Siap Membuka Hati

228 17 0
                                    


Delapan bulan sudah Reta bekerja di kafe,perkembangan kafepun melesat pesat. Sekarang sudah ada dua lantai dan ada rooftop diatas,karyawanpun sudah banyak sekarang,koki sendiri sekarang sudah ada 8.

Hubungan Reta dan Regapun sudah mulai dekat. Setidaknya wanita itu sudah mulai membaur dan tak menutup diri seperti dulu. Bahkan sudah mau diajak Rega pergi menemui kolega dan pertemuan rutin di rumah sakit.

Adnan sendiripun senang akhirnya sahabatnya menemukan kembali gurat bahagaia kehidupan yang dulu pernah redup. Mereka sering menghabiskan waktu dengan  dobledate. Ya kekasih Adnan (Diana) sudah kembali dari Singapore dan akan bertunangan dalam waktu dekat.

Sementara Surya masih saja modus mendekati Reta, 'selama belum ada janur melengkung sah sah saja bila masih bisa ditikung' itu pedomannya. Rega selalu terang-terangan cemburu pada kokinya tersebut, sampai sempat mau dipecat tapi di urungkan oleh Adnan dan di yakinkan oleh Reta jika tak ada rasa tertarik di hati Reta untuk Surya.

Reta memang sudah mulai bisa menerima Rega dan siap membuka hati untuk sang lelakinya. Sikap dan perhatian yang selalu di tunjukan oleh Rega selalu membuat luluh dan desiran hebat di hatinya. Merasa menjadi dirinya yang dulu, saat belum pernah merasakan pengkhianatan. Meski tak tau apa status dirinya dengan Rega karna mereka tak lagi sepasang abg yang harus bucin dan mengumbar kemesraan.

"Re.. Besok belanja ya.. Beli gaun buat ke acara tunangan Adnan. Itu acara penting lo Re buat kita.. " seru Rega yang saat ini ada di mobil menuju apartemennya. Yaa memang Reta sering diajak ke sana,sekedar beralasan pengen makan masakan Reta lah,sekedar ngisi belanja kebutuhanlah atau banyak lagi alasan Rega mengajak ke apartemen.

"Ga.. Kemarin baru beli lo pas buat acara di rumah sakit.. Udah deh gak usah beli lagi.. Kamu udah terlalu sering beliin gaun dan baju.. Lemari kosan aku kecil Ga.. Udah gak muat kalo di tambah lagi. " gerutu Reta

"ya nggak papa" sambil melirik wanitanya yang memanyunkan bibir. " itu bibir bisa nggak gak usah manyun-manyun gitu.. Bawaannya pengen nyium. "

"paan sih" pipi Reta memanas malu.

" ih ih.. Malu.. Pipinya merah.. Gak usah malu Reta.. Lagian udah enam bulan lo Re kita jalan..masa nyium aja belum dibolehin.. Sekali-sekali bolehin dong. "

"Rega apaan sih.. Kalo kaya gini aku turun aja deh..gak jadi masak. "

"eh eh.. Iya.. Iya.. Enggak deh.. Gak godain lagi. " tangkas Rega tak ingin acara nglepas penatnya terganggu. Walau cuma melihat Reta masak atau cuma sekedar menata kebutuhan itu sudah lebih dari cukup bagi Rega. Yang terpenting senyum Reta tak pernah luntur itu sudah jadi kebahagian buat Rega.

***

Usai masak dan menyantap hidangan makan malam,mereka duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi. Rega masih sibuk dengan laptopnya dan Reta memilih tv untuk mengusir penatnya.
Di perhatikannya Rega saat sedang fokus pada laptopnya. Alis tebal yang bertautan menambah kadar ketampanan lelaki yang selalu mengisi harinya beberapa bulan ini.

"Ga.. "

"hmm"

"Ga.. " dan lelaki itu menoleh. "apa?"

"Sebenernya hubungan kita ini seperti apa sih Ga? Pacaran?? Enggak.. Tapi kita selalu deket.. Saat kamu dekat dengan wanita lain ada rasa gak nyaman di diriku.. Begitupun sebaliknya.. Jadi hubungan kita ini apa? " dengan memberanikan diri Reta bertanya seperti itu karena mungkin saat ini lah dia meminta kejelasan. Rega meletakkan laptopnya da menggeser duduknya hingga berhadapan dengan reta.

"Re.. Jujur aku gak mau lagi pacaran.. Kita bukan sepasang remaja yang harus klaim pacar untuk bisa dekat. Jika kamu siap aku bisa langsung melamarmu dan menikah.. Itu yang ku mau. Aku tak muda lagi Re.."

"jujur Ga.. Aku takut menggantungkan harapan pada seseorang..aku takut kecewa.. Makanya aku bertanya.. Tapi jika harus langsung menikah saat ini.. Aku rasa itu terlalu cepat Ga.. Kita masih terlalu dini jika langsung sampai ke jenjang itu. Apalagi perbedaan kita terlalu jauh Ga.. Kamu tau sendiri status aku.. Apalagi kasta kita benar-benar berbeda.. Aku takut keluarga kamu akan menolak nantinya. " Rega tersenyum mendengar penjelasan Reta, diusapnya rambut panjang Reta.

"kamu ngomong apa sih.. Orang tua aku gak pernah memandang kasta seseorang Reta.. Selama aku nyaman menjalani hubungan mereka akan dukung." sudut bibir Reta terangkat menampilkan lesung yang selalu menjadi pusat bahagia untuk Rega.

"jadi jangan lagi bahas soal perbedaan.. Selama kamu bisa bikin aku bahagia tak ada perbedaan diantara kita. Yaa.. "
Reta mengangguk dan tersenyum.

"aku sayang kamu Re.. Dan aku serius.. "
Reta kembali mengangguk.

***

Acara pertunangan Adnan di selenggarakan malam ini. Dan Rega bersiap menjemput Reta di kosan. Sampai di sana menunggu sebentar dan Reta keluar. Pakai gaun berwarna silver senada dengan jas yang ia kenakan dengan rambut di sanggul sederhana,make up tipis menambah menawan look Reta.

"Kamu cantik banget Re.. " setelah wanita itu masuk ke mobil.

"Makasih.. Udah yok.. Ntar telat.. Aku bilang ke mbak Diana mau bantu jadi harus dateng lebih awal. "

"siap tuan putri yang cantik"

Mobil melaju menuju hotel tempat tunangan berlangsung. Banyak tamu yang sudah datang,Rega menepikan mobilnya turun dan membukakan pintu Reta,menggandengnya berjalan
masuk.

Tanpa di sangka sudah ada orang tua Rega di dalam. Tadi memang Mamanya sudah telpon sudah sampai di Indonesia dan langsung menuju hotel. Adnan sudah seperti anaknya sendiri karena mereka memang berteman sedari kecil. Dan di dalan terlihat Mamanya sedang berbincang dengan Adnan. Sempat terkaget karena anak semata wayangnya datang dan menggandeng wanita. Dengan senyum yang terus terpatri. Ini hal langka setelah hampir delapan tahun lamanya.
Rega berjalan menghampiri Orang tuanya juga Adnan.

"itu dia yang saya ceritain tadi tante.. Tante bisa langsung tanya sama Reganya sendiri"

"ngomong apaan sih? "tanya Rega yang sampai. Sang mama hanya mendelik menatap anaknya. "siapa Ga?  Kenapa gak pernah cerita sama mama? "
'mama?' batin Reta terkejut tapi dengan cepat menetralkan kembali.

"hehe.. Iya ma.. Maaf.. Sayang kenalin.. Ini Mama aku..mama kenalin ini Reta kekasih aku.. "
Reta sempat membeku,ada rasa takut dan juga malu saat bertemu seperti ini. Takut tak di terima.

"malam tante.. "Reta mengulurkan tangan dan mencium tangan mama Rega.

"eh eh.. Jangan panggil tante.. Panggil mama.. Ya.. Aduh sayang kamu cantik banget"
Tangan Sarena(mama Rega) mengelus pipi Reta.
Tak lama pembawa acara memulai acara. Adnanpun pamit menuju panggung.

"Rega kamu masih hutang penjelasan sama mama..." Sarena mendelikan mata kearah Rega. Dan sang anakpun tersenyum kaku ke arah sang mama. " dan Reta.. Besok mama tunggu di rumah. Kamu.. Sama Rega.. Bagaimana mungkin mama bisa nggak tau dan nggak kenal sama calon mantu mama.."

" iya mah.. " smbil tersenyum Reta mengiyakan perintah Mama Rega.


***

Hai semua.. Salam dari author ya.. Makasih udah kasih vote.. Yang belum bisa kasih vote sekarang ya.. 😁😁biar author tambah semangat up.
Oh iya jangan lupa juga follow akun author ya.. Biar ntar kalo ada cerita baru kalian nggak ketinggalan......
Makasih semua... Love you more.... ❤❤❤❤❤❤❤❤

Reta_Rega  || End ||Donde viven las historias. Descúbrelo ahora