𝕎𝕠𝕝𝔽 - 11

Beginne am Anfang
                                    

Aku menatap Darell tak percaya sedangkan Marshal dia membulatkan matanya dengan mulut yang ternganga. Sepertinya dia tidak percaya sama sepertiku.

"Kau sudah menemukan mate mu?! Kapan? Dimana? dan siapa namanya? Kenapa kau tidak beri tahu aku?!" Marshal memburu Darell dengan banyak pertanyaan.

Darell hanya bergeming di tempat, "Aku akan mengenalkan nya pada kalian besok." Bukannya menjawab pertanyaan Marshal, Darell hanya memberi tau bahwa dia akan mengenalkan matenya besok.

Marshal berdecak kesal, "Ck! Apa sekarang tinggal aku sendiri yang mateless?"

Aku dan Darell saling menatap singkat, "Bagaimana kalau mulai sekarang kita menyebut mu si mateless? Sepertinya akan sangat menyenangkan, Hahaha." Ejek Darell dengan gelak tawa yang menggelegar.

Aku ikut tertawa, "Si mateless yang malang, cepat cari mate mu." Aku ikut mengejek Marshal.

Marshal melipat kedua tangannya di depan dada, "Cih, baiklah kita lihat saja nanti. Mate siapa yang paling cantik." ucap Marshal dengan penuh percaya diri.

"Tentu saja Luna ku lah yang paling cantik." sahut ku.

"Hey! mate ku adalah yang tercantik." sanggah Darell tak mau kalah.

Setelah itu kami tertawa bersama. Kami seperti anak kecil yang sedang meributkan siapa yang paling hebat. Sudah lama sekali kami tidak berinteraksi seperti ini. Biasanya aku selalu bersikap serius saat di depan mereka semenjak aku di nobatkan menjadi seorang Alpha. Aku sedikit mengingat masa kecil ku bersama kedua sahabat ku ini.

"Aku harus kembali, aku sudah sangat merindukan Luna ku." ucap ku sambil menepuk kedua bahu sahabat ku.

Mereka mendengus mendengar penuturan ku. Aku tidak memperdulikan nya. Aku berbalik berlari keluar hutan, menunju rumah utama meninggalkan Darell dan Marshal di sana.

***

Daciana POV.

Tak kusangka aku mengatakan bahwa aku akan menjadi ibu untuk Jack. Entahlah hatiku tergerak untuk mengatakannya, dan juga setelah aku mengatakan itu. Jack Kembali ceria, tidak seperti dulu yang pendiam seribu bahasa. Sikap pemurung nya bahkan menghilangkan bagai di telan bumi, digantikan dengan sikap periang yang tak pernah dia tunjukkan pada orang lain.

Jack mengajak ku bermain bersama, dia sangat antusias sekali. Jack bilang dia sangat ingin bermain petak umpet bersama ku. Aku mengikuti kemauannya, dengan ini Jack akan bahagia, hanya itu yang ku mau.

"eight, nine, ten! siap tidak siap aku akan menemukan mu!" teriak ku setelah hitungan ku selesai.

Aku mengedarkan pandangan ku ke seluruh ruangan. Ruang tengah menjadi tempat bermain nya, karena aku mengingat perintah Al untuk tidak keluar rumah. Jadi mau tidak mau aku harus bermain di dalam rumah saja.

Ruang tengah benar-benar sangat luas, aku dibuat kelelahan. Baru aku berjalan mengelilingi ruangan ini, keringat ku sudah berkucuran.

"Give me your sign Jack!" teriak ku dan kemudian di balas tepukan tangan dua kali.

Pendengaran ku langsung menangkap suara tepukan tangan Jack. Suara itu tidak jauh dari tempat ku berdiri. Di depan ku ada sebuah jendela besar dengan tirai yang terjuntai hingga ke lantai. Tirai itu tertutup selebah, dan tirai itu terlihat mengembung seperti ada seseorang di baliknya.

Aku tersenyum puas, aku berjalan perlahan mendekati nya. Saat sampai aku langsung membuka tirai itu dengan cepat.

"Gothca! Kau kalah Jack." seru ku sambil menggelitiki perut mungil Jack. Jack tertawa kegelian.

"Hahaha ampun Mom!" teriak Jack meminta aku untuk berhenti.

"Rasakan ini! Hahaha." Bukannya berhenti aku malah terus menggelitiki nya.

Tawa Jack makin kencang, hingga suara Al terdengar membuat aksi ku terhenti. "Mom?"

Aku terkejut sekaligus senang, melihat Al yang sudah kembali dari tugasnya. "Al? kau sudah selesai dengan tugas mu?" sapa ku.

Al memandang ku bingung, pandangan beralih pada Jack yang bersembunyi di balik kaki jenjang ku. Dia manatap tidak suka pada Jack.

"Kenapa dia menyebutmu Mom?" tanya Al padaku dengan tatapannya yang masih sama. Bingung.

"Aku akan menjelaskan nya nanti. Oh ya, Al kenalkan ini..." Tak sempat aku mengenalkan Jack, Al sudah memotong ucapan ku.

"Aku sudah tahu." potong Al, raut wajahnya terlihat sinis pada Jack. Jack yang mendapatkan tatapan dari Al makin mengeratkan pelukannya di kaki ku.

"Ah iya tentu saja kau sudah mengenal nya, bagaimana kalau kita bermain bersama?" ajak ku pada Al. Aku ingin menghilangkan rasa canggung antara dua orang ini, Jack dan Al. Mungkin dengan bermain bersama akan lebih menyenangkan.

"Tidak bisa, kau harus ikut aku rapat hari ini Anna." tolak Al dengan cepat.

"Rapat? T-tapi aku tidak bisa meninggalkan..." ucapan ku di potong lagi dan kali ini suara Jack lah yang menyahut.

"Tidak apa Luna, aku akan bermain sendiri di taman." ucap Jack pelan dan lirih.

Aku berjongkok di depan Jack untuk mengimbangi tinggi badannya. "Maaf ya kita bermain sampai di sini dulu, besok kita akan bermain lagi. Bagaimana?"

Jack tersenyum lebar memperlihatkan sederetan gigi susunya yang mungil. "Aku akan menunggu Luna di taman besok." balasnya sambil memelukku erat. Aku balas pelukannya.

"Kalau begitu, sampai jumpa besok Jack." ucap ku melepaskan pelukannya. Jack mengangguk dan kemudian menatap takut Al. "Saya persmisi Alpha." pamit Jack pada Al dan hanya di balas anggukan singkat dari Al.

Setelah berpamitan, Jack berjalan menuju pintu keluar rumah utama. Aku terus menatap Jack hingga tak lagi terlihat. Aku beralih menatap Al yang berada di sebelah ku.

"Apa kau masih marah pada nya?" tanyaku pelan.

"Tentu saja Anna! anak itu melukai mu dan hampir membuatmu terbunuh oleh Rogue." jawab Al dengan sedikit emosi.

"Hey hey hey, tenangkan dirimu Al," aku mengelus pundaknya berusaha menenangkan. "kau lihatkan? sekarang aku sudah baik-baik saja Al."

Al menghela napas, dia menarik ku kepeluknya. Mendekap ku lembut. "Ya, aku percaya pada mu An. Sekarang ikut aku rapat hari ini." ucap Al dan langsung mengangkat tubuh ku membuatku langsung melingkarkan kakiku di pinggangnya.

Aku seperti sedang digendong layaknya seorang anak kecil. "Al! Apa yang kau lakukan?! Cepat turun kan aku!" teriak ku pada Al. Ini sangat membuat ku malu.

Al menghiraukan teriakan ku, dia terus berjalan menuju tempat yang kutahu itu adalah ruang rapat. Para maid yang berpapasan dengan ku dan Al menatap kaget. Ada beberapa yang hampir terkekeh melihat ku. Uhh aku sangat malu.

***

Heyy!

🕌Happy Ied Mubarak!🕌
🙏🏻Mohon maaf lahir dan batin🙏🏻

/salaman onlen/🤝
-riinputh

The Dark WoodWo Geschichten leben. Entdecke jetzt