Terungkap

363 17 0
                                    

"Cukup Rega. Aku bukan cewek murahan."

"BUKAN?? Lalu apa sebutan untuk kamu?  Lepas dariku kamu obral tubuhmu sama Surya sampai kamu hamil. Apa sebutannya kalo nggak murahan?"

Rega menarik tangan Reta memaksanya masuk ke dalam mobilnya. Tapi Reta memberontak menolak masuk.

"Enggak.. Lepas."

"Nggak akan. Sebelum aku menikmati tubuhmu lagi. Akan aku tunjukkan bagaimana seharusnya dirimu."

"Cukup Ga.. Cukup aku bukan pelacur. Lepas."

Emosi Rega memuncak di tutup kencang pintu mobilnya di hempas kasar tubuh Reta hingga membentur pintu mobil yang sudah tertutup.

"OK kalo mau mu di sini. It's ok. Kita lakuin di sini."

"apa?"

Sebelum Reta melayangkan protesnya Rega sudah melumat kasar bibir Reta. Reta tak tinggal diam di dorong kuat tubuh Rega hingga ciuman kasar itu terlepas.

Plak

"Keterlaluan kamu" ucap Reta setelah menampar pipi Rega.

"Kamu berani sekarang Re.."

Plakk

Plakk

Rega menampar dua kali pipi Reta. Di tariknya rambut Reta di hempas kasar sampai kepala Reta terhantuk mobil. Tapi tak sampai di sana di raihnya lagi rambut Reta di tarik kasar. Tapi sebuah tangan mencekal lengan Rega.

"hai jangan kasar sama cewe. Banci lo." ucap pria yang satu kantor sama Reta.

"nggak usah ikut campur lo!" Rega menatap tajam pria yang mencekal tangannya.

"dia temen gue bro. Nggak mungkin gue pura-pura nggak tau lo nyiksa dia." ucapan pria tersebut justru malah membuat Rega semakin emosi. Di pandangnya Reta kembali.

"ciih..dasar murahan." setelah itu di hempaskan Reta di plataran parkir. Kemudian pergi.

Rega tak tau kepala Reta mendarat di sebuah paving dan seketika Reta pingsan.

Setelah kepergian Rega banyak sudah yang berkerubung para karyawan lain mendekat. Segera saja di bawa Reta ke Rumah sakit.

*****

Adnan memarkirkan mobilnya sembarang di pelataran apartemen Rega. Menahan amarahnya. Pria itu langsung terbang ke Surabaya setelah di telpon anggota staf pemasaran jika Reta masuk rumah sakit setelah dapat perlakuan kasar dari seorang pria. Dan yang paling membuatnya geram Surya mengabarkan jika Rega yang melakukan kekerasan itu.

Sampai di unit Rega dia memencet bel tak sabaran. Tak lama menunggu Rega membuka pintu. Tanpa menunggu lama pukulan demi pukulan langsung di layangkan ke Rega.

"Bangsat lo. Bajingan."

Bugh

"Gue bener bener nggak nyangka elo seBrengsek ini."

Bugh

"aaaaargh...bangsaaaat.."

Adnan beranjak dari tubuh Rega. Rega masih tak bersuara. Pun juga tak membalas pukulannya.

"gue bener-bener nyesel pernah punya sahabat kaya elo. Anjiiing. Aah. Mungkin anjing terlalu baik untuk sebutanmu." ucap Adnan menggebu masih menahan amarah.

"Yang harusnya nyesel itu gue. Kenapa elo bisa segitu percayanya ama cewe murahan itu. Apa jangan jangan elo juga udah ngerasain tubuhnya?"
Kata Rega sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

"Bangsat. Jaga bicara lo.!"

"hm. Tenang bro,kita sama-sama udah ngerasain. Sialnya gue nggak bisa move on dari goyangannya. Sampe di deketin Becca aja gue nggak nafsu. Hebat bukan pesona Reta."

"Anjeeng.."

Saat Adnan kembali mendekat dan akan memukul kembali Rega menahan kepalan tangan Adnan.

"Sudahlah. Nggak usah lo belain terus. Sebutan murahan emang nggak salah kan? Setelah lepas dariku dia dengan mudah menjajakan tubuhnya pada pria lain. Pas liburan juga dia tinggal sekamar kan sama Surya. Mata lo juga tau itu. Ciih nyesel gue pernah bilang nyangkal dia janda gatel. Nyatanya memang seperti itu. Sampai hamil di luar nikah. Apa sebutan nya jika bukan murahan??"

Bugh

Adnan kembali memukul wajah Rega.

"Bangsat lo. Bisa-bisanya elo ngucap kaya gitu. Elo lupa elo yang udah hamilin dia brengsek!!!!!!"

Deg

Adnan sudah kehilangan kesabaran. Dia kembali memukul wajah Rega. Tapi Rega kali ini menangkis dan memberontak.

"Maksud lo apa?? Gue lihat mata kepala mata gue dia sekamar ama Surya. Gue juga beberapa kali mergokin dia pelukan sama Surya. Jangan ngada-ngada lo. " sarkas Rega

"Lo seorang dokter harusnya elo bisa lebih tau. Bagaimana mungkin dia hamil hanya karena pelukan. Lagian elo harusnya cari tau dulu. Berapa usia kandungannya. Elo sendiri yang bilang dulu tembak dalam berkali-kali. Lagian usia kandungannya 13 minggu sedang liburan kemaren belum ada 2 bulan bangsaat."

Duaaarr

Otak Rega sejenak berhenti. Hatinya berdebar kuat.

"Harusnya elo mastiin dulu. Cari tau dulu. Gue tau lo nggak bisa kontrol cemburu elo. Tapi nggak kaya gini caranya. Sepertinya keputusan Reta buat nggak ngasih tau elo itu tepat. Lebih baik kalian emang nggak usah bersama lagi. Biar Reta pergi. Gue berharap lamaran Surya di terima sama Reta. Biar Surya yang jadi ayah dari anak elo. Surya mau nerima itu. Setidaknya itu terbaik buat Reta. "
Adnan sudah terlihat lebih tenang usai berkata panjang lebar.

"Nggak. Reta harus nikah sama Rega. Aku nggak rela cucuku di ambil orang lain."

Semua menoleh pada mama Rega yang sudah berurai air mata dan bersandar di pintu.
Sudah sedari tadi Sarena berdiri di sana. Mendengar semua yang di ucapkan Adnan.

"Maa.." Rega mendekat. Saat akan akan meraih tubuh sang mama tamparan keras mendarat di pipi Rega.

"Mama nggak pernah ngajarin kamu jadi pria brengsek Rega. Cepat temui Reta. Minta maaf. Bagaimana kamu bisa seperti ini Rega." Sarena tak bisa menahan isak tangisnya.

****

Di rumah sakit saat ini Reta sendiri. Surya tadi pulang sesaat setelah ibunya datang dan menjemput paksa Surya. Ibu Surya sedikit kecewa saat tau Reta hamil. Itu yang membuat Surya di seret pulang oleh ibunya.

Reta mencoba tidur tapi matanya tak bisa dipejamkan. Dia mencoba duduk mengambil minum di nakas sebelahnya,tapi sedikit kesusahan karena selang infus. Saat akan turun pintu ruang rawat terbuka.

"Rega." gumam Reta.

"kamu mau ngapain?" Rega segera mendekat.

"aku cuma mau minum."Reta kembali mencoba meraih botol minum di nakas. Secepat kilat Rega mengambilkan dan menyerahkan pada Reta.

"makasih." Reta segera meminumnya.

"kamu ngapain ke sini? Kalo cuma mau hina aku,lebih baik pergi. Setelah ini kamu nggak akan ketemu aku lagi. Jadi tolong beri aku waktu untuk sekedar istirahat." Reta berbicara dengan kepala menunduk. Segera Rega menarik tangannya.

"Kamu mau kemana? Jangan pergi!"
Rega menjeda bicaranya.
"Aku minta maaf. Aku bodoh. Aku nggak tau kalo kamu hamil anakku."

"Aku memang bermaksud untuk tak memberitahu tentang itu. Sudahlah. Pergi. Aku mau istirahat."

"Nggak Re.. Aku minta maaf. Ayo..kita mulai dari awal.."

Reta_Rega  || End ||Where stories live. Discover now