2. Kenangan di Ruang Galeri - Kim Namjoon

194 52 104
                                    

-Pokoknya kau harus datang hari ini, jangan telat. Atau aku akan marah.-

Aku menutup layar ponsel usai membaca pesan singkat yang dikirimkan temanku---Jeon Nara---dengan malas. Dia memaksaku menghadiri pameran yang diselenggarakan selama dua hari ke depan di Lotte Museum of Art di Seoul. Dan temanku, turut berpartisipasi mengikuti pameran tersebut untuk menampilkan karya fotografi miliknya. Bahkan, Nara secara sukarela sudah mengirimkan tiket pameran tersebut padaku secara gratis.

Bukannya aku tidak mendukung. Hanya saja, aku ingin fokus mengerjakan projek novel yang aku garap, sebelum deadline di depan mata. Lantaran semalaman suntuk aku menghadapi writer's block, hingga membuatku sama sekali belum menuliskan apapun di sana. Pening sekali rasanya.

Aku kembali mengecek tiket pemberian Nara di atas meja. Pameran akan diselenggarakan jam sepuluh pagi---dua jam dari sekarang. Maka, mau tidak mau aku harus beranjak dari depan laptop, dan bersiap-siap menuju ke sana. Siapa tahu aku bisa mendapatkan inspirasi.

Setelah merapikan rambutku sebentar, aku memastikan tidak ada barang-barang yang tertinggal. Termasuk mengecek kompor dan air dalam keadaan aman sebelum aku meninggalkan apartemen. Lalu menuju halte bus terdekat, sebagai sarana menuju museum.

Kiranya perjalanan memakan waktu sekitar lima puluh menit---lebih lama dari waktu yang aku perkirakan. Sebab, tidak hanya bus transportasi yang aku gunakan, aku juga harus beralih menaiki kereta bawah tanah dan berjalan kaki beberapa meter untuk sampai ke tempat tujuanku sekarang; Lotte World Tower.

Gedung pencakar langit yang memiliki 123 lantai itu menyediakan berbagai fasilitas mulai dari apartemen, pusat perbelanjaan, perkantoran, pameran seni, hingga pusat hiburan. Sangat cocok dijadikan destinasi wisata dari berbagai penjuru.

Untuk tempat pamerannya sendiri berada di lantai tujuh. Lantas, aku dengan pengunjung lain---yang juga ingin ke sana---menaiki lift yang sama.

Keluar dari lift, aku menyusuri lorong yang jauhnya beberapa meter sebelum tiba di pintu masuk museumnya. Terlihat bagaimana ramainya suasana di sana, menandakan tingginya antusias pengunjung yang ingin menikmati karya para seniman. Tidak hanya dari kalangan penikmat seni, orang awam sepertiku turut hadir meramaikan.

"Nara!" aku memanggil temanku yang tengah berbincang dengan seseorang di dekat pintu masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nara!" aku memanggil temanku yang tengah berbincang dengan seseorang di dekat pintu masuk.

Nara menoleh, dan langsung menghampiriku. "Akhirnya kau datang!"

"Anggap saja aku sedang mencari inspirasi,"

Nara tertawa. "Kalau begitu, nikmati waktumu di sini. Karena aku harus mengurus beberapa hal dulu. Tidak apa-apa, kan, kalau aku tinggal?"

GoodBye, Oppa! || Oneshoot SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang