Wah

2.8K 411 60
                                    

Lusi bingung ngasih judulnya :"

~~~

Tak terasa sudah 6 bulan usia kandungan ku. Perutku juga semakin besar. Setiap bangun tidur aku selalu melihat pantulanku pada cermin sambil sesekali mengelus perutku.

Akhir-akhir ini punggungku terasa sakit, tapi aku memakluminya. Sikap Keiji makin hari makin posesif, aku tau dia mengkhawatirkanku.

Misalnya saat ia melihatku sedang membawa tumpukan cucian baju kotor, ia akan langsung mengambil alih tumpukan tersebut sambil berkata, "Biar aku saja, kamu duduk disana." begitu juga saat aku sedang mencuci piring dan lain-lain.

Padahal Keiji juga masih punya pekerjaan yang harus ia selesaikan. Jujur aku masih kuat kok.

Aku... lemah dengan sikap Keiji yang perhatian begini T_T

Aku tiduran di sofa dengan paha Keiji sebagai bantalan. Keiji menonton berita sambil mengelus rambutku dengan lembut. Elusannya pada kepalaku sangat lembut sehingga membuatku mengantuk, namun aku tahan.

"Keiji."

"Hmm?"

"Kira-kira nanti anak kita mirip siapa ya?" tanyaku sambil memegang daguku.

"Yang pasti bukan mirip Bokuto-san... aku harap."

Aku menyikut pinggang Keiji, "Aku tidak pernah 'bermain' dengan Bokuto ya!"

Keiji mengaduh pelan sekaligus terkekeh kecil.

"Aku ingin kalo anak kita laki-laki mirip Taehyung." Ucapku sambil mengelus perutku dan membayangkan wajah tampan seorang Kim Taehyung.

"Iya dia memang tampan." Balas Keiji. Keiji itu tipe orang yang mendukung hal yang disukai pasangannya selama tidak berbahaya atau merugikan.

"Tapi... aku lebih suka kalo mirip Keiji! Tenang, tampan, sabar." Ucap ku. Sedangkan Keiji yang mendengar pujian dari ku merona dalam diam. "Aku harap gen ayahnya lebih kuat dari ibunya ya."

*dug

"Ugh! Keiji, dia menendang!" ucapku riang. "Mau mendengarnya?"

Keiji mengangguk. Aku mengubah posisiku menjadi duduk dengan bantuan Keiji. Aku duduk bersandar pada sofa, Keiji duduk dilantai dan mendekatkan telinganya pada perutku.

"Bagaimana?" tanyaku. Keiji masih menempelkan telinganya pada perutku sambil mengelusnya.

"Aku merasakan pergerakan." Ucap Keiji. "Dia sangat aktif." Sambungnya.

"Itu artinya dia sehat." Balasku sambil tersenyum.

Tiba-tiba muncul pertanyaan dipikiranku, "Apa Keiji sudah kepikiran nama yang cocok?"

Keiji memandangku, sepertinya ia ikut berpikir.

"Hmm, bagaimana dengan Hana?" Usulku. "Mirai?"

"Kalau laki-laki, bagaimana dengan Gin? Atau..."

Akhirnya kita berdua saling bertukar ide nama satu sama lain. Jika ada yang bagus aku akan menulisnya dalam buku catatan kecil.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)

Keluarga [Akaashi Keiji]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant