十五 (shi wu) - Mountain

Start from the beginning
                                    

"Eum, permisi Pak!" teriakku memanggil bapak-bapak tua yang membopong kayu di punggungnya. Dia menolehkan kepalanya dan menghadap ke arahku dengan tatapan bertanya. "Begini, kan matahari sangat terik, bagaiaman kalau bapak turun gunung terlebih dahulu dan beristirahat?"

"Ah, aku tidak bisa, kalau aku tidak mengumpulkan semua kayu bakar ini sekarang dan menjualnya hari ini maka keluargaku tidak akan makan hari ini," sahutnya yang membuatku jujur merasa kasihan.

Sebuah ide mengalir dalam otakku, dengan cepat aku meraih kantong uang di dalam selipan bajuku kemudian kubuka.

"..."

Ah, aku baru sadar kalau diriku juga miskin.

Akhirnya mau tak mau diriku kembali menutup kantong uang tanpa isi itu kemudian meletakkannya kembali ke selipan pakaian. Kalau begini maka diriku tak memiliki alasan untuk membuat bapak ini turun gunung, sementara sedari tadi hawa mengerikan kian memekat.

"Emm, kalau begitu bagaimana jika aku menemani bapak mencari kayu sekaligus menemani bapak sampai turun gunung?" tawarku yang sudah tak ada pilihan lain lagi, setidaknya jika ada aku yang menemaninya maka bapak ini dapat lebih aman.

"Anak muda, apa kau yakin?" tanyanya yang kubalas dengan senyuman ramah dan anggukan kepala. Pria tua itupun balas tersenyum senang dan berkata, "Terima kasih banyak." Uh, baiknya.

Akhirnya kami berdua pun memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan mengumpulkan rating pohon, dan jujur saja semakin berjalannya waktu hawa itu menjadi semakin pekat, bahkan perlahan hawa menjadi sangat dingin padahal jelas-jelas matahari bersinar terik di atas kepala.

Aku langung meraih tangan pria tua itu kemudian berkata, "Em Pak, apa Bapak tidak merasa kelelahan?" tanyaku, "Bagaimana kalau kita berteduh sebentar kemudian aku akan mencari buah-buahan serta air untuk di minum?"

"Apa itu tidak akan merepotkanmu?" tanyanya yang dengan cepat langsung kubalas dengan gelengan kepala. "Kalau tidak maka boleh-boleh saja."

Kami akhirnya memutuskan untuk berteduh dibawah sebuah pohon rindang, pria tua itu tampak sangat kelelahan sampai-sampai selang berapa menit dia bersandar pada pohon, matanya itu langsung terpejam erat dan dia tertidur pulas. Tetapi baguslah jika dia tidur, setidaknya dia tidak akan sadar, kalau makhluk-makhluk penunggu gunung ini akhirnya menampakkan diri.

"HAHAHAHA!"

Klise sekali, diriku tak paham apa bagusnya dari para pemeran penjahat selalu menampakkan dirinya pertama kali dengan suara tawaan kencang seperti ini, apa mereka kira kalau lawan mereka budek gitu hah?

Mataku menatap malas ke arah sesosok wanita cantik berpakaian minim yang sedang memainkan kipasnya sembari menatapku dengan tatapan sensual.

Ah ... aku paham sekarang, rupanya alasan kenapa lebih banyak korban pria yang hilang digunung ini adalah karena makhluk sexy itu toh.

Paha mulus, belahan dada yang terekspos, rok super pendek, dan dada besar, laki-laki mana yang dapat menolak godaan ini! Ya kecuali aku, maaf tapi diriku adalah wanita di kehidupan sebelumnya, karena itu jangan harap kalau aku dapat tergoda dengan yang beginian.

"Hei setan, apa kau kekurangan uang untuk membeli pakaian?" tanyaku blak-blakan.

Seketika dia tertohok mendengar jawabanku dan langsung menatapku dengan tatapan heran sekaligus bingung. "Kau tidak tergoda?" bingungnya, "Apa pakaianku kurang tipis agar bisa menggodamu?" tanyanya lagi.

Ya, bodoh amatlah. "Tidak, aku tidak tertarik karena itu sudahi saja permainanmu ini, aku lelah dan ingin segera kembali."

Seringai pun mulai menghadiri bibir iblis wanita itu, kini tatapan bingungnya beralih menjadi tatapan nakal dan lidahnya bergerak menjilati bibirnya. "Baiklah kalau begitu, lagi pula sudah lama juga semenjak aku bertarung untuk mendapatkan santapan."

Pada saat itu juga dia langsung melesat ke arahku dengan cakar panjang di masing-masing jarinya yang mengarah ke arahku, sontak diriku pun langsung mengambil Baihua-nama dari alat musik pipa itu-kemudian mulai memetik senarnya.

Hanya satu petikan senar saja yang diperlukan untuk membuat iblis wanita ini terhempas ke belakang. Dia menatap tajam ke arah Baihua kemudian berkata, "Alat musik itu, Baihua? Dari mana kau mendapatkan alat musik mengerikan itu? Bukankah dia sudah menghilang ratusan tahun lalu?!"

Yeh mana aku tahu buset, ingin sekali diriku menjawabnya seperti itu, hanya saja cara jawab seperti itu sama sekali tidak elegan dan tidak keren. "Ekhem! Aku pewarisnya! Kau tahu kalau dia haus akan jiwa iblis bukan? Karena itu kau akan menjadi santapannya hari ini" Nah, ini baru keren.

Kali ini giliran diriku yang duluan menyerangnya dengan mengambil beberapa petikan senar Baihua untuk menyerang iblis tersebut. Dan seperti yang kuduga, iblis ini tidak terlalu kuat jika dibandingkan dengan beberapa iblis yang kutarungi di alam mimpi, dia bahkan tidak bisa menepis semua serangan dari alat musikku.

Oh ya, apa kalian bertanya-tanya mengenai alasan kenapa aku harus repot-repot mengalahkan iblis? Maka jawabannya adalah salahkan saja senjata alat musik gila ini, kalau bukan karena dia adalah senjata pemakan iblis yang selalu merengek minta makan maka sudah pasti aku tidak akan mau terlibat dengan hal gila ini.

Ia tersungkur di tanah dan menatapku dengan tatapan tajam, sudut bibirnya itu mengalirkan darah segar. Dengan susah payah iblis itu kembali membangkitkan dirinya, dia masih tetap menatapku tajam dan mendadak seringai tipis kembali hadir pada bibirnya. "Aku akan membunuhmu!"

Tepat setelah mengucapkan kalimat itu, tiba-tiba dari arah belakang iblis wanita itu muncul lebih banyak lagi iblis dengan wujud yang sama sedang berjalan ke arahku. Apa ini? Apakah mereka semacam clone seperti yang kulihat di anime Naruto? Bisa-bisanya iblis pun memiliki kemampuan kagebunshin, cih.

Ya, tapi tidak masalah lah, karena untungnya,

"Kalian Lemah."

______________

Hua Lijun edisi fakboi 👇

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Mr(s) Evil Cultivator 先生修魔者Where stories live. Discover now