Part 14

11.2K 1.2K 210
                                    

"Jika benar ini cinta, kenapa harus dengan lelaki itu? Benarkah semesta akan menolaknya karena strata kami berbeda?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika benar ini cinta, kenapa harus dengan lelaki itu? Benarkah semesta akan menolaknya karena strata kami berbeda?"

- Arabella Smith -

--------------------

Arabella tidak menyangka Aaron akan memberikan serangan mendadak seperti ini. Dan seperti biasa, pagutan Aaron membuat gadis itu merasakan sensasi asing yang memberikan sebuah kenikmatan tersendiri. Aaron memagut bibirnya dengan lembut tetapi penuh dengan hasrat yang menggebu.

Gadis tidak berpengalaman itu berusaha mengimbangi permainan Aaron. Ah, tetapi Aaron terlalu lihai sehingga Arabella lebih memilih untuk menikmati saja dan sesekali membalas ciuman itu sebisanya. Napas Arabella mulai tersengal hingga terpaksa Aaron mengakhiri pagutannya.

Desah napas mereka saling bersahutan. Perlahan, Aaron mengusap bibir basah Arabella. "Maaf," lirihnya.

Arabella menunduk. Wajahnya memanas. "Tidak apa-apa. Aku menyukainya."

"Tidak seharusnya kita melakukan ini."

"Apa yang salah jika kita sama-sama menginginkannya?"

"Nona Ara-"

Kalimat Aaron terpotong saat Arabella berjinjit dan kembali menyatukan bibir mereka. Saling melumat dan bertukar kenikmatan. Refleks, Aaron menarik tubuh Arabella agar semakin merapat padanya. Tubuh lelaki itu memanas, merasakan sesuatu yang begitu sesak di bawah sana. Tolong, ia takut tidak bisa mengendalikan diri jika Arabella masih berada di dalam dekapannya.

Aaron ingin melepaskan tubuh sang nona, merasa bersalah karena seharusnya ia melindungi, bukan malah memanfaatkan kesempatan untuk bisa mencicipi bibir ranum yang selama ini begitu menggoda. Shit! Baru kali ini Aaron membenci gairahnya yang meluap-luap.

Dering ponsel di saku celana Aaron menginterupsi kegiatan mereka. Menyadarkan Aaron dari kegilaan yang melenyapkan akal sehatnya. Lelaki itu melepaskan pagutannya sembari mundur selangkah. Ia mengambil ponsel dan melihat nama Carrolyn muncul di layar.

"Ya, Carrolyn ...," ucap Aaron sembari menetralkan desah napasnya.

"Kapan kau kembali ke New York? Aku merindukanmu."

"Aku belum bisa memastikan."

Terdengar Carrolyn mendesah kecewa di seberang sana. "Sudah kubilang, lebih baik kau mundur dari pekerjaan itu. Pekerjaanmu terlalu menyita waktu dan sekarang membuat kita berjauhan?"

"Tidak akan lama. Percayalah."

"Dan membiarkan aku sendirian dan kesepian di kamarku?"

"Dua atau tiga minggu lagi aku akan mengunjungimu. Sekarang aku sedang sibuk. Nanti aku telepon lagi." Aaron mematikan ponsel dan memasukkannya ke dalam saku celana.

Fallen [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang