bagian 12

5.9K 634 40
                                    

Selamat membaca

💜💜💜

Sudah hampir satu jam aku dan Jungkook berada didalam mobil. Bokongku rasanya sudah semakin menipis akibat duduk terlalu lama.

Aku ingin berbaring dibelakang namun kuurungkan kembali niatku ketika melihat dengan malas pemberian barang barang eommaku hampir memenuhi mobil suamiku ini.

Meninggalkan Jungkook mengemudi sendirian juga tak tega. Apalagi sedari tadi kulirik pria itu sepertinya sedang mengantuk berat. Bahkan sama sekali aku tak mengajaknya mengobrol, mungkin suasana sunyi ini masih disebabkan oleh percakapan kami semalam diranjang.

"Kau bisa istirahat dulu kalau mengantuk"

Jungkook melirikku sekilas disusul senyum tipisnya.

"Tidak apa apa. Aku bisa mengatasinya" jawabnya sambil memperlihatkan ku kopi yang memang sempat ia beli tadi. Ahh aku paham sekarang mengapa tadi tiba tiba ia membeli kopi diwarung dekat rumah eommaku. Ternyata ia sudah tau bahwa nantinya ia akan mengantuk saat menyetir.

Mobil jungkook melambat lalu akhirnya berhenti saat penanda jalan berubah menunjukkan waktunya pejalan kaki menyeberang. Dengan cepat pria disebelahku meminum kopinya cepat membuat jakunnya bergerak naik turun. Setelahnya, Jungkook menyugar rambutnya kebelakang dengan jari jarinya membuatku menelan ludah sekali lagi. Percayalah, sedari tadi pandanganku tak pernah berpaling darinya, bahkan mataku belum berkedip dari berapa detik yang lalu. Seolah jika aku berkedip semua keindahan pria disebelahku ini akan lenyap.

"Kenapa menatapku begitu?"

Aku memutar kepalaku cepat beralih menatap kedepan. Jungkook kembali menancap pedal gasnya begitu penanda jalan itu kembali mengizinkan.

"Aku jatuh cinta lagi" jawabku membuat Jungkook terkekeh pelan. Aku bisa tau betapa menawanya wajah terkekehnya itu, namun aku tak berani menatapnya dulu setelah mengatakan cinta lagi padanya.

"Dengan siapa?"

Aku mendengus "dengan bapak bapak yang sedang berdiri di pinggir jalan itu"

Owh astaga. Sejak kapan aku bisa berbicara begitu pada Jungkook. Kukira jungkook akan memarahiku, nyatanya pria itu malah tertawa keras membuatku tak mampu berkata kata. Gilanya, aku malah berperan dengan batinku berdebat bahwa pria yang duduk diseblahku ini bukanlah suamiku melainkan pria lain yang menjelma menjadi dirinya.

"Kau lucu sekali ternyata" katanya. Alhasil pipiku merona dibuatnya.

Perhatian kami beralih ke ponsel jungkook yang berdering pertanda panggilan masuk. Suasana menjadi kikuk karna nama aeri terpampang jelas di layar benda pintar itu. Jungkook sempat melirikku sekilas kemudian menjawab dan meletakkan benda pintar itu ke telinganya.

"Ada apa?"

Aku hanya diam sambil melihat lihat keluar jendela kaca mobil. Namun harus kau tau, telingaku ku pasang baik baik mengamati obrolan keduanya. Beruntung nya usahaku untuk menguping itu tidak sia sia. Entah suara ponsel jungkook yang kebesaran atau pendengaran ku yang terlalu tajam. Aku bisa mendengar dengan jelas suara aeri.

"Oppa. Cepatlah pulang aku ingin mengatakan sesuatu padamu"

"Katakan sekarang"

"Kenapa oppa jadi dingin begitu"

"Memang seperti ini, katakan cepat. Aku sedang mengemudi"

"Oppa aku hamil"

Jungkook memberhentikan mobilnya yang hampir membuat kepalaku terbentur kedepan. Sama dengan ku, dia juga pasti sangat terkejut atas perkataan aeri itu. Rasa sakit kembali menjalar ke seluruh tubuhku. Mungkin ini adalah akhir kebersamaan ku dengannya mengingat masalah pasti harus sampai ketelinga nyonya jeon untuk mengambil keputusan yang tepat. Pasalnya diperut gadis itu adalah anak Jungkook suamiku. Tidak mungkin jungkook menyia nyia kan pewarisnya itu. Pewarisnya yang sama sekali tak berdosa.

CEO JJK [✅]Where stories live. Discover now