Hadirnya Seseorang

273 18 0
                                    

Hari ini Reta masuk . Sudah seminggu ini Reta rutin masuk kerja seperti biasa. Sepertinya Rega sedang padat jadwalnya. Lelaki itu hanya bersua kabar lewat telpon atau chat saja.

Siang ini kafe lumayan rame,Reta sekarang ada di bagian atas atau lantai dua. Reta memutuskan turun karena pelanggan di bawah lebih ramai. Dia dengan cekatan membantu karyawan lain.

"mbak tolong antar ya.. Meja nomor 11. Tamunya mas Adnan kayaknya. Soalnya tadi telpon mas Adnan." ucap Sintya sesama teman kerjanya.

"oh.. Oke.. "
Reta segera menuju meja yang dimaksud.

"orange jus sama medium french fries ya kak.. Silahkan.. "
Reta tak terlalu memperhatikan. Dia hanya fokus pada kerjaanya saja.

"lho elo.. " pekik pelanggan dan Reta mendongak. Ternyata Rebecca yang dikenalkan Rega dengannya seminggu yang lalu.

"lo kan yang sama Rega kemarin. Siapa namanya gue lupa."ucap becca sambil menepuk pelan dahinya.

"Reta mbak. "

"ah iyaa.. Lo ngapain disini?" ucap becca dengan nada keras. "oh sebentar sebentar lo pelayan kafe di sini? Apa jangan jangan lo dibayar Rega buat ngaku jadi pacarnya dia? "

"keterlaluan Rega. Gak bisa apa nyari cewe yang levelnya tinggian dikit. Masak pelayan kafe. "
Belum dijawab Reta,Adnan sudah mendahului menjawab karena setelah mendengar suara Ribut Rebecca.

"dia memang kekasih Rega, Becca.mereka akan menikah. " ucap Adnan datar.
Jujur Adnan memang tak menyukai Rebecca terlebih karena perbuatannya dulu. Yang membuat sahabatnya terluka bertahun tahun lamanya.

Reta tak mau terus jadi pusat perhatian diapun berlalu masuk kebelakang. Meskipun ada rasa sakit dihatinya tapi tak dihiraukan. Dia menyibukkan diri dengan pekerjaan.

"sejak kapan selera Rega berubah Adnan? "ucap Becca sambil meletakkan orange jus yang tadi diminumnya.

"lo nggak usah banyak tanya Becca. Rega sudah bahagia. Lo nggak usah ngurusin urusan Rega. Lo udah bukan siapa siapa Rega lagi. " Adnan berbicara dengan nada datar.

***

Reta melanjutkan perkerjaan dengan mood yang sedikit buruk dia terus berdiam diri sampai waktu pulang. Adnan menghampiri Reta saat wanita itu akan pulang.

"tadi Becca Re.. Mantan pacarnya Rega.. Lo jangan kaget. Dia emang begitu orangnya. Nggak usah dipikirin. " Adnan seolah tau apa yang dipikirkan Reta.
Reta mengangguk dan tersenyum.

"iya mas.. Nggak papa.. Santai aja. Aku duluan mas"

Reta tak ingin berlama lam disana dia bergegas keluar kafe dan menuju supermaket untuk berbelanja. Saat berjalan ponselnya berbunyi. Nama Refa tertera jelas dilayar ponselnya.

"hallo Ga.. "

"kamu di mana sayang?"

"aku dijalan mau ke supermarket. Mau belanja bulanan. "

"aku nggak bisa nemenin nih tapi kalo sejam kamu belum selese aku telpon ya. Ntar aku jemput. Kayaknya nggak ada sejam kerjaanku udah selesai. "

"nggak usah Rega.. Lagian deket. Aku juga belanja bentar. Nanti terus pulang. "

"lagian kenapa sih kamu nggak belanja bareng aku kemaren, biar nggak sendirian saat belanja."

"Rega udah stop. Aku nggak mau ya bebanin kamu terus. Kamu udah sering belanjain aku.. Udah ah aku mau jalan. Udah dulu ya. "

"ya udah. Hati-hati ya.. Langsung pulang kalo sudah selesai. Aku sayang kamu. "

"iya.. Aku juga.. "

Panggilan terputus. Reta berjalan menusuri trotoar jalan. Memang tak jauh letak kafe dan supermarket. Mungkin sekitar 700 meter.

Sampai di supermarket Reta langsung menuju perlengkapan mandi. Mengambil dengan cekatan dan cepat. Karena Reta bukan tipe orang yang suka di tempat keramaian. Apalagi sendiri. Semua yang dibutuhkan sudah didapat semua Reta menuju kasir.

Setelah membayar Reta bergegas keluar. Belum sampai dia mengangkat kantong belanjanya seseorang menyapanya.

"hai.. Kita ketemu lagi.. "

Rebecca. Oh sungguh Reta merasa malas untuk harus bertemu dengan wanita ini lagi.
Reta hanya tersenyum dan mengangkat kantong belanjaan dan ingin beranjak pergi.

"tunggu.. Bisa kita bicara sebentar. "
Becca mencekal tangan Reta. Reta menatap sejenak dan mengangguk.

Mereka duduk di deretan food corner. Lama mereka duduk tapi tak ada yang memulai bicara sampai minuman pesanan mereka datang.

"lo sudah brapa lama pacaran sama Rega? " tanya Becca

"belum lama mungkin tujuh bulanan. " Reta menjawab dengan tenang.

"harus banget ya kalo kalian bersama. Lo nggak pantes buat Rega. Rega itu seorang dokter. Dan kamu.. Cuma pelayan kafe. Dan yaa.. Aku juga syok ternyata kamu seorang janda ya.. Nggak heran Rega mau sama kamu. Paling kamu rayu. Semua janda itu gatel. Apalagi lihat yang ganteng,tajir. Modal di ML juga mereka rela."
Ucap Becca dengan nada merendahkan.

"kamu ngajak aku ke sini cuma buat hina aku? Maaf mbak.. Aku nggak punya waktu. "
Reta beranjak dari duduknya dan akan melangkah pergi.

"tunggu!!" Becca mencekal tangan Reta.

"kamu yakin Rega beneran cinta kamu? Aku rasa enggak deh.. Dia begitu mencintaiku. Kami bersama 5 tahun lamanya. Jadi nggak mungkin dia melupakan aku begitu saja. Sudahlah menyerah. Tinggalkan Rega. Berapa uang yang kamu butuhkan aku akan beri untuk kamu."

Reta geram dengan ucapan Becca dia mendekat ke arah Becca.

"aku nggak akan ninggalin Rega mbak. Aku sudah menjadi pilihannya. Embak nggak ngaca,dulu embak yang ninggalin dia. Jadi embak nggak usah repot repot untuk memberi uang sama aku. Kita sudah menjadi satu jadi nggak mungkin aku ninggalin Rega begitupun sebaliknya. " Reta menekankan setiap kata di dekat telinga Becca. Ucapannya lembut tapi begitu tajam diterima oleh lawan bicaranya.

"hemm" Becca tertawa mengejek.
"Reta.. Reta.. Kamu itu wanita kampung yang mudah banget di bohongi. Rega belum tau alasan aku ninggalin dia dulu. Dan aku yakin setelah dia tau dia akan kembali padaku. Kalo soal menjadi satu aku pikir dulupun aku sering bersatu sama Rega. Bahkan Rega melakukan pertama kali denganku. Jadi pikir pikir lagi untuk kamu menaruh harapan dengan hubungan kalian. "

Becca beranjak kemudian pergi meninggalkan Reta yang masih membeku. Sejenak wanita itu berhenti dan menatap ke arah Reta dan melemparkan senyuman meremehkan. Reta hanya menatap datar.

Reta_Rega  || End ||Donde viven las historias. Descúbrelo ahora