Decision

507 72 1
                                    

"Kau terlihat pucat, apa kau sakit?" tanya Seungwan saat melihat Sooyoung yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Pagi ini Sooyoung kembali mengalami morning sickness yang terasa sangat menyiksanya. Sooyoung melangkah perlahan mendekati Seungwan yang tengah duduk di sofa ruang tengah bersama dengan Seulgi dan Yeri.

"Jika kau merasa sakit, segera pergi ke dokter sebelum bertambah buruk." saran Seulgi sambil menarik pelan lengan Sooyoung agar gadis itu duduk di sofa bersamanya.

"Aku baik-baik saja eonnie. Aku hanya merasa mual karena asam lambungku naik, ini pasti akibat dari pola dietku."

"Berhentilah untuk diet sementara waktu ini, berat badanmu akan tetap stabil selama kau rajin berolahraga."

Sooyoung tersenyum tipis mendengarnya. "Aku akan berhenti diet, tapi tolong bantu aku menjelaskannya pada eonnie manajer. Aku yakin dia akan tetap menyuruhku diet, mengingat bentuk tubuhku lebih besar dari eonnie semua dan Yeri."

"Kau sudah tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik Sooyoung-ie, aku yakin fans kita tak akan mengejekmu lagi meskipun berat badanmu bertambah. Mereka pasti akan mengerti kondisimu saat ini yang tak memungkinkan untuk diet, ingatlah kesehatan tetap nomor satu." jelas Seungwan dengan nada bijaknya.

Sooyoung hanya diam dengan seulas senyum di wajahnya. Memikirkan tentang perasaan fans, hal itu membuatnya semakin merasa bersalah. Sooyoung tak bisa membayangkan betapa kecewanya reveluv saat tau dirinya hamil di saat karir Red Velvet sedang bersinar.

Sooyoung tak masalah jika karirnya meredup karena kasus kehamilannya ini, yang ia takutkan adalah jika kehancuran namanya akan mempengaruhi karir member lainnya.

"Aku ke kamar dulu ya, eonnie." pamit Sooyoung lalu beranjak pergi meninggalkan member lainnya.

Sooyoung tak bisa berlama-lama bersama mereka, ia bisa menangis tersedu-sedu di sana karena merasa sangat bersalah pada mereka semua.

"Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku membunuhnya? Anakku, darah dagingku sendiri."

Setelah dua minggu hidup dalam ketakutan tak berujung, Sooyoung akhirnya memiliki waktu untuk bertemu dengan Yoongi di tengah padatnya jadwal sang kekasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dua minggu hidup dalam ketakutan tak berujung, Sooyoung akhirnya memiliki waktu untuk bertemu dengan Yoongi di tengah padatnya jadwal sang kekasih.

Duduk dengan tenang di bangkunya, Park Sooyoung menunggu kedatangan Min Yoongi di salah satu resto tempat mereka biasa berkencan. Tentu saja tempat ini sudah aman dengan uang tutup mulut yang selalu Yoongi bayar setiap mereka berkencan di sini.

"Hey, sudah lama menunggu?" tanya Yoongi lalu mengecup pipi Sooyoung sebelum akhirnya menarik kursi di depan sang kekasih dan duduk manis di sana.

"Kau telihat pucat, apa kau sakit?"

Sooyoung menggeleng. "Tidak. Aku bahkan merasa sangat sehat setelah bertemu denganmu, oppa."

Yoongi terkekeh kecil lalu mencubit gemas pipi Sooyoung. "Kenapa kau sangat pandai merayu, huh?"

Sooyoung tersenyum lalu melepas tangan Yoongi yang berada di pipinya. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, oppa," ucapnya sambil menggenggam tangan Yoongi.

"Kau terlihat sangat serius, apa ini hal penting?"

"Ya, sangat penting."

"Jangan membuatku takut Sooyoung-ie."

Sooyoung mencebik kesal, lalu melepas tangan Yoongi.

"Yha, jangan merajuk seperti itu."

Sooyoung tak menghiraukan ucapan kekasihnya itu, ia meraih tas tangannya lalu mengambil sebuah kotak kecil. Sooyoung kembali menarik tangan Yoongi yang terbebas di atas meja, lalu meletakkan kotak kecil itu di sana.

"Apa ini?" tanya Yoongi dengan ekspresi bingung. Pasalnya hari ini ia tidak sedang berulang tahun, dan lagi hari ini bukan hari jadi mereka. Lalu untuk apa Sooyoung memberinya hadiah kotak kecil ini?

"Bukalah, kau akan tau setelah melihatnya."

Dengan ragu Yoongi membuka kotak kecil itu. Kedua mata Min Yoongi langsung melebar saat mendepati isi kotak kecil itu adalah alat test kehamilan. "Kau hamil?" tanyanya.

Sooyoung mengangguk pelan sambil melipat bibirnya ke dalam. Kedua tangannya meremas ujung dress yang tengah ia kenakan malam ini.

Min Yoongi menghela napas berat sambil menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi. Kedua tangannya menutup kembali kotak kecil itu lalu memasukkannya ke dalam saku celana.

"Oppa tidak perlu khawatir, karena aku sudah membuat keputusan."

"Apa keputusanmu?"

"Aku akan keluar dari Red Velvet, um ... mungkin aku akan kembali pulang ke rumah orang tuaku di Los Angeles." jawab Sooyoung lalu menghela napas berat.

"Kau yakin dengan keputusanmu?"

Sooyoung mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Aku akan bertanggung jawab."

"Oppa tolong pikirkan grupmu. Bukankah Bangtan sedang berada di masa jayanya saat ini? Aku tak akan berpengaruh apa-apa jika keluar dari Red Velvet, tapi oppa akan sangat berpengaruh jika keluar dari Bangtan."

Min Yoongi menyugar rambutnya kebelakang, memejamkan matanya sambil menghela napas lelah. Sial, kenapa dirinya harus terjebak dalam situasi ini. Dia sangat mencintai Park Sooyoung dan rela untuk kehilangan popularitasnya hanya demi wanitanya ini.

"Baiklah, aku akan menghubungi keluargaku di Daegu untuk membicarakan hal ini. Setelah urusanmu dan agensi selesai, tinggallah di sana bersama eommaku."

Sooyoung mengangguk sambil mengembangkan senyumnya. "Terima kasih. Aku mencintaimu, oppa," ucapnya.

Yoongi menarik sudut bibirnya ke atas, ia beranjak dari duduknya untuk membawa tubuh wanita itu ke dalam dekapannya. "Aku bahkan sangat mencintaimu Sooyoung-ie."

Sooyoung tidak tau apakah ia harus bersyukur atau merasa menyesal dengan masalah yang menimpanya saat ini. Setelah mengetahui kehamilannya, Sooyoung tidak bisa tidur dengan nyenyak selama dua pekan.

Otaknya terus berpikir memilih keputusan yang terbaik untuk dirinya dan Yoongi, dan keputusan yang diambilnya sudah bulat, yaitu merelakan karirnya demi janin yang berada di rahimnya saat ini. Sooyoung mencintai Yoongi dan calon bayi mereka, dia rela melakukan apa saja demi keduanya.

"Apapun yang terjadi nanti, jangan pernah berpikir untuk pergi meninggalkanku. Mengerti?"

"Iya oppa."

30/04/2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30/04/2021

✔️Make it Right [JOYGA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang