15. 2 JANUARI 2019

17 12 0
                                    

"nak. Anterin Mama hari ini boleh?"

"ke mana Ma?"

"ke rumah Eline. Kan Mama belum main ke situ. Ajak Naya biar rame."

(Aku langsung berjalan ke kamar untuk siap siap).

1 Januari 2019 lebih tepatnya selasa kemarin, Aku dan Naya baru saja mengunjungi Eline. Hari pertama yang tidak akan Aku lupa. Berawal dari mesin mobil mati, sensor mobil menyala tanpa sebab, belatung di pegal gas, sampai wanita berbaju merah yang melintas entah dari mana. Sambutan itu bukan sambutan yang baik untuk Kami. Terlalu banyak hal aneh tiba-tiba terjadi. Padahal sudah sangat lama hidupku tenang tanpa gangguan dari hal aneh seperti itu. dan hari ini? Hari ini Kami harus kembali ke rumah Eline karena Ibuku yang menginginkannya.

"ya halo nyet. Kata Mama Lo kudu siap siap sekarang, cepet." Ucapku menelepon.

"emang kenapa?"

"mau kerumah Eline. Buruan siap siap gih. Lo disuruh Mama ikut."

"Lo yakin? Kemarin aja banyak hal gak masuk akal lho sepanjang jalan." Ucap Naya bernada cemas.

"yakin. Buruan siap siap."

"okelah. Lo jemput kesini atau Gue kesana?"

"Gue jemput aja entar. Panas kalau Lo harus kesini."

Itu adalah percakapan Aku dan Naya sesaat sebelum firasatku berubah. Entah kenapa, Aku yang awalnya senang dan santai, tiba-tiba merasa kayak ada yang berdesus di leher Ku. Sesuatu yang membuat ku dingin dan gelisah.

Ibuku datang dari lantai tiga. Menyuruhku untuk segera berangkat ke tempat Eline. Di satu sisi Aku sebenernya bahagia karena sepupuku bisa tinggal di Indonesia. namun di sisi lain, Aku juga tak tau apa yang sebenarnya terjadi padanya. Karena ini baru hari kedua dia ada di Indonesia dan sudah begini hal buruk yang terjadi di sekelilingnya. Seperti ada tembok besar yang membatasi antara rumah yang Eline beli dan sekitarnya. Atau mungkin bukan pasal rumahnya, tetapi orangnya. Mungkin ada yang menempel pada Eline.

Sepanjang perjalanan untuk menjemput Naya, semua baik-baik saja. Namun, setelah semua itu selesai dan Kami berbelok ke arah rumah Eline, tiba-tiba semua mulai berubah. Hawa nya dingin, angin kencang sekali, namun tak nampak awan mendung yang menandakan hujan akan turun. Sebenarnya tidak ada masalah untuk itu, karena itu wajar wajar saja. Tapi, semuanya tidak make senses bagiku. Kenapa hal itu hanya terasa olehku. Saat Aku bertanya pada Ibuku dan Naya, mereka semua tidak merasakan apapun. Semua normal katanya.

Sepanjang perjalan ke tempat Eline, tidak ada apapun yang terjadi. Tidak ada gangguan seperti apa yang terjadi padaku dan Naya kemarin. Jarak antara mobilku dan rumah Eline tidak terlalu jauh saat itu. entah Aku yang kurang fokus atau memang adanya begitu. Aku melihat ada seseorang yang berdiri di samping Eline. Seorang kakek tua yang berpakaian serba hitam dan sama sekali tidak melihat ke arah Kami (ketika Eline melihat Kami datang).

"hemm... itu siapa ya Ma yang di samping Eline?" tanyaku.

"mana? Gak ada siapa-siapa. Eline doang loh itu."

"Lo liat gak nyet? Itu loh ada kakek-kakek di samping Eline. Pake pakaian hitam. Gue gak bohong serius dah."

"enggak ada lho. Jangan nakutin napa. Cukup kemarin aja Gue takutan pas kesini." Jawab Naya.

(Ibuku melirik ke arah Naya).

"emang kemarin Kalian kenapa Nak? Bryant nakutin Kamu?"

"nanti Bryant ceritain pas di rumah Eline."

Sebenarnya, hanya 1 atau 2 menit saja untuk Kami sampai di tempat Eline. Dan entah apa yang terjadi kembali pada mesin mobil, tiba-tiba mobil ku mati. Karena tidak ingin semua menunggu, Aku meminta Ibuku dan Naya untuk berjalan sedikit ke rumah Eline dan Aku akan melihat kendala apa yang terjadi pada mesin mobil. Jujur, setiap kali ingin berpergian kemana pun, Aku selalu meminta montir untuk datang kerumah dan mengecek kondisi mobil. Dan sebelumnya (sebelum Eline pindah) tidak ada apapun yang terjadi pada mobilku. Bahkan setelah Eline pindah pun, kondisi mobil ku tidak akan semudah ini untuk mati mesin.

TRY TO COME BACK HOME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang