Benda Peninggalan Bagian II : Jubah

706 141 42
                                    

Elaina meminta maaf kepada Ryuu dan adik-adiknya karena tidak bisa menemani mereka lebih lama. Ia bilang pada mereka bahwa dirinya ada urusan, Ryuu dan adik-adiknya memaklumi hal tersebut.

Tadinya Arisa menahan Elaina agar tidak pergi, ia terus menempel di kaki Elaina. Gadis itu bingung mau melakukan apa, jadi sebagai gantinya Elaina memberikan Arisa sebuah rubik kecil. Hal itu sontak membuat Arisa bingung. Benda apa yang ada di tangan kakak ini?

"Ini rubik, jika Arisa bisa membalikan semua warna ini menjadi warna yang sama dan setara dengan satu tiap sisi. Jika itu terjadi, aku akan datang kesini." Elaina memberikan rubik yang sudah ia acak tadi, gadis kecil dengan surai coklat keemasan itu mengangguk dan tersenyum. Elaina bernapas lega.

Ia balik menatap Shin dan Ryuu, wajah mereka hampir sama. Bedanya Ryuu memiliki tinggi yang sedikit melebihi Shin. "Jaga adik kalian."

Shin dan Ryuu mengangguk, dengan wajah memerah Ryuu menarik napas panjang. "Kembalilah lagi," ucapnya.

Elaina mengangguk, ia segera berlari.

Kakinya dengan cepat menyusuri jalan yang ia lewati tadi. Pemandangan desa masih sama, indah hanya saja yang tidak indah itu kelakuan para masyarakatnya. Ketika ia berlari dan netranya tak sengaja melihat ke atas gapura, ada tulisan 'Otoyomi' entahlah, mungkin itu nama desa ini.

Mungkin hanya perasaanya atau tidak, sejak tadi ia merasa diperhatikan oleh sesuatu, seperti aura yang ia kenal mungkin?

Elaina berhenti sejenak, suasananya mendadak sunyi. Karena auranya sangat samar, ia memilih untuk melanjutkan kegiatan berlarinya.

Leorio sudah memberitahu lokasi rumah sakit yang Kurapika tempati, duh padahal baru saja sembuh sekarang ia kembali sakit? Dasar Kurapika itu. Pikir Elaina saat ini.

Gadis itu naik kereta agar lebih cepat sampai, dua puluh menit perjalanan tak lama ia sampai pada rumah sakit. Kakinya melangkah terburu-buru menuju ruangan yang diberitahu Leorio. Saat sampai di depan pintu, ia menarik napasnya dalam-dalam.

Pintu ia buka perlahan, melihat Gon dan Killua serta Leorio yang sedang berbicara kepada Kurapika. Elaina diam-diam merasa lega. Kurapika sudah bangun, tapi matanya ditutup oleh balutan perban.

Ada apa sebenarnya?

Mereka menoleh pada asal suara, ia i berjalan mendekati sisi ranjang Kurapika. Ia terdiam beberapa saat, Leorio menyadari itu ia memberi kode kepada Elaina untuk berbicara dengannya di sudut ruangan.

Gadis itu menurut, "mata dia dicuri, oleh salah satu anggota Kurta." Kalimat dari Leorio sukses membuat Elaina membelalakan matanya sempurna. Bukankah seluruh Kurta sudah dibantai habis oleh Genei Ryodan. Bagaimana bisa?

Leorio dengan sigap menceritakan kejadian itu secara rinci. Mendengar keseluruhannya gadis itu tambah bingung.

"Ada sesuatu pasti yang mengendalikan dia, jika Pairo adalah sahabat Kurapika tidak mungkin dia akan melakukan hal sekeji itu."

Ia memutar otaknya, memikirkan segala kemungkinan yang terjadi. Clue harusnya sudah didapatkan sejak tadi, tapi ia bingung.

Bagaimana bisa? Dan siapa yang melakukannya. Hari perlahan sore, kalimat dari Kurapika mengalihkan perhatian Elaina yang tadi sedang berpikir kini mulai penasaran.

"Aku bisa melihat sesuatu?!"

Mereka mendekat ke arah Kurapika, menunggu kelanjutan pria bersurai kuning yang sedang memegang kepalanya.

"Aku naik ketangga atas-"

Leorio menyela kalimat dari Kurapika, "apa yang kau lihat sekarang?" tanyanya.

✦・𝙒𝙝𝙤 𝘼𝙢 𝙄 || Hunter x HunterDove le storie prendono vita. Scoprilo ora