3. Tiga

402K 58.5K 10K
                                    

Happy reading ❤️

Markas Skorpios ada dua. Satu bertempat di belakang sekolah untuk kumpul-kumpul dan membicarakan masalah, satunya lagi ada markas yang lokasinya tak jauh dari lokasi sekolah, mungkin jaraknya satu kilometer. Markas utama itu biasanya digunakan untuk menyimpan barang-barang penting.

Markas Skorpios di belakang sekolah dibangun bersama-sama. Terlihat bersih sekaligus menyeramkan. Warna dark yang dipilih oleh Al, serta hias-hiasan dinding yang begitu unik, membuat markas itu terasa nyaman.

Anggota inti semuanya sudah berkumpul, dengan formasi duduk melingkar. Al menatap penuh selidik kepada Bara.

"Tell me," titah Al.

Virgo dan Keanu bingung. Kebiasaan Bara dan Al yang selalu menggunakan bahasa Inggris, membuat mereka tak mengerti. Sangga sedikit-sedikit mengerti, tapi Virgo dan Keanu sedikitpun tak paham.

"Dia pernah ketemu sama gue sebelumnya. Tapi gue nggak inget di mana. Bahkan dia manggil gue dengan sebutan El."

Bara mengatakan itu sambil tangannya mengepal. Ia penasaran sungguh. Dari tadi ia mencoba mengingat-ingat wajah Calista, tapi tak ada hasil.

"Mungkin dia halu itu, Bar," sahut Virgo. Si playboy cap kardus SMA Pancasila. Mukanya nggak ganteng-ganteng amat, tapi mantannya puluhan.

Bara menggeleng. "Nggak mungkin."

"Hm. Nanti gue selidikin lebih dalem," putus Al lalu menepuk punggung Bara pelan. "Jangan terlalu dipikirin."

Al mengeluarkan ponselnya lalu menelpon nomor seseorang. Keadaan hening, semuanya diam-diam dengan pikiran masing-masing.

"Telusuri orang yang namanya Calista anak baru di SMA Pancasila."

****

Rombongan geng motor Skorpios beramai-ramai berhamburan di jalan dengan Al yang memimpin di posisi depan. Semuanya akan berangkat sekolah bersama-sama. Deruman motor besar saling bersahut-sahutan hingga menimbulkan suara keras yang membuat orang-orang bergidik ngeri hanya dengan mendengarnya.

Al menoleh ke belakang ketika melihat barisan teman-temannya berubah menjadi kacau tidak beraturan. Sangga yang sedang membonceng Shena langsung maju ke depan agar sejajar dengan Al. Ia ingin menjelaskan alasan barisan kacau.

"Ada apa?!" sentak Al tak sabar. Ia tetap mengendarai motornya.

"Barisan dikacauin sama satu orang ugal-ugalan pake Ducati!" pekik Sangga. Shena yang di belakangnya hanya bisa memeluk.

"JATOHIN PELAKUNYA! DIA SATU ORANG, KITA PULUHAN MASA NGGAK SANGGUP!" bentak Al emosi. Biasanya damai-damai saja, tapi kali ini tidak. Sebenarnya Al juga penasaran siapa yang berani mengacaukan barisannya. Apalagi berani membuat ulah dengan gengnya.

Keadaan menjadi tak terkondisi, Al menoleh ke belakang panik. Bisa-bisa nanti saling bertabrakan.

Suara deruman motor khas datang dari arah belakang, pengendara berjaket kulit hitam itu begitu lincahnya menyalip motor-motor besar yang dikendarai oleh anggota Skorpios. Dengan adegan nyolot yang sengaja meraung-raungkan motornya yang berwarna hitam. Tujuan orang itu hanya membangkitkan emosi orang-orang.

Al ingin mencegatnya tapi gagal. Pengendara itu sangat handal hingga ia memimpin di depan barisan. Beberapa aksi berbahaya bahkan ditampilkan oleh si pengendara. Semuanya melongo melihat atraksi hebat yang dilakukannya di atas motor.

Al tak bisa melihat wajahnya karena tertutup helm. Karena penasaran, Al langsung menyuruh pasukannya untuk berhenti. Pengendara asing itu ikut berhenti dengan jarak lima meter dari lokasi Al. Tangan Al bergerak membuka kaca helmnya agar bisa melihat dengan jelas.

LAVENDER Where stories live. Discover now