Tangan Yoongi bergerak turun melepas celana dalam Sooyoung yang menjadi satu-satunya penutup terakhir di tubuh sang kekasih.

"Hngh-sstthh—" desah Sooyoung dengan tubuh yang menggelinjang saat jemari panjang Yoongi menekan klitorisnya.

Yoongi melirik wajah Sooyoung yang kini terpejam dengan bibir sedikit terbuka. "Kau cantik, sangat cantik." ujar Yoongi setengah berbisik sambil mengusap dan sesekali menekan klitoris milik Sooyoung.

Sooyoung bergerak gelisah saat Yoongi semakin mempercepat pergerakan jarinya di dalam kewanitaannya. Mata Yoongi tak lepas dari wajah Sooyoung yang terlihat menikmati setuhan darinya. Leguhan panjang dari Sooyoung terdengar ketika cairan kenikmatan mengalir keluar dari kewanitaannya dan membasahi jemari Yoongi.

Napas Sooyoung terengah dengan keringat yang membanjiri tubuhnya. Yoongi mengecup lembut bibir ranum Sooyoung sambil mengusap keringatnya. Min Yoongi beranjak bangun, segera ia melepas semua pakaiannya lalu kembali menindih tubuh Sooyoung.

Dengan lembut Yoongi melebarkan paha Sooyoung, lalu menyentuh kejantannya yang telah menegang sejak tadi dan mengarahkannya ke depan kewanitaan milik Sooyoung.

"Ugh~" desah Sooyoung ketika ujung kejantanan Yoongi menyentuh bibir kewanitaannya yang sudah sangat basah.

Sooyoung memejamkan matanya saat kejantanan milik Yoongi mencoba memasukinya. "Op—pa~" desahnya ketika Yoongi berhasil memasukkan setengah kejantannya.

"Kau masih sempit seperti dulu," desis Yoongi saat merasakan setengah kejantannya terasa seperti diurut oleh kewanitaan Sooyoung. Yoongi mendorong pinggulnya, mencoba semakin memasuki Sooyoung lebih dalam lagi.

"Akh!" Sooyoung memekik tertahan ketika milik Yoongi berhasil masuk sepenuhnya ke dalam liang kewanitaannya. "Huh, rasanya masih sakit ya," ujarnya sambil memegang erat kedua lengan Yoongi.

Yoongi tersenyum tipis lalu mengusap pelipis Sooyoung dengan lembut. Kembali ia melumat bibir ranum Sooyoung sambil menggerakkan miliknya di bawah sana dengan pelan.

"Yoongi oppa~" desah Sooyoung sambil mengalungkan kedua kakinya pada pinggang Yoongi.

Yoongi menggeram rendah ketika kejantannya diurut oleh dinding rahim Sooyoung yang terasa sempit. Tempo pergerakan Yoongi yang semula lambat, perlahan mulai ia percepat. Sooyoung sendiri terus mengudarakan desahannya setiap kali Yoongi memaju mundurkan kejantannya hingga menyentuh titik ternikmatnya.

"Oppa~"

"Apa sayang? Heum?" balas Yoongi dengan suara beratnya yang terdengar sangat menggoda bagi Sooyoung.

Wanita itu menarik leher Yoongi dan menyatukan bibir ranumnya dengan bibir tipis Yoongi. Sooyoung sesekali menggigit bibir Yoongi ketika pria itu menyentuh titik ternikmatnya di bawah sana.

Desahan demi desahan mengisi kamar mereka, suara penyatuan yang saling bertabrakan juga decitan ranjang ikut memenuhi kamar. Tubuh Sooyoung mulai menggelinjang sambil mencengkeram kuat bahu Yoongi.

"Oppa aku mau keluar huh--"

Yoongi tersenyum puas ketika Sooyoung kembali mendapatkan klimaksnya. Mata Yoongi terpenjam merasakan cairan hangat milik Sooyoung membanjiri kejantannya di dalam sana. Yoongi terus memompa miliknya, hingga Sooyoung menggelinjang di bawahnya. Pria itu mengecup rahang Sooyoung, lalu turun ke bahu dan berakhir pada dada wanitanya. Kembali Yoongi mengulum pucuk dada Sooyoung dan menggigitnya pelan, membuat sang kekasih mendesah nikmat.

Tubuh Sooyoung bergetar dan beralih memeluk tubuh Yoongi dengan napas memburu. "Oppa aku mau keluar lagi!" serunya.

"Wait a minute baby," ucap Yoongi dengan suara beratnya sambil menambah tempo pergerakannya hingga kejantannya benar-benar tertanam di dalam liang surgawi milik Sooyoung.

"Ahhsst--"

"Oppa sshh--"

Terakhir Yoongi menyentakkan miliknya hingga tertanam sempurna bersama semburan cairannya yang memenuhi rahim Sooyoung bercampur dengan milik wanitanya.

Yoongi tersenyum bahagia sambil menatap wajah merah Sooyoung yang terpejam setelah berhasil mendapatkan pelepasan kesekian kalinya. Yoongi melepas penyatuan mereka, lalu berguling berbaring di samping Sooyoung yang langsung memeluk tubuhnya.

"Kau tidak merasa sakit kan pada perutmu?" tanya Yoongi yang terdengar khawatir.

Sooyoung menggeleng pelan, lalu menyandarkan kepalanya di dada Yoongi.

"Sepertinya kita perlu melakukan pemeriksaan dengan dokter kandungan."

"Heum? Kenapa?"

"Ini anak pertama kita sayang, tentu saja aku ingin yang terbaik untukmu dan anak kita."

Sooyoung tersenyum mendengarnya, ia mengangkat wajahnya untuk menatap wajah Yoongi. "Aku akan mengakhiri kontrakku dengan agensi, setelah itu kita bisa mencari dokter untukku."

"Kau yakin ingin berhenti menjadi idol?"

"Aku tidak bisa menjadi ibu jika aku masih menjadi idol, oppa."

Yoongi terdiam mendengar ucapan Sooyoung barusan. Hal itu benar adanya, jika Sooyoung memilih karirnya, maka mereka harus mengorbankan bayi mereka.

"Aku mencintaimu Sooyoung-ie."

"Aku juga mencintamu oppa."

Yoongi tersenyum lalu memajukan wajahnya dan mengecup bibir Sooyoung dengan lembut. "Aku akan menjagamu dengan baik," ucapnya.

"Memang seharusnya begitu. Aku akan menyerahkan seluruh hidupku untukmu, jadi oppa harus menjagaku sampai akhir." balas Sooyoung sambil tersenyum lebar, terlihat sangat menggemaskan di mata Yoongi.

"Jangan membuatku gemas, aku bisa menyerangmu lagi."

"Yha, jangan lakukan lagi. Sebaiknya kita istirahat, jaljayo oppa." Sooyoung menundukkan wajahnya, kembali bersandar pada dada Yoongi.

"Heum, jaljayo Sooyoung-ie."

11/05/2021

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

11/05/2021

✔️Make it Right [JOYGA]Where stories live. Discover now