Ujian Hunter Last VII : Dasar Botak!

1.4K 222 64
                                    

Perempuan bersurai hitam itu tengah memandangi laut, rambutnya yang digelung menyisakan beberapa anak rambut yang berterbangan karena angin laut itu membuat ia terlihat semakin cantik. Elaina tengah melamun bukan melamun tapi lebih tepatnya,Elaina tengah berpikir sebenernya siapa pria yang sudah membunuh nenek-nya.

"Nee...Elaina aku ingin bertanya sesuatu" Elaina mengalihkan perhatiannya kepada laki-laki bersurai kuning, ya Kurapika.

"Boleh saja, ada apa memangnya?"

"Tentang tato laba-laba tadi...apa kau memiliki masa lalu dengan Genei Ryodan?" Pertanyaan yang Kurapika berikan memang tidak sepenuhnya bisa Elaina jawab, karena ia tidak tahu Genei Ryodan itu apa.

"Ya, dulu nenek-ku dibunuh oleh orang dengan tato laba-laba ditangannya, tapi aku tidak tahu maksudmu dengan Genei Ryodan, itu apa memangnya?" Kurapika kemudian menjelaskan lebih jauh tentang mereka,Genei Ryodan.

"Jadi... maksudmu di luar sana orang dengan stiker laba-laba itu masih banyak?" Elaina mengepalkan tangannya, tapi ia menghela nafas pelan, ia tidak ada urusan dengan yang lainnya. Ia hanya punya urusan dengan salah satu dari mereka,Genei Ryodan.

Tapi Elaina kembali mengingat tentang suku Kurapika yang dibantai habis-habisan oleh anggota Genei Ryodan, tangannya perlahan menepuk bahu Kurapika, matanya yang tadi berubah menjadi warna merah kini kembali seperti semula.

"Tapi kau tau nomor siapa orang yang membunuh nenek mu? Paling tidak kau tahu nomor berapa dia di dalam Genei Ryodan" Kalimat dari Kurapika dijawab dengan gelengan kepala oleh Elaina.

"Tidak, tapi aku mengingat wajah-nya, akan kuhancurkan dia bahkan sampai akar muasal nya hilang tak tersisa dari dunia ini" Kurapika memang tahu Elaina itu tegas bersamaan dengan wajah-nya yang cantik, tapi ia baru paham Elaina itu tidak suka sesuatu miliknya diusik.

Kemudian raut wajah Elaina kembali menjadi seperti biasa, tersenyum. "Ayo kita kembali ke dalam angin nya semakin kencang" Ajak Elaina, Kurapika mengangguk dan mengikutinya dari belakang. Sampai di dalam ruangan Elaina melihat semuanya sudah berkumpul dengan, kemudian ia menyadari bahwa dirinya dan Kurapika terlambat.

"Sshhtt ... Kurapika sini" Ucap Elaina pelan, Kurapika pun ikut-ikut jalan mengendap, hingga sampai ke dalam barisan. Tapi ternyata Netero menyadarinya.
"Kau yang ada disana kenapa baru masuk?"

"Mampus"Elaina dan Kurapika membeku di tempat.

"Aheheh, anu tadi oh tadi dia menemaniku ke kantin untuk makan" Duh Elaina ingin meretuki bibirnya yang asal mencari alasan gila seperti itu, mana bisa dipercaya. Syukurlah ketua Netero tidak marah.

"Huh Kami-sama arigatou, aku akan makan lebih banyak hari ini dan kupersembahkan padamu" batin Elaina berucap. Itu si bukan persembahan tapi dasar kau saja yang maniak makanan.

Ketua Netero pun masuk ke ruangan, satu-persatu dari peserta juga mulai memasuki ruangan itu, kimi giliran Elaina juga akan memasuki ruangan Netero dan hal yang ditanya adalah. "Diantara peserta di luar mana yang paling tidak ingin kau lawan?" Elaina meletakan tangannya di dagu, menggunakan pose berpikir ia juga berpikir tentu-nya.

"Aku paling tidak ingin melawan teman-ku, Gon,Kurapika,Leorio,dan Killua tentu-nya. Mereka sangat baik padaku" Ketua Netero tersenyum, kemudian Elaina keluar dari ruangan itu, dan menghampiri teman-temannya.

"Aku merasa tes nya akan dimulai disini" gumam Elaina pelan, dan benar saja Ketua Netero keluar dengan kertas lalu menempelkannya ke dinding. Itu sebuah struktur.

"Kalian akan melakukan duel sebagai ujian terakhir,peraturannya yang mengaku menyerah kalah dan yang menang maju ke babak berikutnya dan satu lagi! Kalian tidak boleh membunuh peserta" Ucapan dari Ketua Netero menghasilkan sedikit keributan dari mulut peserta ujian hunter. "Ah yappari kono jiji!" Batin Elaina, ia tahu Ketua Netero itu licik, tapi ia tak menyangka akan selicik ini.

✦・𝙒𝙝𝙤 𝘼𝙢 𝙄 || Hunter x HunterWhere stories live. Discover now