Patah Hati

188 53 42
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


Jadikan Al-qur'an sebagai bacaan utama!


Welcome my history

•Imam dari Surga•

"Disetiap harapan kepada manusia, disitu kita harus siap untuk mendapatkan kekecewaan yang begitu mendalam."

-------------

Terlihat pria didepanku yang berjarak sekitar 10 langkah itu sangat menawan karena wudhunya. Ia semakin dekat, namun ada kabut yang tiba-tiba menghalangiku untuk melihat wajahnya secara jelas. Ia memakai kaos yang berlengan panjang dengan perpaduan celana bahan yang terlihat sangat cocok dikenakannya. Ia semakin mendekati dan entah kenapa kabut itu semakin terkikis dan mulai menghilang. Saat wajahnya terlihat dengan jelas oleh mata ini, aku sangat terpesona pada laki-laki tersebut.

"Safira Oktoviana Narendra, nama yang cantik," ucapnya.

Darimana ia mengenali namaku. Aku sendiri saja bingung, pria yang tak aku kenal justru ia mengenal namaku. Aku pun mendekatinya, "kamu siapa? Aku tidak mengenalmu." Ku lihat dia tersenyum. Senyumannya manis sekali.

"Kau tak perlu mengetahui saya sekarang. Insya Allah kita akan dipertemukan kembali," jawabnya sambil melambaikan tangan. Perlahan-lahan dia mulai menjauh dari pandangan mataku. Dia belum menjawab pertanyaanku, itu bukanlah suatu jawaban yang aku inginkan.

Kringg!!

Dadaku berdebar kencang, nafasku tak beraturan dan jangan lupakan mataku yang saat kini sedang melotot menatap jam weker menunjukkan pukul 05.39 WIB, aku bangun kesiangan. Dengan kekuatan superhero, aku langsung memasuki kamar mandi. Jika ibu negara tahu anaknya bangun kesiangan, bakalan ada ceramah 7 hari 7 malam.

"SAFIRA OKTOVIANA NARENDRA! CEPAT BANGUN!"

Baru saja aku mengucapkan itu didalam hati, ibu negera sudah memberikan kartu merah, haha.

" Iya Bu, Fira udah bangun!" Teriakku dari dalam kamar mandi.

***

10 menit waktu yang aku butuhkan untuk bersiap-siap. Menyebalkan untuk pagi hari ini. Hanya karena mimpi itu, aku masih memikirkan tentang laki-laki itu? Huh, ayolah Fira lupakan mimpi itu. Lihatlah! Dirimu menjadi seperti orang bodoh. Aku pun mengambil tas dan buku yang ada di meja belajar. Hari ini jadwal mata kuliahku di pagi hari. Sebenarnya aku tak rela meninggalkan kasur kesayangan. Daripada memikirkan yang tidak jelas, aku pun langsung bergegas kebawah.

"Anak perawan kok bangunnya siang! Lihat tuh anakmu, Mas!"

Kata sambutan yang pertama dari Ibu, beliau memang seperti itu di pagi harinya. Suka mengomel tak jelas---tetapi aku suka.

"Sudahlah Bu, masih pagi. Ayo makan Fira!"

Nah, Ayah selalu menjadi pendukungku di segala keadaan. Lihatlah, muka Ibu sudah memerah menahan kesal. Rasanya aku ingin tertawa.

Aku pun mendekati Ayah dan memeluknya, "Fira sayang Ayah, muachh!" Ku cium pipinya, niat sesungguhnya ingin mengerjai Ibu, haha. Ayahpun tersenyum dan mengelus kepala yang tertutupi hijab pashmina senada dengan gamisku.

"Haha, Ibu lucu mukanya. Fira juga sayang Ibu," ucapku dengan membawa Ibu ke pelukan. Dan drama pagi hari ini diakhiri dengan Ibu yang mengajak makan pagi bersama.

Imam dari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang