"Najisss."

Kami tertawa bersama.

***

Selesai makan di restoran jepang, rencana kami mau langsung pulang. Jam sudah menunjukan pukul 6 lewat 45 menit.

Ehehe. Kurang 15 menit lagi tapi kita masih betah di mall.

Sorri ya bang, adik lo gue ajak ngaret.

Tapi tapi tapiii, waktu kita mau turun ke basement, kita malah ketemu sama bang Dirga!

Alya langsung manggil. "Abang!"

Bang Dirga yang lagi jalan sama cewek, ga tau siapa, menoleh. Mukanya berubah datar waktu liat kami bertiga.

Ekhm.

Rada ngeri bund. Mendadak menegangkan gitu suasananya.

"Kamu belum pulang?" tanya bang Dirga begitu kami sampai di hadapannya.

"Abang lagi ngapain? Sama dia lagi." Alya malah balik tanya.

Aku liat dari tatapan Alya, kalo dia ngobarin bendera permusuhan sama cewek yang ada di sebelah bang Dirga.

"Bukan urusan kamu, Alya. Sana pulang! Kan tadi abang pesen sampe rumah jam 7."

Alya mencebikkan bibirnya. Lalu beralih ke mba-mba partner jalan bang Dirga.

"Heh mba nya! Jangan kegatelan sama abang saya dong!" Tiba-tiba Alya ngomong gitu.

"Alya!" tegur bang Dirga.

"Mba tau ga kalo abang saya udah punya pacar? Mba jangan jadi pelakor lah...!"

"Alya..." Kali ini aku yang menegurnya. Dia terdengar kelewatan ga sih? Sampe nyebut mba-mba ini pelakor. Padahal Alya belum tau apa status yang sebenernya si mba ini.

Bang Dirga nampak mengeras. Mba-mba ini juga agaknya terpancing emosi.

"Apa kamu bilang?! Pelakor?!"

"Iya! Mba pelakor! Abang saya udah punya pacar! Ini di sini pacarnya, mba ga malu??"

Aku makin terkejut. Begitu pula Arumi yang tiba-tiba ditunjuk Alya sebagai pacar abangnya.

Bang Dirga langsung menatap tajam ke arah Arumi yang mulai glagepan.

Alya sarap!

Bisa mati ini si Arumi ditangan bang Dirga!

"Ah permisi ya bang, mba. Kami duluan!"

Berhubung aku yang masih normal, kayanya, aku segera menarik tangan kedua temanku ini menjauh. Mereka aku bawa masuk ke dalam mobil.

Brak.

Di mobil aku ga langsung tancap gas. Aku menoleh ke belakang dulu, ke arah Arumi dan Alya. Mereka sama-sama mematung.

"Aaa Arumii sorriiiiiiiiiii!"

Aku meringis miris. Sementara Arumi yang biasanya tukang sewot mendadak jadi pendiam. Ga berkutik sama sekali.

Aku tau sebabnya.

"Arumi, beby, maafin guee... Gue abis gedek banget sama itu si mba-mba. Dia suka banget diajak abang ke apartment nya."

"Gue ga suka sama tuh mba-mba..."

"Maafin gue ya Rum...?"

Aku menghela nafas. Tadi itu Alya terlalu gegabah, menurutku. Untuk saat ini aku tidak akan ikut campur dulu.

Aku mulai melajukan mobilku. Siap mengantar mereka pulang ke rumah masing-masing.

Sepanjang jalan Arumi tetep kaku. Berbeda dengan Alya yang kaya cacing kepanasan, berusaha bujuk Arumi dan minta maaf terus ke Arumi.

Alya sampe nangis-nangis peluk-peluk Arumi.

"Miii, ngomong dong..." pinta Alya tak tenang.

"Gue duluan. Lo pada hati-hati di jalan."

Brak!

"Huaa Arumiiiiiiii!!!!"

Aku memberi Alya kotak tisu untuk menghapus ingus dan air matanya yang semakin banjir.

Pasti Arumi syok banget waktu ditunjuk Alya sebagai pacarnya bang Dirga. Dia sampe berubah dingin gitu.

Bukan tanpa sebab.

Aku menebak, mungkin hidup Arumi bakalan ga setentram dulu lagi. Bang Dirga akan mengusiknya abis-abisan.

Bang Dirga bisa aja berpikiran kalo Arumi yang sudah menghasut kepolosan Alya, sampe bisa berkata seperti itu.

Karena menurutku, di mata bang Dirga, Arumi itu sekedar cewek urakan yang doyannya dugem, ga beretika, anak yang ga punya orang tua, hidup acak-acakan.

Terlepas dari sisi lainnya. Sisi yang hanya bisa aku dan Alya tau.


[ to be continue ]

------------

gambaran style trio macan ☝😂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

gambaran style trio macan ☝😂

cast Rheta dkk udah aku apus. kurang sreg soalnya. jadi aku ganti pake gituan deh 🦋✨

------------

sejauh ini masih betah baca ga?

semoga masih ya! 😃😃

see ya 💕

------------

Pak LinggarWhere stories live. Discover now