Part 19

13.3K 1.3K 277
                                    

"Aku berhasil menyelematkan gadis itu dari kebrengsekan lelaki lain. Tetapi, aku tidak menyelamatkannya dari hawa nafsuku sendiri. Ironis, bukan?"

- Aaron Maxwell -

--------------------

Aaron mengerjapkan mata, mencoba beradaptasi dengan cahaya redup di tempat ia terbangun. Hei, bagaimana mungkin ia bisa tertidur selelap ini? Seharusnya saat ini ia sedang berjaga di luar villa dan memastikan situasi aman dan tidak ada ancaman bagi Arabella.

Wait! Arabella! Aaron menghela napas kasar saat tersadar di mana ia berada sekarang. Lantas, aroma harum khas Arabella yang begitu dekat dengan indra penciumannya, membuat Aaron semakin frustrasi. Gadis itu, tertidur pulas di dalam dekapan Aaron setelah kelelahan karena harus mengulang percintaan panas mereka.

Aaron menggigit bibirnya, merasakan sesuatu di bawah sana kembali menegang. Shit! Sudah cukup kegilaan yang mereka lakukan semalam. Bagaimana mungkin Aaron kehilangan akal sehat dan tega merusak gadis yang seharusnya ia jaga? Meski mereka sama-sama menikmati, tetapi rasa bersalah itu tetap bercokol di hati Aaron.

Dengan hati-hati, Aaron melepaskan dekapannya, sebisa mungkin agar Arabella tidak terusik oleh gerakannya. Gadis itu menggeliat sebentar, kemudian kembali pulas di alam mimpi. Aaron merapatkan selimut hingga menutupi tubuh polos Arabella hingga sebatas leher. Merunduk dan mengamati wajah Arabella yang masih terpejam. Cantik.

Double shit! Hanya dengan memandang wajah cantiknya saja, hasrat itu kembali memercik dan hampir saja membakar tubuh Aaron. Ini gila, bukan? Dan Aaron tidak mungkin membiarkan kejadian semalam terulang lagi. Ia sadar posisinya hanya sebatas bodyguard Arabella, tidak lebih. Tugasnya melindungi Arabella dari setiap bahaya, bukan menjadi partner di atas ranjang. Semalam, ia berhasil menyelamatkan Arabella dari kebrengsekan Jason, tetapi ia tidak bisa menyelamatkan Arabella dari hawa nafsunya sendiri. Ironis, bukan?

Kalau saja Osvaldo sampai tahu hal ini, lelaki itu pasti akan meledakkan kepala Aaron dan membuang jasadnya di Sungai Amazon.

Arrrggghhh! Gairah sialan! Aaron mengumpat sembari turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi. Ia butuh berendam di air dingin untuk menyingkirkan hasrat sialan itu.

Beberapa menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi. Tubuh kekarnya sudah terbalut T-shirt dan celana panjang. Melangkah santai sembari menggosok rambut basahnya menggunakan handuk kecil.

"Selamat pagi."

Aaron hampir melonjak mendengar sapaan itu. Sungguh, ia benar-benar tidak mengharapkan Arabella terbangun detik ini dan suasana akan berubah awkward. Setelah kejadian semalam, mungkin Arabella tidak menginginkan Aaron lagi. Setelah mendapatkan jawaban atas pertanyaan keduanya, bisa dipastikan Arabella akan mencari kepuasan bersama lelaki yang dicintainya, it's mean, lelaki yang memiliki strata sosial yang setara dengannya.

"Sudah bangun dari tadi? Kenapa tidak membangunkanku juga?" Masih dengan berbaring di peraduannya, Arabella memijit-mijit keningnya.

"Anda baik-baik saja?"

"I'm fine. Hanya sedikit pusing, mungkin karena semalam kau hampir tidak memberikan kesempatan padaku untuk tidur." Arabella tersenyum, rona merah menjalar di kedua pipinya.

"Maaf."

"Tidak perlu minta maaf. Aku menyukainya."

Aaron menyampirkan handuk di pundak, kemudian mengambil tas Carrolyn dan memeriksa isinya. Sesaat kemudian, ia mendapatkan sesuatu yang ia cari.

Fallen [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang