💙27🍊

288 70 0
                                    

ryujin : gyuuu!

beomgyu : kenapa ryu?

ryujin : sore ini ada di rumah nggak gyu?!!
ryujin : kangen pengen ketemu ucing ucing:<

beomgyu : wkwkwk
beomgyu : ada kok
beomgyu : mau bareng?

ryujin : nggausah gue nyusul aja gyu!!
ryujin : mau ganti baju dulu di rumah
ryujin : hehehe


Bel pulang sekolah telah berdering sejak 5 menit yang lalu. Saat padat-padatnya murid berdesakan untuk keluar dari gerbang sekolah. Namun, berbeda dengan Beomgyu.

Beomgyu memilih untuk menepi di depan kelas yang tak jauh dari gerbang. Menunggu massa di hadapannya sedikit berkurang, karena ia terlalu malas untuk berdesak-desakan.

Perhatian Beomgyu teralihkan segera setelah ia melihat sesosok gadis dengan tas kuning terang yang familiar ikut berdesakan di tengah kerumunan itu, ingin segera keluar dari sana.

Merasa dirinya tak diberi jalan sama sekali malahan didorong sana-sini, gadis itu pun menyerah. Ia mundur dari kerumunan dengan bibirnya yang mengerucut dan kakinya menendang angin sebal. Beomgyu yang melihat pemandangan itu tak dapat menahan tawanya.


Entah karena merasa menjadi bahan tertawaan atau bagaimana, gadis itu sontak menatap Beomgyu yang tengah menertawakannya itu.

Ryujin menggaruk belakang kepalanya malu. Apa baru saja Beomgyu melihat dirinya yang tengah bertingkah bodoh?

Kerumunan orang sudah tampak menyepi, Beomgyu pun melangkahkan kakinya ke hadapan Ryujin sambil menarik tangan gadis itu. Membawanya keluar dari gerbang sekolah mereka dan berbelok ke arah kanan.

Ryujin terlalu syok akan kejadian yang menimpanya saat ini. Maka saat Beomgyu masih menuntunnya di depan dengan tangan mereka yang saling bertautan, Ryujin pun tersadar.

Ia membelalakkan matanya. Pipinya menghangat, hatinya berdesir. Gawat, pasti pipinya sudah memerah hebat saat ini, pikirnya.

"G-gyu, mau kemana?"

"Katanya mau ketemu sama Gyu, Ryu?"

"I-iya, tapi gue mau pulang dulu sih, Gyu ..."

Beomgyu menoleh menatap Ryujin sepenuhnya. Masih dengan tangan keduanya yang saling bertautan. Beomgyu menorehkan senyumannya dan berkata, "Ryu, gue pengen nganterin lo pulang."



Alamat susah tidur sudah Ryujin malam ini.

💙🍊💙🍊

Setibanya di rumah Beomgyu, seperti biasa Ryujin akan berada di dalam kamar kucing hingga berjam-jam lamanya. Namun kali ini, Ryujin hanya bermain sendir, sebab Beomgyu sedang berada di kamarnya sendiri. Lelaki itu bilang bahwa masih ada tugas yang harus ia kerjakan.

3 bulan mengenal Beomgyu, membuat Ryujin cukup mengenal dan memahami sifat anak lelaki itu. Beomgyu cenderung keras pada dirinya sendiri, hingga kadang secara tidak sadar berada di tahap memaksakan apa yang dirinya tak bisa lakukan.

Ryujin menilik jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 8 malam. Ryujin pun keluar dari kamar Gyu dan Ryu menuju kamar Beomgyu. Ia mengetuk pintu kamar itu. Ryujin membukanya setelah mendengar sebuah sahutan dari dalam sana yang menyuruhnya masuk.

Dan benar saja, berbagai macam kertas berserakan di dalam kamar itu. Beomgyu yang awalnya duduk membelakangi Ryujin itu sontak berdiri saat melihat siapa orang yang membuka pintu kamarnya.

"Ryujin? Kenapa? Butuh sesuatu?"

Ryujin menggeleng. "Nggak, kok. Gue cuma pamit, mau pulang," jawabnya.

"Ah—" Beomgyu melirik jam di kamarnya, "sorry, Ryu. Gue nggak sadar gue ninggalin lo berjam-jam kaya gini."

"Astaga, Gyu! Nevermind!! Lo mah kayak sama siapa aja deh, haha!" sahut Ryujin meski ia sendiri pun merasa sedikit kecewa entah karena apa.

"Btw, emang lo lagi ngerjain apa? Gue boleh liat?" tanya Ryujin.

Beomgyu mendorong kursi belajarnya, mempersilahkan Ryujin masuk ke dalam kamarnya dan melihat hasil pekerjaannya selama 3 jam setengah itu.

Ryujin meraih kertas yang terdapat tulisan tangan Beomgyu itu. Ia kemudian melihat layar Hp Beomgyu di belakangnya yang menampilkan gambar yang sama dengan gambar yang Beomgyu buat di kertas itu.

"Kelas kalian disuruh buat mind map bab ini?" tanya Ryujin.

Beomgyu berdeham menanggapi Ryujin. Ryujin kemudian mengedarkan pandangannya di sekeliling kamar Beomgyu yang berantakan, kemudian kembali melihat dan menunjuk layar ponsel Beomgyu yang menyala itu.

"Lo mau buat ini untuk gambarnya, Gyu?"

Lagi-lagi Beomgyu hanya menganggukkan kepalanya. Dilihatnya bekas coretan-coretan pensil yang tidak terhapus sempurna di kertas itu. Begitu banyak, sangat berantakan. Kertas itu bahkan seperti hampir sobek karena terlalu banyak dihapus.

"Gyu, kalau susah kenapa nggak gambar yang lain aja?"

Beomgyu menggeleng tegas.
"Nggak. Gue tinggal bikin tengahnya ini doang, kok. Nggak mungkin gue harus ngulang semuanya dari awal cuma karena nggak bisa bikin tengahnya doang."

Benar. Inilah sifat keras Beomgyu kepada dirinya sendiri. Beomgyu itu terlalu berpendirian kalau kata Ryujin.

"Kalau gitu kenapa nggak lo ubah tengahnya aja?"

"Hah? Ya nggak bisa, Ryu. Nggak sama."

"Ya memang. Kan nggak harus sama?"

Ryujin kemudian meraih pensil Beomgyu, dan menggambarkan sesuatu di tengah-tengah gambaran Beomgyu itu.

"Gyu, fokus sama satu hal tuh emang penting. Tapi kalau udah dirasa satu hal itu nggak memungkinkan, lo juga harus nyoba hal yang lain. Kalau nggak bisa diulang, diganti aja, kayak gini." ujar Ryujin sambil memperlihatkan hasil gambarannya pada Beomgyu.


Beomgyu memperhatikan hasil gambaran Ryujin pada gambarannya itu. Entah bagaimana gambaran itu terlihat baik-baik saja meski tak mengikuti gambar asli yang ada di ponselnya. Kenapa ia membuang-buang waktu selama 2 jam hanya untuk memikirkan hal yang bisa diselesaikan dalam sesingkat ini?

"Belajar untuk 'let it flow' aja, Gyu. Karena nggak selamanya juga lo harus ngikutin peraturan yang lo tetapkan sendiri. Coba untuk lebih fleksibel aja. Karena lo kalau kayak gini terus, gue khawatir lo bakal stres nantinya kalau ada sesuatu yang nggak berjalan sesuai sama rencana lo.

Kita tuh emang seharusnya punya rencana cadangan. Jadi kalau plan A nggak berhasil, masih ada plan B, plan C, sampai plan Z, kan? Jangan pernah stuck disatu plan doang. Kalau emang nggak bisa, coba dicari solusi lain aja. Jangan maksa diri lo sampai kayak gitu lagi ya. Bisa, Gyu?

Bagaikan dihipnotis oleh kata-kata Ryujin, Beomgyu mengangguk. Pria itu tersenyum.

Pantas saja selama ini jika sesuatu berjalan tak sesuai bayangannya, Beomgyu akan langsung down.

Sepertinya ... Ryujin benar. Jadi seseorang yang terlalu 'patuh' akan aturan juga tidak terlalu baik.

blue orangeade ;c.beomgyu✔️Where stories live. Discover now