sadar jika ia sedang diawasi Mark, lalu ia pergi meninggalkan taman. Melihat itu Mark bergegas menyusul Yeyes.

"Yes. Lo ngapain disini? Ini udah malem, buruan pulang. Ayo gue anter."

"Yeyes. lo ngga ngerasa ada yang aneh disini?" tanya Mark.

"Ngga. Kenapa?"sahut Yeyes singkat.

"Udah. Ayo ikut gue" kata Mark yang menengok kanan kiri sambil menarik tangan Yeyes paksa.

"Yes, emang lo ngga ngerasa apa-apa ditanam tadi? Tadi gue sempet liat..."

"Orang tinggi ditaman?" sahut Yeyes memotong pembicaraan Mark, sambil berjalan kearah rumahnya bersama Mark.

"Lah, itu lo tau. Lo ngga takut?"

"Tau ngga? Tadi gue sempet mau mukulin tu orang tapi dia malah kabur" lanjut Mark sambil mempraktikkan tinjunya.

"Gua tau ada orang yang ngeliatin gue, tapi gue bodoamat. Orang itu selalu disana, sedangkan gue selalu didepan pohon." jelas Yeyes.

"Lah, terus kenapa lo diem aja kalo lo tau? Lo ngga ngerasa gimana gitu, ngga ngerasa terancam atau apa lah gitu?" tanya Mark lagi.

"Ngga" jawab Yeyes singkat.

"Yes, lo gabisa senyum ya? Apa lo gatau caranya senyum? Datar amat mukanya"

Seketika Mark mendapat tatapan tajam dari Yeyes yang sontak membuatnya takut dan terkejut, lalu memalingkan wajahnya dari pandangan Yeyes, Yeyes yang melihat merasa itu geli lalu tersenyum tipis.

"Wah. Padahal ni ya, kalo lo senyum, lo itu manis banget Yes. Bahkan gula aja kalah manis" sambung Mark bercanda yang kembali diikuti oleh senyum manis Yeyes.

Mereka berdua terlihat lebih akrab saat itu. Dan Mark juga sering menemani Yeyes berdiri berhadapan dengan pohon besar ditaman itu.











*
to be continue

Maggeli: mau dinyanyikan apa sayang?

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Maggeli: mau dinyanyikan apa sayang?

HEALER Kde žijí příběhy. Začni objevovat