50 - Pada Akhirnya

11.1K 1.2K 2.2K
                                    

Prudentirals, nanti kalian WAJIB baca author notes di paling bawah yah. Tapi jangan dibaca duluan, baca paling terakhir biar nggak kena spoiler. Dan karena ini chapter terakhir, aku pengen dong kalian spam komen lebih banyak lagi! Jangan ketinggalan votenya juga ya, happy reading prudens<3

.
.
.
.
.
.

.




"Can you stay tonight?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Can you stay tonight?"

Rose bersumpah, sebelumnya dia tidak pernah terpikir bakal bisa diperlemah sama yang namanya cowok selain cowok fiksi yang suka dia baca. Hanya dengan empat kata tersebut, mulutnya terbungkam sempurna dan susah dibuka untuk mengutarakan kalimat penolakan. Suara berat yang parau yang bikin Rose kini repot-repot menelepon orang rumah untuk meminta izin.

"Mama Riri," Rose menggigit bibirnya seraya melempar pandang ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam dan hujan deras di luar sana. "Ochi malam ini izin nggak pulang, ya? Iya besok emang Ochi wisudaan—Ochi kayaknya berangkat dari sini aja deh. Mama Riri nyusul oke? Kasian temen Ochi lagi sakit, dia sendirian di rumah. Tolong go send kebaya, sepatu sama make up Ochi, dong. Iya-iya nggak bakal telat. Makasih Mama, love you!"

Rose tidak berbohong ketika bilang ada temannya yang sakit. Bohong dikit, sih. Soalnya yang sakit itu bukan temannya tapi pacarnya. Rose gengsi aja mengaku pada Mama Riri kalo dia akan menginap di rumah pacarnya malam ini—gengsi juga takut diledekin yang enggak-enggak.

Tapi serius deh, Rose nggak tega ninggalin Jeff sendirian di apartemennya. Rose baru kali ini liat Jeff sakit, pacarnya itu terkulai lemah di atas ranjang dari tadi pagi. Ah, ralat, tadi pagi Jeff sibuk mondar-mandir kamar mandi karena dia terserang diare. Sekarang sudah cukup baikan tapi badannya malah beralih demam dan gejala flu ingin menerjang.

"Dibolehin?" tanya Jeff ketika Rose kembali ke kamarnya selesai menelepon Mama Riri.

"Boleh."

Jujur ini mah meskipun Rose sudah di apartemennya Jeff dari jam sepuluh pagi tadi untuk menemaninya yang sedang sakit, Rose nggak berani terlalu lama memandang wajah Jeff. Siapa sangka kalau Jeff yang lagi sakit bisa nampak se-hottie itu dengan messy hair, mata sayu dan hidung kemerahan? Belum lagi suara serak-serak berat yang bisa bikin ambyar kapan aja.

"Aku boleh pinjem baju kamu, nggak? Aku nggak bisa tidur kalo pake jeans sama atasan blouse gini."

Jeff mengangguk. Hampir seluruh tubuhnya terbalut selimut kecuali wajahnya, keliatan gemes banget di mata Rose. "Pilih sendiri di lemari aku."

"Celana tidur ada di bagian mana?"

"Laci nomor tiga dari kiri."

Rose melenggang menuju lemari hitam milik Jeff. Apartemen lelaki itu dipenuhi nuansa black and white, Rose juga menemukan fakta baru kalau baju Jeff di lemari juga didominasi oleh dua warna tersebut walau warna lainnya juga tidak bisa dibilang sedikit dia punya.

KKN [ bp × boys ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang