Egois

285 13 3
                                    

Rega berangkat malam itu juga setelah Rebecca meninggalkan apartemennya. Mudah bagi Rega menemukan mereka,apalagi terpampang jelas lokasi Diana mengunggah foto di instagramnya.

Hanya perlu waktu dua jam Rega sudah menginjakkan kaki di bandara Ngurah Rai Bali. Segera ia menuju mobil yang sudah disiapkan untuk dipakainya selama di Bali. Dia bergegas menginjak pedal gas menuju lokasi Vila milik Diana.

***

Di tempat lain Reta berjalan menuju pantai menikmati angin pantai di malam hari. Sudah pukul 9 malam waktu setempat. Tapi Mela sudah masuk kamar begitupun Diana. Vila Diana memang langsung terhubung dengan pantai. Alhasil dia berjalan sendiri sampai bibir pantai. Di sekitar masih cukup ramai banyak turis yang juga sedang menikmati angin malam sepertinya.

Reta akhirnya duduk pasir. Melipat kaki dan memeluk lututnya. Melihat lurus di depannya ombak saling mengejar dan deru yang menjadi pengantar di pendengarannya.
Tak lama seseorang duduk di sebelahnya. Surya. Pria itu tersenyum pada Reta. Dan Reta membalas senyumannya.

"ngapain malam-malam ke sini? Sendirian lagi." Surya membuka suara.

"suntuk mas di kamar terus. Lagian Mela sama mbak Diana udah pada masuk kamar. Mau ngajak aku nggak enak." balas Reta.

"kenapa nggak ngajak aku?" tanya Surya

"mas tadi nggak ada di kamar. Tadi aku sudah ketok pintu nggak ada respon. Ya udah aku sendiri ke sini."

"hehe.. Iya tadi aku keluar sebentar. Pas mau balik liat kamu berjalan terus duduk. Ya udah aku susulin. "

Reta hanya terkekeh mendengar penuturan Surya. Mereka ngobrol dengan sesekali candaan membuat Reta tertawa. Dan Surya terlihat begitu bahagia.

"aku senang kamu tertawa Re.. Aku rindu kamu yang seperti ini. " Surya berkata tapi tak berani menatap mata Reta. Takut jika wanita itu kembali tersinggung seperti dulu.

"hehe..aku bersyukur di saat seperti ini keadaanku aku masih ditemani kalian yang peduli sama aku. Mas aku minta maaf atas sikapku kemarin kemarin mas. Mungkin aku terlalu emosi jadi aku lampiaskan ke kamu waktu itu. Aku juga makasih mas Surya selalu ada. Dan menemaniku sampai aku sedikit melupakan masalahku. Makasih mas.." Reta mengusap lengan Surya. Mereka saling tatap dan tersenyum.

Mereka tak tau ada sepasang mata yang sedari tadi menatap tajam mereka berdua. Mata yang menyiratkan kemarahan. Rega. Pria itu sudah berdiri di belakang mereka berdua tanpa di sadari. Saat akan mendekat sebuat tangan kekar menahannya. Menarik menjauh dari dua insan yang masih duduk menghadap hamparan laut.

"Adnan.. Apa-apaan lo." Rega menghempaskan cekalan tangan Adnan saat pria tersebut merasa sudah jauh dari pantai.

"elo yang apa-apaan!! Ngapain lo ke sini.."

"Terserah gue lah ini tempat umum. Gue bebas mau ke sini atau enggak."

"iya ini tempat umum. Terus ngapain lo hampir nyamperin Reta tadi..kenapa? Ada apa? "

"Reta kekasihku. Gue berhak atas dia. "

"heee. Kekasih?  Lo udah nyia-nyiain dia Regaa.. Lo nggak inget.. Lo lebih memilih Becca.. Lo jangan jadi bajingan. Lo udah memilih Becca jadi Reta berhak milih siapapun gantinya elo."

Rega geram mendengar ucapan Adnan. Dia mencengkeram kerah adnan.

"maksud lo apa.. Hmm.. Reta milik gue.. Sampe kapanpun di milik Gue."

Adnan tak gentar sedikitpun dimelepas tangan Rega di kerahnya dengan mudah apalagi tangan Rega sedang berbalut kasa.
Sambil terkekeh dia menatap Rega.

"elo jangan egois..Reta berhak bahagia. Dan dia perlahan sudah mendapatkan bahagianya. Melepaskanmu bukan hal buruk bukan. See...elo ninggalin dia,dengan senang hati Surya menjadi pengganti lo. Daaan.. Aaah.. Iyaa.. Dan bakal gue pastikan elo yang nyesel dalam permainan elo sendiri." Adnan melenggang pergi meninggalkan Rega yang masih menahan amarah. Setelah beberapa langkah dia kembali berbalik.
"jangan pernah temui Reta. Jika air mata Reta menetes kembali karena elo. Gue nggak segan-segan buat hajar lo lagi. Oh ya.. Lebih baik elo urusin deh tuh wanita ular yang lo pilih. Beberapa hari lalu dia sempat nulis postingan tentang Reta tanpa dia berkaca terlebih dahulu. Ingat pesanku dokter Marega. Pergi.. Dan jangan usik hidup Reta lagi. Sekali lagi kau usik aku pastikan Becca dan karir lo akan hancur. "
Adnan melenggang pergi menjauh. Dan Rega masih berdiri mematung. Hatinya kembali tercubit. Dia kehilangan cintanya tapi juga sekaligus kehilangan sahabatnya.

Tadi Adnan menerima telpon dari staf di kantor yang akan di pimpinnya. Saat dia selesai menelpon dan akan kembali ke kamar. Dia menatap seluit yang mirip Rega. Ditajamkan kembali penglihatannya. Dan ternyata memang benar itu Rega dan saat di lihatnya arah pandangan Rega di sana ada Reta dan Surya sedang duduk menghadap hamparan laut. Adnan segera menyusul tak ingin terjadi apa apa terhadap Reta dan Surya. Dan dia berhasil saat Rega akan menghampiri Reta dia tepat datang dan menyeretnya menjauh dari Reta.

***
Hancur sudah hati Rega. Sepertinya tak akan ada lagi kesempatan untuk dekat dengan Reta. Mengingat Adnan melarang keras bukan dia tak mau berjuang tapi dia tau betul sifat Adnan dia benar benar tak akan main main dengan ucapannya.

Saat akan keluar dari area pantai Rega melihat Reta masuk ke dalam toilet. Di lihatnya sekeliling tak ada pengunjung. Adnan dan Surya juga masih di bibir pantai.

Rega mendekat menunggui di depan pintu. Saat Reta membuka pintu wanita iku terkejut. Rega berhambur memeluk Reta membawanya di pojok meja wastafel di depan toilet.

Reta yang masih terkejut sesaat langsung sadar. Dia meronta ingin melepaskan. Tapi pelukan Rega semakin erat.

"Pliis Re.. Aku kangen.. Aku kangen sama kamu.." suara  isak lirih Rega menghentikan rontaan Reta.
"aku minta maaf.. Aku salah sama kamu. Tapi jangan menghindar aku mohon. Beri waktu sebentar untuk aku memelukmu. Aku rindu sama kamu Ree.. " isakan Rega semakin terdengar Reta hanya bisa berdiam diri. Di biarkanya Rega menangis dipelukannya meski wanita itu sama sekali tak membalas pelukan tersebut.

Reta_Rega  || End ||Where stories live. Discover now