n i t i p

5.9K 975 20
                                    

author tidak menanggung typo atau kesalahan ketik, maklum males revisi 

🏜️



Anggap saja Naresh itu bodoh, karena memang begitu kenyataannya sekarang. Semenjak kejadian di bar, dia belum lagi bertukar kabar dengan Jordan.

Alasan logisnya, karena tiba-tiba Naresh diserang oleh gelombang tugas dan lainnya belum lagi bimbingan. Alasan tidak logisnya, Naresh takut. Padahal dia tau Jordan juga tidak mungkin marah, tapi tetap saja entah kenapa Naresh takut.

Pria itu tetap memantau pergerakan Jordan melalui Yanuar. Bisa disimpulkan Jordan juga sedang sibuk, tapi dia tidak ada niatan untuk menghubungi Naresh duluan. Naresh sendiri tidak berani tapi dia gemas ingin menghubungi. Kalau kata Saka mereka berdua bego.

Echan juga mendadak menjadi lebih diam semenjak saat itu. Sepertinya pria berkulit tan itu sedang memiliki masalah sendiri yang tidak ingin dia ceritakan.

Naresh memandangi jaket yang tergantung pada tiang gantung dikamarnya. Jaket milik Jordan yang saat itu dia pinjam buat dipakai mengobati rindu saat mereka sedang tidak bisa bertemu. Pemikiran classic dan cringe tapi Naresh harus mengakui itu ide yang bagus dan manjur.

Ah, masa bodoh dengan hatinya. Naresh akan menemui Jordan sekarang. Pria manis itu meraih jaket hitam dari gantungan dan berjalan keluar tangga. Mungkin hari ini dia akan membawa motor saja. Mamahnya belum kembali dari Jakarta karena masih harus mengurus banyak hal.

"Mau kemana aden?" tanya wanita tua yang bekerja di rumah Naresh, Mak Yah.

"Keluar sebentar, mak. Naresh pamit ya," balas Naresh, pria itu menunduk untuk menyalami Mak Yah. Meskipun wanita tua itu berstatus sebagai asisten rumah tangga, tapi Mak Yah tetap lebih tua dari Naresh.

"Haduh, ndak usah salaman," cegah Mak Yah.

Tapi Naresh menghiraukan, dia tetap meraih tangan Mak Yah dan menyalaminya.

"Duluan, mak."

"Iya, hati-hati."











🏜️

"Dan, udah selesai nih. Thanks ya udah mau dateng."

Jordan menaruh gitar yang sedaritadi dia mainkan lalu beralih membalas brofist dari Jaka. Hari ini Jordan diminta oleh temannya itu untuk menangani suatu hal, tapi karena Jaka sedang sibuk jadi Jordan yang berinisiatif agar mereka bisa bertemu di ruang radio tempat kebangsaan Jaka.

"Santai, kalau ada hal lain yang masih bingung tanyain lagi aja."

"Siap, tuh liat udah ada yang nungguin," kata Jaka, pria itu tersenyum sambil menunjuk ke belakang Jordan.

Saat Jordan membalikan badan, Naresh ada disana. Pria itu sudah dikerumuni oleh orang-orang entah membicarakan apa.

"Kita gak ada janjian," balas Jordan.

"Pret, dah sana samperin. Anaknya bingung tuh dikerumunin banyak orang," suruh Jaka, sambil berlalu dari hadapan Jordan.




"Lu kemana aja anjing gak pernah muncul, sombong," seru Angga.

"Tau, gua mau nyamper lu tapi ya sibuk juga jadi gak bisa," sahut seorang lainnya.

Naresh sekarang sedang dikerumuni oleh total empat orang, mereka semua adalah kenalan Naresh dari anak broadcast.

"Maaf, cogan lagi banyak kerjaan," ujar Naresh.

"Banyak gaya."

Niat awal Naresh kesini untuk menemui Jordan. Kata teman-temannya Jordan sedang ada urusan dengan Jaka. Naresh sebenarnya belum terlalu nyaman dikerumuni seorang diri seperti sekarang, tapi masa iya dia harus mengusir.

arkana ; nominWhere stories live. Discover now