XVIII.Stay together

Start from the beginning
                                    

Praankkk

Taehyung yang sudah mulai tertidur langsung terlonjak kaget saat mendengar suara gelas yang terjatuh. Dia bangkit berdiri dan menatap pecahan kaca dilantai.

Matanya melirik kearah Jiera yang tampak sudah sadar. Tubuh gadis tampak begitu lemas dipandangan Taehyung, untuk bergerak sedikit saja sangat sulit bagimu, tubuhnya terasa kaku.

"Ji, kau sudah sadar? Kau baik-baik saja kan?" Taehyung mendekat lalu menggenggam tangan pucat Jiera. "Sebentar, biar aku panggilkan dokter."

Saat Taehyung hendak pergi Jiera malah menahan tangannya dan menggeleng pelan. Dengan sekuat tenaga dia berusaha bangkit, namun gagal.

"O-oppa ... a-aku haus." Ujar Jiera terdengar begitu lirih di telinga Taehyung. Dengan sigap pria itu mengambilkan segelas air untukmu, dia membantu adiknya itu meneguk air mineral itu.

"Sudah, Ji?" Setelah mendapatkan anggukan dari Jiera, Taehyung meletakkan gelas itu kembali. "Apa tubuhmu sakit? Apa ada yang sakit hmm? Katakan padaku."

"T-tidak." Jiera mengulas senyum tipis yang tampak menyakitkan dimata Taehyung, senyuman yang terlalu dibuat-buat. "Kenapa aku masih hidup? Seharusnya aku sudah mati, apa Oppa yang menyelamatkanku?"

Taehyung menggeleng. "Tidak Ji, jangan berkata begitu. Kau masih hidup, Jiminlah yang menyelamatkanmu. Tolong, jangan lakukan hal itu lagi. Jimin tampak begitu putus asa karenamu, dia tampak menyedihkan saat kau masih terus terbaring lemah disini."

"T-tapi aku tidak pantas untuknya." Jiera menutup matanya hingga air mata mengalir dipipinya. "A-aku merusak kebahagianannya dan keluarganya."

"Tolong berhenti menyalahkan dirimu sendiri, Ji. Ini bukan salahmu." Tutur Taehyung lembut. "Lagipula Jimin sudah berusaha, kini dia membawamu jauh dari semua kesengsaraan itu. Dia telah berusaha keras untuk memperjuangkan kebahagiaan kalian."

"Apa maksud Oppa?"

"Jimin membawamu pindah ke London, sekarang kau ada di London Ji. Jimin membawamu kesini sebab tak ingin kebahagiaan kalian diusik oleh keluarganya. Dia ingin memperjuangkanmu dari awal, membahagiakanmu."

***

Pagi ini setelah mendapat kabar dari bahwa Jiera sudah sadar dari Taehyung, Jiminpun segera bergegas kerumah sakit sebelum dia pergi untuk rapat pentingnya nanti.

Tanpa menunggu lama, dia langsung membuka pintu ruang rawat itu begitu dia sampai dirumah sakit.

Secara otomatis kedua sudut bibir Jimin tertarik melihat gadisnya kini duduk diatas kasur rumah sakit sembari disuapi oleh Taehyung.

"Jimin ..."

Jimin perlahan mendekat dan langsung memeluk tubuh Jiera, membawa gadis itu kedalam pelukan hangatnya sembari terus menepuk punggung ringkih itu.

"Kau sudah sadar sayang, kau baik-baik saja." Ujar Jimin dengan suara bergetar. Kebahagiaannya melihatmu membuat dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

"Ya, aku baik-baik saja." Jiera melepas pelukan Jimin lalu menangkup pipi prianya yang kian menirus. "Pipimu kurus sekali, apa kau makan dengan baik selama ini?"

"Bagaimana bisa aku makan dengan baik sedangkan pikiranku selalu ada padamu?" Lirih Jimin terdengar begitu frustasi. "Kumohon, jangan lakukan hal bodoh seperti ini lagi. Aku tidak akan sanggup, Ji."

"M-maafkan aku," tangan halus Jiera mengelus wajah Jimin penuh kasih sayang. Merasa bersalah karena melakukan hal bodoh yang menyakiti pria itu. "Aku tidak akan melakukan hal itu lagi, maaf."

Jimin mengangguk, kembali memeluk Jiera dan menciumi wajah sampai keleher wanitanya. Sungguh demi apapun Jimin sangat merindukannya.

Taehyung yang melihat itu segera meletakkan makanan rumah sakit yang tadi dia suapkan pada Jiera ke atas nakas lalu segera keluar dari ruangan itu.

"Sayang, aku mencintaimu. Terimakasih telah bertahan."

Jiera menggeleng mendengar ucapan Jimin. "Seharusnya aku yang berterimakasih padamu. Kau menyelamatkanku, setia menungguku dan mengorbankan segalanya untukku. Sungguh, aku tidak tau apa yang harus aku katakan padamu Jim."

"Kau hanya perlu mengatakan bahwa kau mencintaiku, kau tidak akan meninggalkanku bagaimanapun kondisi kita." Jimin menunduk, menatap wajah Jiera yang tepat ada dihadapannya. Mengecup bibir itu sekilas sebelum kembali pada posisi awalnya.

"Aku mencintaimu, Jimin. Aku berjanji, aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi, aku berjanji." Ucapan Jiera membuat Jimin begitu bahagia. Tangannya terus melingkar ditubuh wanitanya dengan begitu erat.

"Aku lebih mencintaimu, Ji."

Tbc

Sisa 1 chapter lagi😂😅

-Jeedesultory-

Epoch [End]Where stories live. Discover now