bagian 29

4.8K 435 9
                                    

Jangan lupa follow and vote
Jangan lupa baca
.
.
.

Aku terbangun di ruangan rumah sakit dengan Jungkook disebelahku. Beberapa detik menyesuaikan retinaku dengan cahaya, akhirnya aku mampu melihat wajah khawatir suamiku yang sedang menggenggam tanganku dengan erat.

"Kenapa aku pingsan?"

"Kau hamil sayang"

Aku menelan ludah, sesaat mencerna kata kata nya barusan. Aku hamil? Aku sangat bahagia untuk itu, tapi bagaimana caraku untuk menggambarkan kebahagiaanku saat ini, sebab ada hal lain yang membuatku tidak bisa tersenyum dengan bebas.

"Sekarang mari kita pulang"

Aku bangun dari tidurku dibantu Jungkook. Setelah pamit pada dokter Wendy kami segera masuk kedalam mobil dan melesak pergi.

"Mulai hari ini kau berhenti bekerja. Kata dokter Wendy kandunganmu lemah jadi tidak boleh kelelahan. Aku juga akan mengambil waktu lebih lama dirumah agar bisa mengawasi mu setiap hari"

Aku tersenyum senang. Bukan lagi senyum dipaksakan seperti saat aku mendengar semua kebenarannya.

"Kau terlalu berlebihan" kataku masih dengan senyumanku.

"Itu bukan berlebihan. Aku hanya mengkhawatirkanmu yang selalu saja keras kepala"

"Kau jadi banyak bicara"

"Hanya padamu"

Aku kembali tersenyum, betapa menggemaskannya suamiku. Kebahagiaan ini akan bertambah, hadirnya bayi akan menjadi bumbu dalam hubungan yang aneh juga panjang bagiku dan Jungkook ini.

"Dan kau. Kau juga harus menjaga kesehatanmu"

Jungkook mengangguk pelan, namun kutau dibalik semua itu. Ada ketidak yakinan untuk membuat janji agar tetap disini bersamaku. Aku tidak bodoh untuk mengerti kanker yang ia derita. Kanker jantung pada stadium tiga? Setahuku stadium tiga itu artinya telah menyebar ke organ organ lainnya.

Entah bagaimana caranya supaya ia tetap bisa sehat kembali, intinya aku ingin tetap bersamanya. Jika memang tidak bisa, maka akupun akan pergi seperti yang ia lakukan.

Entahlah, setelah mendengar ia memiliki kanker. Fikiranku terus mengarah pada kematian.

"Ayo turun"

Aku tidak sadar ternyata kami sudah berada dihalaman rumah Jungkook. Pria itu menggandengku turun, berjalan kedalam rumah tanpa sepatah katapun alias kami sibuk dengan fikiran masing masing.

"Aku sudah mencari beberapa pembantu rumah tangga. Mungkin akan ada sekitar 5 orang"

"Itu banyak sekali" kataku sembari mendudukkan diriku di sofa ruang tengah.

"Itu tidak banyak. Bahkan aku masih ingin tambah. Rumah ini besar Jung Soo Yun"

"Tidak usah tambah. Itu sudah lebih dari cukup. Kau ini"

Jungkook menyusulku duduk disofa setelah melepas dasi juga jas nya. Melipat kemejanya hingga siku memperlihatkan otot otot tangannya yang begitu menggiurkan.

CEO JJK [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang