1.6

2.4K 649 189
                                    


NOTE : di book ini mungkin akan ada banyak kekerasan. Mohon pembaca tetap bijak ya dalam membaca, apa yang ada disini tetap disini :)



*****



Doorrrrr!!!




Bunyi suara tembakan langsung menggema ke seluruh penjuru ruangan.





Darah bercucuran terus menetes mengotori lantai kayu tersebut menjadi bersimbah darah merah.





Seonghwa langsung diam membeku di tempat. Ia mengangkat tangannya secara perlahan dan memegangi pundaknya yang terus mengeluarkan darah karena terkena peluru tembakan.

Karena terlalu terburu-buru, tembakan Jongho malah melesat. Awalnya ia berencana menembak dada Seonghwa tapi malah mengenai pundaknya.

Begitu mendengar suara tembakan, Hongjoong  yang sedang berada di ruangan lain langsung bergegas menuju ke ruangan tempat mereka berada. Betapa kagetnya Hongjoong begitu melihat Seonghwa yang bersimbah darah dan Jongho yang sedang memegang pistol.

"Bangsat apa-apaan ini!" Hongjoong langsung berjalan menghampiri Jongho tapi langkahnya langsung tertahan begitu Jongho menyodorkan pistol ke arahnya.

"Jangan mendekat!"

Jongho pun langsung menyodorkan pistolnya ke arah Hongjoong dan menarik pelatuknya.

Tapi tidak terjadi apa-apa.

"Sial pelurunya abis, cepat kabur!!!" Seru Jongho.

Wooyoung dan Mingi langsung bergegas menuruni tangga menuju ruang bawah tanah tersebut.

Jongho hendak mengikuti mereka berdua, tapi dia kalah cepat. Seonghwa sudah lebih dahulu mengambil balok kayu besar di ruangan tersebut dan menghantamkannya secara kencang ke kepala Jongho.

"Arghhhhh!" Jongho langsung jatuh tidak berdaya ke lantai ketika balok kayu tersebut mengenai kepalanya.

Kepalanya terasa sangat nyeri. Darah langsung mengalir dari kepala Jongho.

"Dasar bocah gak tau diri," Seonghwa langsung memukuli Jongho dengan kayu tersebut secara bertubi-tubi membuat Jongho langsung babak belur.

Hongjoong juga ikut-ikutan mengambil kayu dan memukuli Jongho, tidak memberikan Jongho kesempatan sedikit pun untuk melawan.

"Jonghoooo!!!" Mingi yang hendak menuruni tangga langsung menghentikan langkahnya begitu melihat Jongho diserang oleh Seonghwa dan Hongjoong.

"Ngii ayo cepet turun!" Wooyoung yang sudah lebih dulu turun langsung memanggil Mingi untuk segera bergegas.

"Engakk, gue gak bisa ninggalin Jongho gitu aja," Mingi pun hendak naik kembali menghampiri Jongho tapi kakinya langsung ditahan oleh Wooyoung.

"Udah gak ada waktu ngi, kalau lo naik lo bisa mati juga!"

Benar kata Wooyoung, justru ini kesempatan bagi mereka untuk kabur. Tapi Mingi tidak bisa meninggalkan Jongho begitu saja. Ia sudah menganggap Jongho sebagai adiknya sendiri.

"argh persetan lah, gue gak bisa diem aja," Mingi langsung menaiki tangga dan berjalan menghampiri Jongho.

"Mingiii!!!" Wooyoung yang melihat Mingi malah naik lagi langsung mengacak rambutnya frustasi karena pusing sendiri.

Next Door | Ateez ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon