31. Pria bermarga Kim?

228 41 3
                                    

"Papah..! Mamah..!" Sorak Lisa sembari berlari menghampiri kedua orangtuanya yang baru saja datang.

Dan Lisa langsung memeluknya erat. Begitupun juga dengan mereka.

"Lisa kangen sama kalian...!" Ujar Lisa tanpa melepaskan pelukannya.

"Kami pun kangen sama kamu Lis.." balas mereka berdua.

"Jangan tinggalin Lisa lagi hiks.." Ujar Lisa disertai Isak tangisnya.

"Iya nak, maafkan kami.." balas Papah Lisa.

"Mamah papah tau? Disini Lisa kesepian mah, pah.. Lisa ngerasa hampa. Lisa merasa kehilangan banget sama kedua orang yang telah mengurus dan menjaga Lisa selama ini. Dari Lisa kecil, sampai sekarang, kasih sayang kalian berdua tak pernah berkurang."

"Iya Lis, kami paham. Kami--"

"Cukup! Lisa gak mau kehilangan kalian lagi hiks... Papah sama mamah tinggal dirumah saja dan giliran Lisa yang mencari duit untuk menghidupi keluarga kecil kita, hiks.."

Tangisan Lisa semakin pecah ketika kedua orang tersebut semakin menjauh. Bahkan tanpa sadar, pelukan tersebut sudah tererai sedari tadi.

Setiap kali Lisa ingin meraihnya, entah mengapa seperti susah digapai.

Bayangan mereka berdua semakin menjauh dari pandangan Lisa.

"Papah..! Mamah..! Hiks.. jangan tinggalin Lisa hiks...!"

Sedari tadi Lisa mencoba bangun dari gugurnya dan berlari mengejar mereka tetapi tubuh Lisa seperti ada yang menahannya.

Seakan Lisa ditahan disana dan tak boleh mengejar kedua orangtuanya.

"Lepasin, hiks..! Mamah!! Papah..! Hiks, jangan tinggalin Lisa lagi hiks.. disini Lisa gak bisa hidup tanpa kalian...! Hikss.."

"Kamu akan selalu mendapatkan kasih sayang nak, tentunya dari orang-orang yang selalu menyayangi dirimu selain kami berdua." Ujar sang mamah.

"Iya nak, kamu akan selalu bahagia walau tanpa kami. Kau dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangimu, jadi tidak usah sedih, oke?" Sambung sang papah.

Lisa menggeleng, "Gak, pokoknya Lisa hanya mau kalian, mah.. pah.. hiks..! Walau banyak orang yang menyayangi Lisa, tapi tetap saja, kasih sayang kalian berdua tak bisa digantikan... Hiks.."

Semakin lama, bayangan tersebut semakin menghilang. Tapi sesaat kemudian terdengarlah suara yang entah darimana berasal. Tapi suara tersebut mampu membuat Lisa semakin terisak-isak.

"Kami selalu menyayangi mu Lis, walaupun bukan saatnya kami untuk meninggalkan mu, tetapi memang sudah ada waktu nya. Dan sekarang lah waktunya. Dan kami berharap, disana kau selalu dijaga dan disayangi oleh orang-orang disekitar mu. Kami pamit, selamat tinggal Lalice sayang..."

"Gak...! Mamah... Papah...! Hiks, jangan tinggalin Lisa hiks... Kalian jahat..! Hiks.. Tuhan... Mengapa kau tak adil kepada ku huh? Hiks... Setelah ini, siapa lagi nyawanya yang akan kau ambil..?! Hiks..."

Lisa semakin merasakan sesak di dadanya. Tubuhnya semakin menegang dan bergetar ketika putaran memori bersama kedua orangtuanya terputar didepan mata Lisa sendiri.

"Mencintai kalian adalah permainan yang kalah." Ujar Lisa sebelum akhirnya dia kembali menjerit tangisnya.

Deg!

Mata Lisa membulat sempurna. Tubuhnya berkeringat dingin. Yang ia lihat pertama adalah, sebuah kamar yang mewah dan luas. Yang didominasi dengan warna navy blue.

Lalu dengan cepat ia bangun dari tidurnya dan...

"Kau sudah bangun?" Suara asing yang menarik atensinya.

°»MY NEIGHBORS MY BEST FRIENDS✧ ೃ༄Where stories live. Discover now