𝕎𝕠𝕝𝔽 - 10

71 20 4
                                    

The Dark Wood~~~~~~~~~~~~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The Dark Wood
~~~~~~~~~~~~~~

Alarick POV.

"Max! Tenangkan dirimu!" Aku menggeram pada Max yang terus saja berusaha untuk mengambil alih tubuhku.

Max terus menggila di kepala ku. Tak jarang pun dia melolong membuat kepalaku pusing dengan lolongannya.

Aku memilih untuk mengurung diri di kamar mandi, agar Max tidak dapat mendekati Anna. Aku takut, Max akan menandai Anna dengan paksa saat diluar kendali ku. Max benar-benar sangat kuat, aku di buat kualahan mengontrolnya.

Aku melihat pantulan cermin, netra mataku berganti warna. Merah menyala dan bukan lagi hitam legam. Itu artinya aku tengah Half-shift dengan Max. Tapi aku masih tetap bisa mengendalikan diri.

Max tidak membalas ku, dia hanya terus menggeram dan melolong. Aku mencekram pinggiran wastafel dengan kuat, saking kuatnya, wastafel yang terbuat dari batu marmer itu retak. Aku tidak peduli jika itu rusak. Aku hanya  terfokus pada Max, untuk menenangkan nya.

Pertahanan ku hancur saat suara Anna memanggil ku dari balik pintu, "Al? kau baik-baik saja?"

Aku lengah, dan seketika Max berhasil mengambil alih tubuh ku. Dia berjalan kearah pintu kamar mandi, dan berusaha membuka nya. Tapi sayangnya pintu itu sengaja ku kunci dari dalam, dan kuncinya ku patahkan.

"Sialan kau, Rick!" umpatnya pada ku. Aku hanya terkekeh.

"Aku tidak sebodoh itu, Max," aku mendengus. "sudahlah, kau hanya harus bersabar sedikit. Kita akan menandainya, jika Anna yang memintanya." ucap ku memberikan sedikit nasihat agar Max lebih tenang.

Max tetaplah Max. Keras kepala, sama sepertiku, kuakui itu. Dia menghiraukan ucapan ku, dan terus saja berusaha membuka pintu kamar mandi.

"Al? apa kau marah padaku?" Suara Anna membuat Max terdiam. Dia fokus pada suara Anna di luar. "maaf membuat mu khawatir, aku hanya berusaha menjadi Luna yang baik pada seluruh rakyat pack," Anna seperti menghela napas panjang. "tapi sepertinya aku tidak bisa, aku memang Luna yang buruk. Aku tidak cocok untuk menjadi Luna mu, Al. Maaf." ucapan Anna benar-benar membuat jantungku berhenti berdetak.

Max lengah saat ini, dengan cepat aku kembali mengambil alih atas tubuh ku. Netra hitam legam ku kembali, aku bisa melihat nya dari pantulan cermin. Setelah itu aku merusak kenop pintu kamar mandi dengan mudah. Dan seketika pintu terbuka, memperlihatkan Anna tengah menundukkan kepalanya dengan tangis yang sudah pecah.

Kelemahan ku adalah melihat Anna menangis. Rasanya seluruh kekuatan ku menghilang saat melihatnya menangis.

"Kumohon jangan menangis Amour." aku mengangkat tubuh Anna yang bergetar dan membawanya ke kasur. Aku mendudukkannya di tepi kasur, kepalanya masih saja tertunduk. Reflek tangan ku menangkup wajahnya, membuat nya agar bisa menatap ku.

The Dark WoodWhere stories live. Discover now