d e v i l s ?

6K 944 79
                                    

⚠️TW⚠️

🏜️

Naresh menahan dada Sadam diatasnya, "Jangan..." tolaknya lirih.

"Kamu cuma harus nurut, jangan berlagak suci lagi Naresh. Kamu sudah ternodai oleh saya, apa salahnya untuk melakukannya lagi?"

Naresh merasa dadanya sesak, hatinya mencelos mendengar perkataan Sadam barusan. Perkataan itu benar-benar seakan menghujam dirinya. Naresh hanya bisa terisak, pria itu meraung dalam kungkungan Sadam berusaha bebas yang hanya mengundang amarah Sadam.

"DIAM! Jangan buat saya bermain kasar," peringat Sadam.

Tubuh Naresh sudah tidak bertenaga lagi, bentakan tadi seakan-akan menjadi pematik untuk membangunkan memori buruknya. Ini tidak akan berakhir dengan baik.

Sadam melepas ikat pinggang yang melingkar pada pinggangnya, dia melingkarkannya pada leher Naresh. Sekali tarik dan sekarang ikat pinggang itu sudah sepenuhnya melingkari leher Naresh, mencekiknya. Sadam memegang kendali penuh saat ini.

"Kamu tau? Pria yang tadi kamu temui, Jordan. Saya tebak dia mendekati kamu hanya karena ingin meniduri tubuh ini."

"Dia beda dari kamu-"

Ucapan Naresh terpotong ketika Sadam menarik ikatan pada lehernya.

"Cukup membicarakan orang lain, saat ini kamu milik saya," ujarnya dengan nada rendah.

Sadam lalu menunduk, pria itu menempelkan bibirnya dengan bibir Naresh secara paksa. Bahkan ketika Naresh menolak, Sadam menggigit bibirnya sehingga Naresh terpaksa membuka mulut. Membiarkan Sadam mengabsen deretan gigi rapihnya. Tangan pria itu juga sudah menelusup dibalik baju Naresh, mulai meraba secara halus.

Sungguh, Naresh merasa sangat menjijikan sekarang. Dirinya dinodai untuk yang kedua kalinya oleh orang yang sama. Dengan cara yang sama sehingga membuatnya merasa tidak memiliki kehormatan sama sekali. Bulir airmata terus keluar tanpa henti dari pelupuk mata Naresh, pria itu terisak sambil memanjatkan permohonan dalam hati meminta siapapun untuk menyelamatkannya saat ini dari Sadam.

Siapapun, Naresh benar-benar sudah hopeless. Dia tidak punya power untuk melawan Sadam.

Maaf

Naresh membatin, entah meminta maaf pada siapa. Naresh hanya merasa dirinya tidak akan bisa melanjutkan jika Sadam sampai menjamahnya lagi. Naresh memukul dada Sadam meminta yang lebih tua untuk menyudahi tautan mereka karena dirinya kehabisan napas, tapi Sadam tidak menghiraukan seakan-akan memang sengaja ingin menyiksa Naresh.

"Hah hah, gila," seru Naresh begitu tautan mereka terlepas. Sadam benar-benar baru melepasnya ketika Naresh merasa napasnya tinggal diujung.

Sadism. Karakter Sadam.

Naresh meneguk ludahnya kasar, dia tidak ingin dimasuki oleh Sadam. Tapi kalau menolak sudah dipastikan pria itu bakal semakin menjadi-jadi. Naresh sebenarnya tidak lemah, badannya lumayan atletis juga. Dia lemah dihadapan Sadam karena pengaruh traumanya yang mengakibatkan dia tidak bisa berkutik sama sekali.

Sadam membuka kancing kemejanya sambil menatap Naresh remeh.

"Kamu mau ikut saya setelah ini?" tanya Sadam.

"Tidak."

"Cukup spontan, kelinci kecil ini sudah paham cara membangkang. Perhatikan kata-kata kamu, saat ini kamu sedang berbicara dengan predator buas."

Sadam langsung merobek baju yang digunakan oleh Naresh, mulut pria itu langsung menyesapi bagian dada Naresh. Naresh mati-matian menahan desahan tapi semua itu sia-sia ketika Sadam mulai bermain dengan bagian sensitifnya, pria itu menggigit nipple milik Naresh lalu menyesapnya membuat bulu kuduk disekujur tubuh Naresh terangkat. Sadam sepertinya masih ingat bagian sensitif dari tubuh Naresh meskipun saat itu dia sedang dalam keadaan tipsy.

arkana ; nominDonde viven las historias. Descúbrelo ahora