Aku kasihan pada kenalannya. Bagaimana bisa dia tahan dengan kelakuan Dewa Kaerus yang bikin geleng-geleng kepala?

Tak lama setelahnya, dokter datang. Ia tergopoh-gopoh membawa tas besarnya dengan Grand Duke dan Glen di belakangnya.

Sepertinya dia pergi untuk menjemput dokter.

Dapat kulihat wajah pucat dan lelah sang dokter. Dia panik, bahkan menjatuhkan beberapa peralatan karena tangannya gemetar saat mengambilnya.

Ya ampun, apa yang sudah mereka (re: Grand Duke dan Glen) hingga dokter ketakutan seperti ini?

Setelah mengecek seluruh tubuhku, dokter segera berkata, "Nona muda terserang flu dan demam. Tidak ada masalah serius selain itu."

"Apa hanya benar-benar seperti itu? Tidak ada masalah serius? Kau tidak berbohong, bukan?" tanya Grand Duke dengan ekspresi horornya.

Sang dokter menggeleng. Ia membungkuk sembilan puluh derajat dengan tubuh gemetar hebat. "M-maafkan saya, tapi saya hanya m-mengatakan yang sejujurnya! Anda bisa m-memenggal kepala saya jika saya salah!"

Hei ... itu berlebihan.

Hening sesaat sebelum Grand Duke kembali berkata, "Glen, jadikan dia dokter keluarga."

"Ini akan mempermudah kita memenggal kepalanya jika terjadi kesalahan," lanjutnya tanpa rasa bersalah sama sekali.

Wajah sang dokter langsung berubah pucat pasi. Sepertinya dia benar-benar tidak mau bekerja untuk keluarga Clary.

Ya ... jika berada di posisinya, aku juga akan menolak. Lebih baik jadi pekerja dengan hidup pas-pasan daripada bekerja di bawah tiran seperti Grand Duke Clary.

"Bagaimana jika kepala rumah sakit menolaknya, Master?" tanya Glen.

Grand Duke meliriknya sekilas. "Lakukan semaumu."

"Apa saya boleh membakar semuanya?" tanya Glen dengan nada antusias yang samar.

"Ya. Cepat kerjakan."

...

Harusnya aku tidak heran dengan bawahan langsung ayahku. Sudah pasti ... mereka sama gilanya.

Jika Glen dengan atribut api akan membakar, apa Charles yang memiliki atribut angin akan menurunkan angin puting beliung? Lalu Ren dengan atribut airnya akan membawa banjir besar?

...

...

...

Ya ... tidak perlu dipikirkan, aku sangat pusing.

Setelahnya, dokter yang entah namanya siapa itu – aku terlalu pusing untuk mengecek namanya – digiring keluar oleh Charles. Tentunya setelah memberiku obat.

Tersisalah aku dan Grand Duke Clary. Pria itu mengusap pelan dahiku yang berkeringat.

Aku segera menggapai tangannya. Mataku yang sayu berusaha menatapnya. "Ayah ... temani Ala."

Mengembuskan napas panjang, Grand Duke yang terkenal akan kekejamannya di Kekaisaran Lambnorch ini pun menatapku teduh. Tidak ada lagi tatapan tajam yang biasa mengintimidasi.

Fragile FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang