Benda Peninggalan Bagian III : Kereta Listrik.

566 123 34
                                    

Ia melangkahkan kakinya keluar dari hutan, loncat diantara puing-puing rumah yang rusak. Hingga ia berhenti tepat beberapa meter dari orang berjubah tersebut.

Guncangan terhenti seketika, Elaina tidak melihat wajah dari orang berjubah itu tetapi tidak mau menyiakan kesempatan ia memulai kodenya. "Kau tidak lari?"

Ryuu dan adik-adiknya langsung melipir memutar dari kedua orang yang sedang berhadapan itu. Elaina sudah memberi kode dengan kalimatnya barusan. Ryuu menggendong Arisa sembari membekap mulut adik perempuannya tersebut. Takut-takut bersuara dan menggagalkan rencana yang sudah Elaina buat.

Mereka sampai di dekat Gapura, Elaina melirik dengan senyum kecil ia menginjak tanah agar menimbulkan kebisingan. Hal itu ia lakukan agar langkah kaki Ryuu dan adik-adiknya tidak terdengar oleh orang berjubah itu. Mereka memanfaatkan kesempatan untuk lari dan meninggalkan Elaina.

Mereka bertiga hanya bisa berdoa semoga Elaina baik-baik saja.

Elaina memandang tajam orang didepannya, tidak bersuara sama sekali.

"Untuk apa kau menyerang desa ini?"

Sunyi tak ada jawaban sama sekali dari orang didepannya. Semilir angin malam membuat hawa kian menusuk.

Merasa tidak ada respon, Elaina mengeluarkan Nen miliknya. Munculah katana hitam di tangan kanannya.

"Jawab pertanyaanku. Untuk apa kau melakukan ini! diantara warga busuk di desa ini, ada satu keluarga yang tidak harusnya kau hancurkan juga. Itu tempat tinggal mereka satu-satunya. Tempat mereka pulang."

Dalam tudungnya, orang itu tersenyum miring. Mengangkat tangannya dan tiba-tiba muncul tanah yang menjulang tinggi nan runcing.

Elaina melompat, ia menggunakan zetsu pada tubuhnya untuk menyembunyikan aura tubuhnya. Dari yang Elaina perhatikan, orang itu bertipe Sousa dan bisa mengendalikan tanah.

Hal yang perlu Elaina lakukan adalah mendekat, jika ia mengurangi jarak maka pihak yang diuntungkan adalah orang itu. Elaina berlari menuju puing-puing dengan kecepatan diatas rata-rata. Dalam hitungan detik ia sampai pada tubuh orang berjubah itu. Tapi, tempatnya berpijak lama-lama semakin tinggi membuat mereka berdua berada di atas udara.

Elaina melirik kebawah, tinggi sekali mereka. Jauh di atas atap rumah warga tingginya, dia kembali fokus. Melompat dan memukul tetapi orang didepannya menciptakan pedang dari tanah, terbentur lah katana miliknya.

Elaina mundur beberapa langkah kebelakang, ini sulit. Dengan langkah yang mantap gadis itu melempar katananya tepat keatas kepala orang itu, otomatis orang itu mengangkat kepalanya mengikuti arah katana milik Elaina. Seketika katana itu menghilang dan digantikan dengan Elaina yang memusatkan aura pada kepalan tangannya.

Bunyi hantaman keras terdengar ketika Elaina mendaratkan pukulan tepat pada kepala orang itu. Ia terlempar jatuh kebawah, tanah yang menjulang tinggi perlahan beringsut.

Ia meloncat tepat berdiri di depan orang berjubah itu dan menodongkan katana miliknya pada leher orang itu.

"Kau aneh, menyerangku tapi tidak ada niat untuk membunuhku."

Orang itu mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Menyatukan jemari tangannya, seketika tubuh Elaina ditimbun oleh tanah besar.

Gadis itu membelalakan matanya terkejut, ia tidak sempat melangkah mundur. Alhasil ia masuk kedalam gumpalan tanah itu.

Katana ia gunakan untuk memotong gumpalan tanah tersebut, ketika terbebas ia sadar. Orang itu telah melarikan diri. Yang anehnya adalah, ia tidak meninggalkan jejak apapun.

✦・𝙒𝙝𝙤 𝘼𝙢 𝙄 || Hunter x HunterWhere stories live. Discover now