Chapter 3: Ayah?

11.2K 1.4K 77
                                    

👑👑👑👑👑👑👑👑👑

5 Tahun Kemudian

Kini Ocean telah berumur 5 tahun, selama itu ia tidak ada keluarga yang mengunjunginya, hanya para pelayan yang ada disampingnya.

Dan ia juga tidak pernah berharap untuk bertemu keluarga dari Liliana ini, karena ia sudah puas dengan kasih sayang dari para maid kesayangannya.

Ia juga puas karena selama ini makan dengan enak, dan selalu diberi pelayanan apapun yang ia minta.

Kini Ocean telah bangun dari tidurnya yang nyenyak, karena di kehidupan lalunya ia selalu bangun pagi-pagi buta hingga sekarang pun dia terbiasa bangun pagi.

Hoaammm

"Wah Tuan Putri kita sudah bangun, selamat pagi Nona" ucap marie salah satu pelayan pribadi yang melayani Ocean.

"Huum maliee lyinn mau mandi hoaaammm" ucap Ocean.

"Baik nona, akan saya siapkan" ucap marie.

Hingga kini, lidah ocean berasa pendek sehingga membuatnya jika bersuara akan menimbulkan suara anak-anak yang aneh 'cadel'.

Setelah selesai bersiap, kini ia menuju cermin yang ada didalam kamarnya. Pertama kali ia bercermin disaat umur 1 Tahun dan itu membuatnya syok.

Karena ia memiliki wajah yang sangat cantik, selain itu rambut berwarna perak dan mata merah darah yang menyala menghiasinya.

Ia selalu tertegun jika sedang bercermin, ia tidak menyangka bahwa tubuh yang ia tempati ini memiliki wajah yang sangat indah.

Kini ia memakai pakaian putih berbulu, karena oceana akan berjalan-jalan disekitar taman.

Ia kini merasa seperti bola bulu yang berjalan.

Setelah selesai bersiap kini ia tengah menuju ke taman bersama dengan Marie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah selesai bersiap kini ia tengah menuju ke taman bersama dengan Marie.

Dan ketika dalam perjalanan ia tidak menyangka bahwa akan terpisah dengan Marie, karena selalu melihat-lihat yang ada disampingnya.

*Liliana/Ocean POV*

"Fyuh ini aku dimana yaa" ucap ku.

"Jika aku tidak ke tempat ini, aku pasti tidak akan terpicah dengan Malie" gerutuku

Dan kini aku melihat Istana yang sangat besar lalu ada sebuah kursi dengan ukuran besar yang berhias dengan emas.

Aku tidak tau orang bodoh mana yang akan menghiasi kursi dengan emas, lalu ditaruh diluar.

Aku pun segera duduk dikursi itu, aku merasa seperti seorang raja fufufu.

Hingga aku lelah duduk lalu aku pun tiduran dikursi itu, aku merasa seperti kasur.

Lalu tiba-tiba ada suara berat, sehingga aku pun terbangun lalu melihat sekitar.

"Sejak kapan istanaku ini ada ulat" ucap orang itu.

Aku pun menoleh melihat-lihat sekitar namun tidak nampak ada orang, aku merasa jika ini adalah tempat berhantu.

"Hei hantu, belhentilah menakut-nakuti aku huh" ucap ku dengan ganas.

"Hei siapa yang kau bilang hantu" ucap orang itu.

"Kau lah siapa lagi hah, kau mau apa? kau ingin mengajakku belantem? Sini akan aku lawan" ucap ku dengan tegas.

Setelah itu aku hanya mendengar suara menahan tawa, dan ketika aku berbalik kebelakang aku tidak menyangka ada 2 orang yang sedang menatapi ku.

Aku pun bingung, orang ini siapa apa mungkin penjahat? Aku melihat bahwa orang yang satunya berambut hitam sedangkan disampingnya berwarna perak seperti diriku.

Lalu aku bergegas menghampiri mereka.

"Celamat pagi, perkenalkan nama caya Liliana Cerenity'De Delloy" ucapku dengan salam seperti bangsawan.

"Jika berkenan, kalian ini ciapa? kalian penjahat?" ucap ku dengan nada polos seperti anak kecil biasanya

"Mengapa kau disini?" ucap laki-laki berambut hitam.

"Aku tercecat paman, paman jika kau ingin membunuhku lebih baik bunuh Ayahku saja daripada aku yang kecil lalu tidak belhalga" ucapku menahan tawa.

Mereka berdua menegang sejenak.

"Atau jika kau ingin mengambil alih tempat ini, lebih baik bunuh ayahku terlebih dahulu jika kau bica, jangan melawan anak uciaku" ucapku.

Lalu tiba-tiba laki-laki berambut perak itu mendekatiku.

"Kau tidak tau siapa orang didepanmu, hm?" ucap orang itu.

"heuumm, tidak tau!" ucapku sambil menggelengkan kepala dengan suara tegas.

"Aku ini orang yang tadi kau suruh untuk membunuhnya" ucapnya lagi.

Aku terdiam sejenak entah mengapa, otakku tiba-tiba menjadi tidak berfungsi.

"A-ayah?" ucapku terbata.

"Hm" deham orang itu lagi.

Aku pun terdiam, astaga malaikat maut ini menghampiri ku mengapa aku tidak menyadarinya dari rambut yang berwarna perak serta mata merah darahnya.

👑👑👑👑👑👑👑👑👑

To be Continued

𝐀𝐫𝐢𝐬𝐭𝐨𝐜𝐫𝐚𝐭𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang