Masalah

4.3K 534 5
                                    

Aku sedang menyiapkan makan malam untukku dan Keiji. Hari ini aku memasak makanan kesukaannya Keiji nanohana karashiae. Kebetulan tadi aku menemukan bahannya.

Akhirnya masakanku selesai. Aku mencuci tanganku lalu berjalan ke ruang tengah untuk mengecek handphone-ku, siapa tau ada pesan dari Keiji. Namun setelahku cek ternyata tidak ada.

Tidak lama setelah itu, aku mendengar suara pintu yang terbuka, reflek aku menolehkan kepalaku ke arah pintu. Setelah tahu itu Keiji, aku langsung menghampirinya.

Wajah senangku seketika berubah saat melihat wajah kusut Keiji. Aku membantunya melepaskan coat coklatnya dan tasnya.

Keiji langsung terduduk di sofa ruang tengah sambil memijat pelipisnya. Dengan khawatir aku segera menghampirinya. ku taruh coat dan tasnya di pinggiran sofa.

Aku berjalan kearah belakang sofa guna memijat punggung suamiku lalu ku bisiki, "Tarik napas... Buang..." begitu ku ulangi sampai tiga kali, baru ku tanya kan, "Ada masalah apa?" beginilah caraku menenangkannya.

Setelah mengikuti ucapanku tadi barulah Keiji berbicara, "Hanya mendapat sedikit masalah di kantor, akhir-akhir ini Tenma Udai sedikit rewel, dan masih ada naskah yang harus aku edit dan batas waktunya tidak lama lagi."

Aku merasakan tubuhnya sudah tidak setegang tadi setelah ku pijat. Ini bukan pertama kalinya Keiji seperti ini, pekerjaannya memang tidak ada habisnya, mengurus tumpukan kertas, mengurus penulisnya yang sering rewel, pasti sangat berat.

"Aku percaya kau pasti bisa melewatinya, aku akan selalu di sampingmu saat kau membutuhkan bantuan." Ucapku sambil memeluk leher Keiji dari belakang.

Keiji menghela napas pelan lalu tersenyum lembut padaku sambil mengusak-ngusak rambutku, "Terima kasih."

Aku membalas senyumnya, "Ayo makan, aku membuat makanan kesukaanmu tapi mandi dulu sana biar seger." Aku mencium pipinya dengan cepat lalu beranjak ke dapur.

"Mandi bareng.." pinta Keiji.

"Aku sudah mandi." Dapatku pastikan wajah Keiji sedang cemberut saat ini.

Aku menyiapkan mangkuk untuk nasi ku dan Keiji. Setelah Keiji selesai mandi kita berdua makan bersama diselingi dengan obrolan-obrolan ringan.

"Aku sangat beruntung punya istri sepertimu." ucap Keiji tiba-tiba. Hampir saja aku tersedak tapi tetap saja wajahku merona.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)

Keluarga [Akaashi Keiji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang