'Itu'

4.5K 477 92
                                    

Warn : 15+? 16+? 17+? 18+? Lusi nggak tau :'v

~~~

A-aku.. Ingin 'itu'!

Ku pandang Keiji yang sedang fokus pada laptopnya dari dapur. Mataku menyipit tajam, ragu untuk mengungkapkan isi hati ku dan juga gelisah. Kaki ku saling bergesekan tidak bisa diam.

Apa yang harus ku lakukan?!

Jam masih menunjukkan pukul 8 malam, tapi mengapa tiba-tiba aku punya hasrat ingin melakukan 'itu'?!

Dengan memberanikan diri aku mendekati Keiji dengan wajah malu-malu. Sialan jantung yang berisik ini.

Aku duduk di sofa samping Keiji dengan hati-hati. Wajahku kenapa terasa panas?!

Lakukan, tidak? Lakukan, tidak? Ahhh harus bagaimana ini?!

Tiba-tiba aku teringat pada ucapan temanku kemarin saat di cafe, "Terkadang kita para wanita harus ganas juga loh."

Baik akan ku coba!

Sebelumnya aku mengambil napas yang panjang. Ku ubah posisiku jadi menghadap Keiji. Sambil bertopang dagu, aku memainkan jariku di atas laptopnya dengan gerakan sensual.

Keiji sedikit tersentak karena tiba-tiba ada jari di atas laptopnya. Lalu ia menatap wajahku. Dia terkejut saat melihat wajahku yang sudah memerah dan malu-malu.

Keiji meneguk ludahnya, "Apa dia berniat menggodaku?" Batin Keiji.

Saat sedang melihat kearah lain tanpa sengaja pandanganku mengarah ke 'adiknya' Keiji yang sedikit menonjol dari balik celana santainya. Aku meneguk ludahku, ku rasa cara ini berhasil.

"Kau tahu, aku juga sudah menunggu waktu seperti ini." Ucap Keiji sambil menyimpan file yang ia buat barusan. Ahh, aku lupa kalau Keiji orang yang sangat peka apalagi jika menyangkut hal seperti ini.

"Kau yang memulai, jangan menyesali kalau besok tidak bisa jalan." Keiji mulai mendekat kearahku.

Aku terus memundurkan wajahku selagi dia memajukan wajahnya sampai kepalaku terjatuh ke sofa.

Keiji mencium bibirku, mengabsen setiap gigiku, lidah ku dan Keiji saling beradu. Sampai aku mulai kehabisan napas, aku memukul dada Keiji agar menyudahinya. Kita berdua saling mengambil napas banyak-banyak.

"Lanjut?" tanya Keiji. Aku mengangguk.

Keiji mulai menciumi leherku dan juga meninggalkan beberapa jejak disana lalu turun ke selangka.

"Ahh~"

Suara lengguhanku membuat Keiji semakin semangat. Akhirnya kita melakukan 'itu' di sofa. Sepertinya aku harus berterima kasih pada temanku yang telah memberanikanku melakukan hal senekat ini.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)

Dah Lusi udah nggak kuat .˚‧º·(ฅдฅ。)‧º·˚.

Keluarga [Akaashi Keiji]Место, где живут истории. Откройте их для себя