Takut

2.8K 417 16
                                    

Let's get it!

JaemRen in your areah~

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


"Jaemin, ada yang ingin bertemu, kau cepat kemari ya."


"Siapa eomma?"


"Pulang saja, nanti tahu."


"Aku akan kesana dengan Renjun."


"Kau sendiri bisa?"


Pikiran Jaemin mulai berkelana. Pasti ada niat terselubung Nyonya Na.


"Entah, tapi kalau eomma ingin aku datang, maka aku akan datang."


"Tepat pukul sembilan ya."


"Ya."


Pip.


"Kau mengejutkanku, sayang." Jaemin memegangi dadanya, Renjun tiba-tiba saja datang dengan handuk kecil dileher.


"Maaf, siapa yang telpon?"


"Eomma menyuruh pulang, kau harus ikut."


Renjun berusaha menghindari tatapan Jaemin. Berjalan kearah sofa sambil mengusak surai basahnya. Meraih remote lalu duduk dengan kaki bersila.


"Aku ingin menonton televisi."


"Injunnie."


"Sstt, filmnya bagus, jangan mengganggu."


Jaemin membawa kakinya mendekat ke Renjun. Mengambil remote lalu mematikannya.


"Sebagai seorang istri tidak boleh menolak permintaan suami."


Renjun mendelik kemudian melemparkan handuknya. "Sana mandi."


"Oh, oke kau ikut." Jaemin mengacir sebelum Renjun kembali membantah.


"Ayo masuk." Pegangan Jaemin tiba-tiba terasa berat. "Sayang."


"Na, eomma—"


"Apa? Calon mertuamu 'kan?"


"Tap—"


Jaemin mendaratkan jari telunjuknya dibibir Renjun. "Ada aku."


Mengangguk patah-patah sebagai balasan.


"Jaemin, sini duduk—bukannya eomma bilang untuk datang sendiri?" Tatapan tidak suka dilemparkan. Renjun langsung menunduk, perlahan bersembunyi dibalik badan jakung Jaemin.


"Maaf eomma, kekasihku tidak bisa ditinggal sendiri, dia akan merengek seperti bayi nantinya."


Nyonya Na mendecak. "Ganti pakaianmu, teman eomma akan segera datang."


"Aku di sini saja ya nanti." Pinta Renjun saat keduanya sudah di kamar Jaemin.


"Kau tidak percaya diri? Dengar ya Injunnie, kau itu cantikkkk, tidak ada yang bisa menandingi."


"Eomma-mu tidak akan suka."


"Aku juga butuh dihargai Injunnie, kita sudah menjalin hubungan lama sekali, jika eomma tetap bersikukuh ingin menjodohkan, berarti beliau tidak mau anaknya bahagia."


"Eomma-mu harus didahulukan."


Jaemin menghela nafas pelan. Menumpukan kedua tangan dibahu kekasihnya. "Berarti kau ingin menyerah begitu saja?"


Renjun menunduk. Tidak berani menatap manik elang Jaemin yang mengintimidasi.


"Lihat aku." Jaemin menarik dagu si mungil. "Kau ingin berjuang denganku sampai di altar nanti, kan?"


Renjun rasanya ingin menangis saja saat Jaemin keluar kamar saat tak kunjung mendapat jawaban. Lidah Renjun terasa kelu. Ia punya alasan kenapa tak pernah memberikan jawaban serius saat dilontarkan kalimat ajakan untuk menikah, Nyonya Na tidak pernah merestui. Ia takut hubungan Jaemin dengan beliau akan rusak hanya karena Renjun.


"Maaf, aku cinta, tapi aku takut, tidak ingin nantinya hal buruk terjadi."


Tbc

Fluffy • JaemRen✔Where stories live. Discover now